Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick, .
Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.
"Frederic, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrik.
Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?
"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.
Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebaikan Hati
Killian terdiam sejenak sedikit berfikir."Apa mungkin dia melakukan perjanjian dengan iblis?"
Grisela mengangkat sebelah alisnya. Benar saja, dalam novel Killian adalah seseorang yang gila akan kekuatan dan kekuasaan. Bersama dengan Riel, memperluas pengaruh mereka. Bahkan menyingkirkan bangsawan yang mencoba menentang nya.
Benar-benar villain yang keji. Tapi, sayangnya memiliki wajah yang begitu manis di masa kecil. Begitu imut, hingga tangan Grisela bergerak hendak menarik pipinya. Tapi, tidak jadi, Grisela hendak menurunkan jemari tangannya.
Killian malah bergerak, memegang pergelangan tangan Grisela, untuk membelai pelan pipinya."Aku bahagia..." sepasang kupu-kupu yang semakin bersinar. Seiring dengan kata-kata yang terucap dari Killian.
***
Letak ibukota yang jauh, mungkin badai salju juga penyebabnya. Utusan dari istana untuk menjemput putra mahkota belum sampai.
Tapi.
Suara kereta terdengar, lebih tepatnya kereta kuda milik Duchess yang entah kenapa kembali lebih awal. Memakai gaun berwarna pink, membawa seorang anak perempuan bersamanya.
"Dimana Killian?" Tanya Matilda pada sang butler.
"Tuan muda, kelihatannya kondisinya semakin memburuk, karena itu lebih sering berada dalam kamar. Selain itu putra mahkota juga ada." Sang butler menunduk.
"Putra mahkota? Bagaimana dua orang anak kecil bisa menyambut yang mulia." Duchess menghela napas.
"Beliau datang tanpa pemberitahuan. Ini karena monster yang tiba-tiba muncul di pegunungan. Hanya menunggu orang dari istana untuk menjemput." Jawab butler, tapi sama sekali tidak membuat Matilda puas.
Plak!
Satu tamparan dilayangkannya pada sang butler."Seharusnya kamu menjaga martabat keluarga Duke Frederic dengan memberikan yang terbaik. Melakukan pesta penyambutan tidak buruk juga."
"Bibi..." Ivone Igrone, sedikit menarik gaun bibinya.
"Ivone sayang, sungguh jodoh atau kebetulan putra mahkota ada di sini. Nanti setelah berkenalan dengan Killian kamu bisa berkenalan langsung dengan putra mahkota." Ucap Duchess Matilda Frederick penuh senyuman.
Ivone Ignore merupakan anak dari adik Matilda. Viscount Ignore, membawa keponakan ke tempat ini sebagai anak angkat, itulah yang akan dilakukannya sebagai langkah pertama. Setelah Killian tersingkir maka, posisinya masih aman, hingga Duke William Frederic, bersedia menghabiskan malam bersamanya, untuk menggantikan posisi Killian yang kosong nantinya.
Sebuah rencana yang sempurna bukan?
Melangkah penuh keanggunan, menuju area lebih dalam. Tepatnya di gazebo, tempat sang putra mahkota berada saat ini.
"Saya memberi hormat pada matahari kecil kekaisaran." Ucap sang Duchess, diikuti oleh Ivone.
Tapi bagaikan tidak dipedulikan, putra mahkota malah tertawa, mendengar entah apa yang diucapkan oleh Grisela.
"Aku serius yang mulia putra mahkota sendiri yang salah!" Grisela menggerutu.
"Aku tidak salah, seorang gadis kecil pergi seorang diri ke dapur larut malam, sudah pasti untuk melakukan hal aneh bukan?" Putra mahkota tersenyum mengejek, menikmati tehnya.
"Grisela hanya membuat sup untukku." Killian menahan senyumannya, mengingat Grisela yang selalu menginap di kamarnya.
Sang putra mahkota menghela napas, kembali mengingat anak perempuan ini yang tidak mau membuatkan sup untuknya.
"Kami melakukan pertemuan rahasia di dapur." Ucap putra mahkota sombong dengan perbuatan tercela.
"Siapa yang bilang pertemuan rahasia, kamu bukannya mengatakan kita masih kecil." Grisela berusaha tersenyum.
Prang!
Suara gelas pecah terdengar, Killian yang mer*m*snya hingga pecah."Maaf! Aku tidak tau, gelasnya begitu rapuh." Ucap Killian tidak sengaja sedikit menggunakan mananya.
"Apa tanganmu terluka?" Tanya Grisela cemas.
"Aku baik-baik saja, tolong suapi tanganku sakit." Keluh Killian.
"Biar aku yang menyuapimu!" Ucap putra mahkota memaksa makanan masuk ke dalam mulut Killian.
"Anda sangat menikmati waktu yang mulia. Saya senang menyambut anda di tempat ini. Maaf atas ketidak sopanan Duke muda (Killian) dan Duchess muda (Grisela)." Matilda duduk tanpa permisi, bersama dengan Ivone di sampingnya. Seorang anak yang benar-benar cantik seperti boneka, berusia 10 tahun.
"Duchess, sebaiknya anda belajar etika terlebih dahulu. Bertemu keluarga kaisar bukannya memberi salam tapi langsung duduk." Putra mahkota meminum tehnya terlihat tenang dan anggun tapi menusuk.
"Maaf, tapi kami sudah memberikan salam beberapa saat yang lalu." Duchess berusaha tersenyum, harus benar-benar berhati-hati dengan anak ini (putra mahkota).
"Aku tidak mendengarnya. Apa itu sebuah salam, jika pihak yang menerima tidak mendengarnya." Benar-benar putra mahkota yang memiliki lidah tajam dan memiliki kekuasaan.
Putra mahkota menghela napas memang lebih gampang berhadapan dengan lawan mudah. Seperti Duchess saat ini. Tidak dapat menjawab sama sekali. Berbeda dengan seseorang yang bahkan lebih tajam (Grisela) dapat membantah kata-kata putra mahkota dengan sopan.
Duchess mengepalkan tangannya tetap berusaha tersenyum, bangkit dari kursi bersama keponakannya.
"Hamba memberi salam pada matahari kecil kekaisaran." Ucapnya mengangkat sedikit ujung roknya.
"Pada akhirnya bisa bersikap sopan, walaupun terpaksa." Benar seperti rumor, walaupun baru berusia 10 tahun, putra mahkota bukanlah orang yang mudah.
Pelayan datang, mengeluarkan dua set cangkir lagi untuk Duchess, keponakannya.
"Yang mulia, perkenalkan ini keponakanku Ivone Igrone. Putri dari viscount Igrone." Ucap Duchess pelan.
Ivone tersenyum anggun."Putra mahkota pasti lebih menyukai teh dari benua timur. Kebetulan seikat dagang keluarga kami mengeluarkan produk terbaru. Aku harap putra mahkota dapat mampir ke mansion kami di ibukota."
"Aku tidak tertarik, aku lebih tertarik dengan teh ini apa yang Duke muda---" Kalimat putra mahkota disela.
"Aku menambahkan sedikit daun mint." Killian berusaha tersenyum.
"Nah! Bagaimana jika Ivone menemani putra mahkota berkeliling kastil." Ucap Duchess berusaha akrab.
"Tapi rasa-rasanya orang luar tidak akan mengenal kastil Duke Fredrick sebaik Duke dan Duchess muda. Jika memaksakan ini seperti menjual seorang lady. Apa ketika ketika dewasa nanti berharap menjadi selir? Tidak mungkin ingin memanjat sebagai permaisuri bukan?" Tanya Putra mahkota.
"Putra mahkota, perkataan anda agak---" Kalimat Duchess terhenti, kala mendengar tawa putra mahkota.
"Aku hanya bercanda! Bercanda! Killian, ibumu terlalu serius." Putra mahkota kembali meminum tehnya.
Sedangkan Grisela mengangkat salah satu alisnya. Dirinya hanya Duchess muda, statusnya lebih rendah dari ibu mertuanya. Killian juga tidak memiliki kekuasaan. Tapi orang ini berbeda, bagitu bebas berucap.
Terkadang Grisela berimajinasi, jika memiliki status setinggi putra mahkota, akan menyiram Duchess menggunakan teh. Tapi tidak! Selagi umur mereka masih muda, memang memerlukan pilar seperti putra mahkota untuk melindungi diri.
"Iya...ibu terlalu serius." Killian tersenyum pelan dengan wajah pucat.
Sedangkan Grisela, mengambilkan kue untuk Duchess. Meletakkannya di hadapan sang ibu mertua dan Ivone."Benar! Duchess begitu serius. Putra mahkota hanya bercanda."
Duchess berusaha ikut tertawa, walaupun dalam hatinya benar-benar kesal. Mengapa putra mahkota tiba-tiba melindungi kedua bocah ini?
"Duchess, aku menyayangimu seperti ibu kandungku, karena itu rose cake ini aku buat sendiri. Sesuai resep rose cake yang dulu Duchess buatkan untukku." Wajah Grisela tersenyum cerah.
Duchess mengernyitkan keningnya. Rose cake? Ini sebuah lelucon bukan. Mengepalkan tangannya, menerimanya atau tidak. Apa bocah ini meletakkan racun didalamnya?
"Aku begitu merindukan pengasuhku, setiap melihat rose cake..." Kalimat pelan yang diucapkan Killian, benar-benar berarti ancaman pembunuhan.
makanya killian menghancurkan istana kerajaan.
lugunya annete sampai tdk mengetahui adiknya sendiri serakah sejak kecil dari pertama muncul digubuk bertemu grisella dan killian