Gania Anjasmara, ialah putri tunggal dari pasangan Arya Anjasmara dan Miranda. Di usianya yang baru menginjak usia 3 tahun, Gania harus kehilangan sang Mama untuk selama-lamanya. Kini 15 tahun telah berlalu, Gania telah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik dan tangguh pastinya karena sejak kecil ia hanya hidup berdua bersama Papanya. Terkadang ia juga dititipkan dirumah Neneknya karena Papanya sibuk bekerja. Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Penasaran? Simak terus ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delatama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang sekolah
Tiba-tiba terlihat seseorang turun dari mobil. Orang itu mendekat ke tempat dimana Gania berada.
"ada apa ini Om?" ucap lelaki itu sambil melepas kacamata hitamnya
"loh Gibran?" ucap Polisi itu
Seketika Gania menengok ke belakang dan benar saja itu adalah Gibran anak Om Surya.
"ini loh Gi, anak-anak ini ngga tertib lalu lintas. Masa iya naik motor ngga pakai helm" jelas Polisi
Gania dan Rere hanya tertunduk dengan penuh rasa malu.
"hahaha berapa biaya tilangnya Om? Biar Gibran yang nebus"
"hah? maksudnya?" Polisi itu merasa bingung
"Gania sini" ucap Gibran sambil melambaikan tangan, lalu Gania berjalan mendekati Gibran.
"ini Gania Om, putri Om Arya yang kemarin ikut ke acaraku. Jadi berapa biayanya?"
"oh pantesan Om kayak pernah lihat. Ya sudah ngga jadi Om tilang. Lain kali kalau mau naik motor jangan lupa pakai helm ya" ucap Polisi
"hah ngga jadi Pak?" Rere pun bersorak senang
"Gania ngga dijemput?" tanya Gibran kepada Gania
"ngga tahu kak"
"yaudah temen Gania pulang aja dulu, Gania biar pulang sama Kakak" Gibran menyuruh Rere pulang
"oh oke kak. Makasih ya kak"
"iya sama-sama"
Akhirnya Rere pulang duluan meninggalkan Gania di pos Polisi bersama Gibran.
"ayo pulang, Kakak anterin"
"Gania mau telfon Papa aja kak, makasih" Gania menolak ajakan Gibran untuk diantar pulang. Ia menelpon Papa Arya berkali-kali tapi tidak aja jawaban.
"gimana? ngga mau? yaudah Kakak mau pergi duluan"
"masih banyak ojol kok" jawab Gania santai
"ini kan mendung Ga, bentar lagi hujan. Ayo buruan pulang bareng aku aja" Gibran tetap memaksa
"yaudah iya" Akhirnya mereka pulang bersama.
20 menit kemudian
"Anjasmara Home's"
Setelah sampai di rumah, Gania langsung turun dari mobil Gibran
"makasih kak" lalu berbalik
"eh tamu ngga disuruh masuk nih?"
"heuuhh!" Gania mengendus kesal
"silakan masuk" ucap Gania kesal
Gibran pun berjalan di belakang Gania, ia melihati tubuh mungil Gania dan merasa gemas ingin memeluknya. Dari dalam rumah, terlihat Papa Arya yang menyapa putrinya
"Gania?"
"Gania kenapa ngga dijemput sih Pa?" Gania kesal dan berlalu begitu saja melewati Papa Arya, ia langsung naik ke atas
"loh Gibran? kok bisa sama Gania?" tanya Papa Arya
"hehe iya Om, tadi ketemu Gania dijalan terus Gibran ajak pulang bareng" jawab Gibran
"wah wah terimakasih ya. Mari masuk dulu"
"maaf Om tapi saya harus ke kantor dulu hehe" jawab Gibran
"wah maaf ya merepotkan, beruntung Gania bertemu kamu Gi, kalau tidak pasti dia akan merajuk seminggu"
"heheh engga repot kok Om. Ya sudah saya kembali dulu ya Om" Gibran pamit
"oh ya sudah, hati-hati dijalan ya. Kapan-kapan main lagi kesini"
"siap Om"
Kemudian Gibran masuk mobil dan meninggalkan istana mewah Papa Arya.
Papa Arya yang tahu putrinya sedang merajuk pun segera menyusulnya ke kamar.
*tok tok*
"Gania, Papa masuk ya?" ucap Papa, namun tidak ada jawaban dari Gania.
Papa Arya pun membuka pintu
"ohh lagi pakai headset ternyata"
"Gania" panggil Papa sambil mengelus rambut Gania
"hmmm" kemudian Gania melepas headsetnya
"kamu marah ya gara-gara ngga dijemput?" tanya Papa, namun lagi-lagi Gania hanya diam
"maaf ya tadi Pak Sopir telat, tapi kan Gania bisa pulang sama Kak Gibran. Kak Gibran baik loh mau nganterin Gania pulang" ucap Papa namun Gania tetap saja membisu
"ayo makan siang dulu" ajak Papa
"Papa makan aja dulu, Gania belum lapar"
"hmm Gania kan belum makan. Mau makan diluar sama Papa?"
Dan Gania akhirnya mengangguk.
Lebih real dalam penyampaian bagaimana pasutri menyikapi suatu pernikahan dan perkembangan anak
semoga novel selanjutnya tetap menarik ya Thor..tidak terjebak dg gaya novel lainnya yg terlalu ekstrim, banyak pelakor, mertua jahat, suami kejam dsb😘😘
go...semangat