Bumi serasa akan runtuh menerpa Kirana ketika dia mengetahui fakta bahwa Bryan, suaminya, ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maudy.
Tak tebersit sedikitpun dalam benak Kirana kalau sahabatnya itu akan menjadi duri dalam rumah tangganya.
Sepuluh tahun menikah dengan Bryan kini diambang kehancuran. Tidak sudi rasanya Kirana berbagi suami dengan wanita lain apalagi wanita itu adalah sahabatnya sendiri hingga dia memutuskan untuk bercerai.
Lantas, bagaimana Kirana menghadapi hidupnya setelah berpisah dengan Bryan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Kalung Dan Liontin
Menggunakan kaos tampa lengan dibalut cardigan dan rok denim selutut, Grace melangkah masuk ke gerai sebuah toko perhiasan tempat Bryan membeli perhiasan yang diduga diberikan untuk wanita simpanannya itu.
Rizal sengaja memberikan tugas itu kepada istrinya karena di antara orang terdekatnya, hanya Grace yang mengerti tentang barang-barang mewah.
"Selamat siang, Mbak. Cari apa, Mbak?"
Grace, wanita berusia dua puluh dua tahun itu disapa oleh pegawai toko perhiasan yang menyambutnya.
"Saya mau bertemu dengan bos kamu," jawab Grace mengatakan ingin bertemu langsung dengan pemilik toko perhiasan yang ia kunjungi saat ini.
Pegawai itu memperhatikan penampilan Grace dari ujung rambut sampai ujung sepatu sneaker yang dikenakan Grace. Tampilan Grace yang seperti gadis remaja, membuat Grace tidak meyakinkan akan membeli perhiasan di sana. Itulah yang ada dalam pikiran pegawai toko perhiasan yang menyambut Grace.
"Maaf, Mbak, ada perlu apa mencari bos saya? Mungkin bisa saya handle dulu." Tentu saja pegawai toko perhiasan tak bisa seenaknya saja mempersilakan tamu yang tidak ia kenal bertemu dengan atasannya.
"Yang bisa bantu saya hanya bos kamu. Sudah cepat kasih tahu Tante Rose kalau Grace Renata datang ingin bertemu." Grace kesal karena pegawai toko itu terkesan menahannya bertemu dengan pemilik toko perhiasan tersebut.
"Hai, Mbak Grace. Apa kabar? Baru mampir ke sini lagi, ya?" Seorang pegawainya menyapa Grace, karena mengenali Grace. Bahkan langsung mendekati dan menyambut Grace.
"Hai, Mbak. Aku mau ketemu Tante Rose, dong." Grace membalas sapaan pegawai toko yang menyapanya tadi.
"Oh, duduk dulu, Mbak. Nanti saya memberitahu Ibu Rose dulu." Pegawai toko yang mengenali Grace kemudian meninggalkan Grace untuk melaporkan kedatangan Grace pada bosnya.
Grace berjalan menuju sofa sembari menunggu Rose keluar menemuinya. Sedangkan pegawai yang tadi mencurigai Grace mengekor di belakang Grace.
"Maaf, Mbak. Saya nggak tahu kalau Mbak kenal Ibu Rose." Antara rasa bersalah dan khawatir ditegur atasannya karena menghalang-halangi Grace bertemu dengan Rose, dia langsung meminta maaf pada Grace.
"Hmmm ..." Hanya itu respon dari Grace. Dia justru asyik memainkan ponsel di tangannya.
Disambut ketus Grace, pegawai toko itu akhirnya meninggalkan Grace dan melanjutkan pekerjaannya.
Lima menit menunggu akhirnya seorang wanita paruh baya berwajah oriental keluar menghampiri Grace.
"Halo, Grace. Ke mana saja baru kelihatan lagi?" Rose menyapa Grace dan melakukan gerakan cipika-cipiki.
"Hai, Tan. Baik, Tan, Alhamdulillah ..." balas Grace.
"Mama kamu apa kabar? Masih di Jerman?" Rose menanyakan kabar Agatha, mama dari Grace.
"Iya, Tan. Sibuk bantu urus perusahaan papa," jawab Grace.
"Oh ya, mau lihat koleksi perhiasan terbaru, Grace? Koleksinya cantik-cantik, lho." Rose menawarkan koleksi terbaru dari tokonya pada Grace.
"Sebenarnya aku ke sini karena ingin minta bantuan Tante Rose." Grace menjelaskan pada Rose maksud tujuannya datang ke tempat itu.
"Bantuan apa, Grace? Kita ngobrol di dalam saja, yuk!" Rose membawa Grace masuk ke ruangannya dan melanjutkan perbincangan mereka di sana.
Sesampainya di ruangan Rose, Grace menceritakan informasi yang ia butuhkan dari Rose. Tentang Rizal yang mendapatkan tugas menangani sebuah kasus dugaan perselingkuhan suami kliennya yang kebetulan membeli perhiasan di toko Rose.
"Kalau boleh tahu, barang yang dibeli itu apa ya, Tan? Soalnya mencurigakan banget, istrinya nggak menerima perhiasan tersebut dari suaminya," ungkap Grace.
"Sebentar Tante suruh pegawai Tante cek dulu." Rose lalu memanggil salah seorang pegawainya untuk mengecek nota pembelian di tanggal yang tercetak di billing credit card senilai lima puluh delapan juta seratus tiga puluh lima ribu rupiah.
Tak sampai sepuluh menit, akhirnya Grace mendapatkan informasi barang yang dibeli Bryan yang ternyata sebuah kalung dan liontin.
"Apa perhiasan ini masih ready barangnya, Tan?" tanya Grace setelah melihat gambar perhiasan itu dari nota pembelian. Grace berpikir siapa tahu itu bisa bermanfaat dalam penyelidikan kasus perselingkuhan Bryan.
"Sebentar Tante cek dulu." Rose lalu melakukan pengecekan stok perhiasan tersebut. "Untuk model itu masih ada, mau lihat barangnya?" Rose menawarkan.
"Boleh Tante, aku mau lihat dulu," sahut Grace kemudian.
***
Klik
Kirana menoleh ke arah ponselnya yang ia letakan di atas meja ketika mendengar notif pesan masuk di alat komunikasinya itu. Dia menemukan nomor tak dikenal mengirimkan sebuah pesan gambar padanya.
Entah siapa yang mengirim? Kirana juga belum mengetahuinya, hingga akhirnya ia mengklik gambar masuk itu.
Keningnya seketika mengeryit melihat sebuah foto perhiasan berupa kalung lengkap dengan liontin yang dikirimkan oleh nomor asing itu.
"Hai, Mbak Kirana. Ini aku Grace. Aku baru mencari info ke toko perhiasan tempat suami Mbak membeli perhiasan Ternyata barang yang dibeli oleh suami Mbak itu, kalung dan liontin seperti gambar yang aku kirim tadi."
Pesan itu menerangkan kalau yang mengirim chat ke nomor Kirana adalah Grace. Kirana tak menduga kalau Grace ikut turun tangan menyelidiki kasusnya. Padahal dia ingat, bagaimana sikap Grace awalnya ketus terhadapnya.
Kirana lalu menatap dan mengamati perhiasan digambar yang Grace kirim. Dia merasa sangat familiar dengan perhiasan tersebut. Tapi dia lupa, dia melihat gimana? Dan siapa yang memiliki perhiasan itu?
Kirana menghela nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Perhiasan itu terlihat sangat indah. Seandainya itu diberikan Bryan untuknya, dia pasti sangat bahagia. Sayangnya Brian membelikan perhiasan itu bukan untuknya. Lalu, siapa wanita yang dianggap Bryan pantas untuk menerima perhiasan tersebut? Kirana semakin penasaran.
Hatinya semakin terasa tercubit, menyadari ternyata wanita yang disembunyikan Bryan lebih berharga di mata Bryan dibandingkan dirinya.
"Oke, Mbak Grace makasih infonya." Kirana mengetik pesan balasan mengucapkan terima kasih atas bantuan Grace yang sudah menyelidiki soal perhiasan yang diberikan Bryan untuk seseorang yang masih menjadi misteri.
"Apa mbak yakin nggak pernah melihat perhiasan tersebut dipakai oleh keluarga suami Mbak?" tanya Grace menyelidiki.
"Nggak, Mbak. Saya nggak pernah melihat keluarga dari suami saya memakai perhiasan itu. Tapi, saya merasa familiar dengan perhiasan itu, cuma saya nggak ingat di mana lihatnya," ungkap Kirana.
"Oke, Mbak. Coba Mbak ingat-ingat lagi, siapa tahu bisa jadi petunjuk," balas Grace kembali.
"Oke, Mbak. Nanti coba saya ingat-ingat dulu. Thanks ya, Mbak, untuk infonya." Kirana mengakhiri percakapan chat dengan Grace.
Netranya terus memperhatikan foto perhiasan sambil mengingat-ingat di mana dia melihatnya.
Klik
Kembali notif pesan masuk terdengar. Kirana pikir itu pesan masuk dari Grace, ternyata Sandra yang mengiriminya pesan.
"Na, bagaimana perkembangan penyelidikan detektif yang kamu sewa? Sudah kelihatan hasilnya belum?" Sepertinya Sandra pun merasa penasaran dengan perkembangan kasus perselingkuhan Bryan.
Kirana belum sempat menceritakan tentang penemuan transaksi pembelian perhiasan pada Sandra. Sehingga ia langsung mengirimkan foto yang ia dapat dari Grace pada Sandra.
"Mas Bryan membeli perhiasan ini, San. Aku nggak tahu perhiasan ini dia beli untuk siapa? Tapi harganya cukup mahal, lima puluh delapan juta. Awalnya aku cek billing tagihan credit card-nya dan menemukan transaksi yang mencurigakan. Aku kasih info itu ke Pak Vito dan setelah dicek ke toko perhiasannya, akhirnya dapat juga gambar perhiasan yang dibeli Mas Bryan." Kirana menceritakan panjang lebar tentang kelakuan suaminya pada Sandra.
"Benda itu kerasa nggak asing lho, San. Tapi aku nggak ingat pernah lihat di mana?" sambung Kirana.
Status pesan yang dikirim Kirana dibaca oleh Sandra, tapi belum ada respon dari Sandra. Hingga lima menit dari pesannya terkirim, masuklah pesan balasan dari Sandra untuknya.
Sandra mengirim balasan pesan gambar pada Kirana dan Kirana pun melihat gambar pesan yang dikirim oleh Sandra. Bola matanya seketika melebar dengan mulut terbuka melihat gambar yang Sandra kirim padanya.
"Na, itu perhiasan yang sama kayak punya Maudy bukan, sih?" Pesan Sandra yang dikirim selanjutnya seketika membuat tubuh Kirana melemas dan cairan bening seketika menetes di pipinya.
*
*
*
Bersambung ....
kayanya biarpun Bryan mengemis2 minta balikan
Kirana bakalan ogah2han
selingkuh itu penyakit yah
tat udah di maafkan di kasih kesempatan ke 2 malah di belakang selingkuh lagi,,
ogah lah balikan lagi sama laki² kayak Bryan.jangan jadikan anak² sebagai alasan .mereka akan baik² saja .
ayo na pergi bawa anak2 ke tempat yg gk bryan tau,,,,
Semua sudah jelas Bryan.
Jangan persulit kalau Kirana minta cerai
Ade ga punya otak
udah di kasih istri cantik dan baik masih aja kurang,,
ga tau aja kalo di luaran sana calon janda satu ini udah di gadang2 sama pakdud