Gandari adalah gadis desa yang menjadi sebatangkara karena ibunya telah meninggal dunia, namun ia dinikahkan dengan Prama~ seorang anak juragan tanah didesa Waringin. padahal keduanya masih sangat muda pada saat itu..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni ambar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menginap
Beberapa minggu kemudian..
Setelah drama dan cerita berlangsung secara dramatis.. Prama pun benar-benar menikahi Felicya seperti apa yang diinginkan gadis itu. Tapi sayang, dihari pernikahan yang biasanya didambakan setiap pasangan, Prama justru terus terlihat murung. Apalagi dengan wajahnya yang kini tampak babak belur dan badan yang terasa sakit sebab dipukuli oleh pamannya Feli.
Sebab tentu tidak mudah jalannya.. Setelah menjelaskan tentang keadaan Feli pada orangtuanya di luar kota, tentu membuat orangtua Feli datang ke desa Waringin dan memarahi Prama habis-habisan. Apalagi setelah tau bahwa Prama sudah beristri tentu membuat orangtua Feli tidak mau anaknya menikah dan menyuruh menggugurkan kandungannya saja..
Tapi Feli yang sudah terlanjur bucin tentu menolak tegas usulan orangtuanya dan memilih tetap menikah saja..
Lalu beginilah jadinya.. setelah acara selesai, orangtua Feli langsung kembali ke kota karena pekerjaan yang tak bisa ditinggal lebih lama. Sementara Prama memutuskan untuk hiatus dulu dari perfilm-an dan hanya ingin menetap didesanya dulu sampai hatinya menginginkan untuk kembali ke kota
Kini hari semakin gelap..
Feli masuk kedalam kamar menyusul Prama yang sedari tadi berdiam diri dikamarnya
"Pram!!" seru Feli memanggil Prama
Tapi Prama hanya acuh dan tetap menatap jendela tanpa menoleh kearah wanita itu
"Prama.. Aku manggil kamu loh!!" imbuh Feli kesal
"Ck! Apasih? Tinggal ngomong doang apa susahnya sih? Harus ya dijawab dulu baru ngomong?" timpal Prama ketus sembari bangun dari duduknya dan menatap nyalang pada Feli
Feli pun mengepalkan tangannya dengan erat karena kesal akan tatapan nyalang Prama
"Kamu kenapa sih dari tadi, hah? Harusnya ini hari bahagia kita loh.. Tapi kamu murung terus!! Gak bisa acting dikit apa pura pura bahagia gitu? Hah?" tanya Feli kesal
Prama pun tersenyum kecut pada Feli
"Males banget harus pura-pura bahagia segala! Ngapain emang? Toh orang-orang tau kok kalo aku nikahin kamu karena terpaksa!!" timpal Prama acuh dan langsung pergi meninggalkan Felicya sendiri
"Prama.. PRAMAAAA!" Teriak Feli karena Prama terus berjalan keluar tanpa melihat lagi ke belakang.. Seketika Feli pun langsung ambruk ke ranjang dengan nafas yang tersengal-sengal.. ia pun menatap nanar pada ranjang yang ia duduki sekarang.. Tiba-tiba terlintas bayangan saat ia mendengar desahan kenikmatan Gandari bersama Prama didalam kamar ini..
"huaaaaaahhhh" teriak Feli yang langsung mengacak-acak sprei berwarna ungu bercorak bunga-bunga itu..
Ia pun langsung menangis sejadinya. Namun tiba-tiba *tok..tok* seseorang mengetuk pintu kamar dan langsung membukanya karena tidak dikunci
Feli hanya bisa menatap orang itu yang ternyata adalah Lastri
"Kenapa kamu teriak-teriak, hah?" tanya Lastri sembari berkacak pinggang. Kebetulan ia memang berpapasan dengan Prama diluar.. Padahal ia berniat mengantarkan makan malam untuk mereka, tapi malah mendengar teriakan Feli diluar..
Feli hanya menatap jengkel pada Lastri dan langsung bangun dari duduknya dan segera menghapus air matanya
Lastri pun melihat sekelilingnya yang dirasa begitu acak-acakan ditambah mata Feli yang sembab seperti habis menangis
Lastripun langsung tersenyum sinis seketika karena tau kalau Feli pasti sedang merasa tertekan akan sesuatu
"Haha.. Terbayang kan? Ini belum seberapa!! Kamu pikir kamu bisa menggantikan Gandari dihati Prama? Apalagi rumah ini yang tentunya semuanya tentang Gandari.. Kamu pikir.."
"Stop! Berhenti ibu mertua.. Kenapa anda terus menyebut nama wanita itu? Aku benar-benar muak mendengarnya!!" sela Feli yang sudah merasa kesal dan muak.
"Ah.. Haha.. Maaf ya, maaf.. Saya lupa kamu lagi hamil.. Sudahlah, saya akan menyuruh pelayan saya buat beresin kamar kamu.. Makan ini.. Saya tidak peduli sama kamu sih sebenernya, tapi karena didalam perutmu ada anaknya si Prama.. Ya berarti saya harus kasih kamu makan dong!!" desis Lastri terkekeh sembari menyimpan nampan berisi makanan pada Feli
"Bawa lagi saja.. saya tidak nafsu!!" jawab Feli acuh
"Dih gayamu itu.. Yasudah terserah, saya simpan makanannya disini!! Kalau makan syukur, nggak juga gapapa.. Paling kalo bayimu kenapa-napa apalagi sampe.. Aah amit-amit ya, siap-siap aja dicerein si Prama!!" ujar Lastri acuh sembari pergi keluar kamar
"aaaaahhhhhh" Feli merasa prustasi.. Sebab seharian ini ia terus mendengar nama Gandari terus. Apalagi mertuanya lebih pro pada Gandari ketimbang dirinya.. Alhasil ia pun langsung makan sampai habis tak tersisa karena takut bayinya kenapa-napa
****
Sementara Prama langsung datang ke pondok Bagja yang berada dibelakang rumah Juragan Darsa. Ia langsung tidur disamping Bagja yang baru saja terlelap
"Ja, aku nginep disini ya!" ujar Prama sembari menarik selimut Bagja
"Ah.. Naon sih maneh beut kadieu anying!! (Ah.. Apasih kamu malah kesini anjir!!)" ujar Bagja geram sembari menarik kembali selimutnya
"Urang mondok heula sapeutingmah! Hoream aing diditumah (Aku nginep dulu semalam! Aku malas disana)" jawab Prama
"Males? Kamu teh g*la apa ya? Masa pengantin baru tidurnya sama aku?" ujar Bagja yang langsung bangun dari tidurnya, namun Prama hanya berbaring dan menutup wajahnya dengan bantalnya
Tiba-tiba Prama langsung melempar bantal Bagja ke pojokan
"Bantal kamu bau jigong anjir!!" desis Prama meledek Bagja, sontak DUAGHHH.. Bagja langsung menendang Prama hingga laki-laki itu jatuh ke bawah ranjang
"Aaakkkhhh! Bagja.. Sia wani ka aing, hah? (Bagja, kamu berani sama aku, hah)" bentak Prama kesal
"Hahahah.. Ampun bos ampun!! aneh aja atuh masa kamu malah tidur disini ditempat saya yang rakyat jelata ini.. Mending dirumah bapak kamu atuh biar lebih nyaman!!" saran Bagja
"Nggak ah, males!! Maunya sama kamu aja!" desis Prama kembali tiduran diranjang Bagja
"Deuhhh.. Merinding Pram!! Hiiiiyyy" timpal Bagja yang langsung mengusap kulitnya
"hahaha" Prama hanya terkekeh dibuatnya.
Mereka pun tidur bersama seperti saat waktu kecil.. Mereka memang saling membelakangi, tapi keduanya larut dalam pikiran masing-masing..
Seketika, suasanapun menjadi hening..
"Ja.." lirih Prama
"hm?" seru Bagja pelan
"Menurutmu.. Dia sedang apa?" tanya Prama
"Siapa?"
"Gandari!!" jawab Prama
Deg! Padahal Bagja juga sedang memikirkan Gandari..
"Entahlah.. Kenapa aku harus memikirkannya?" jawab Bagja pura-pura acuh dan tak peduli
"Aku.. Merindukannya!! Tapi aku sadar diri karena telah menyakitinya.. Kuharap dia akan selalu baik-baik saja dimanapun!!" lirih Prama dengan mata yang sudah berkaca-kaca
Bagja pun merubah posisinya dan menatap langit-langit kamarnya yang masih memakai bilik bambu
"Sekarang baru nyesel, kan? Kemarin kemana aja kamu? Tapi apapun yang terjadi, semoga kalian bisa bahagia dengan kehidupan kalian masing-masing aja" ujar Bagja
"tapi jujur aku belum siap kalau seandainya dia punya pasangan baru!!" timpal Prama merasa takut
"Serakah itu namanya!! Kamu gak mau dia sama orang lain, tapi sama kamu malah disia-siain!!" imbuh Bagja menyindir
Prama pun langsung menutupi wajahnya dengan selimut karena merasa tertampar dengan ucapan Bagja
"Berisik ja berisik!! now, we are sleeping okay!!"
"ngomong naon maneh jir? (bicara apa kamu jir?"
"Berisik aaah!! Tidur.. Tidurrrr!!" ujar Prama menutup wajahnya dengan selimut
Bagja pun kembali membelakangi Prama dan kembali teringat akan Gandari..
"Nyi.. Apa aku boleh memikirkanmu?" gumamnya dalam hati.. Ia pun langsung terlelap tidur