Petualangan seorang pemuda tampan melaksanakan tugas dari sang guru gaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menggoda Asep
Bima tidak langsung menuju rumah ia naik dulu ke gunung sulah dari sisi lain, baru ia akan turun ke perguruan NAGA HIJAU, ia memakai topeng nya
" Hiaat "
" Brak ..".
Batu di depan perguruan belah terkena pukulan Bima. Para murid yang mendengar keributan pada keluar.
" hei, ada masalah apa kenapa kamu membuat keributan di sini!!" Tegur Aldo yang keluar dari dalam aula perguruan
" panggil pemimpin mu, aku ingin bertanding dengannya " Bima menyamarkan suaranya " bila ada yang mampu di antara kalian memecah batu seperti ku boleh juga untuk maju" tantang nya kemudian.
Aldo mengepalkan tangannya
"Brak"
Batu yang hampir sama pecah berhamburan di pukul aldo
" apakah aku memenuhi syarat??" Tanya Aldo, " kita duel di dalam ada arena di sana " tantang balik Aldo.
Bima mengikuti Aldo menuju arena pertarungan, Bima tersenyum melihat perubahan yang lebih baik dalam perguruan.
Bima dan Aldo kini berhadapan di atas arena
Hiaaat,
Aldo menyerang dengan jurus NAGA HIJAU ke lima, yang menyerang bagian bawah. Bima hanya diam saja dengan Ajian Lembu Sekilan ia melindungi tubuhnya
" Blaaar"
" Bugh, "
Aldo yang menyerang tetapi ia juga yang terpental. Sedangkan Bima tetap berdiri dengan tangan di belakang seakan meremehkan lawannya
Berita ada yang membuat keributan di perguruan membuat semua warga dan murid berkumpul di aula
" kamu bukanlah lawan ku, panggil yang lain " ucap Bima santai. Aldo masih berusaha melawan
" sebelum aku mati aku tak akan meninggalkan arena" tegas Aldo ia kembali mengumpulkan seluruh tenaga dalamnya
Dan bersiap menyerang Bima lagi
" tunggu "
tiba tiba satu suara mencegah, Bima menoleh ke asal suara, di lihatnya asep berjalan cepat , ia tergetar saat melihat Intan dan Ibunya ada di belakang Asep.
" Aldo turun, biar aku yang menghadapi nya " ucap Asep, ia melihat sekilas dan tampak familiar dengan potongan sosok di depannya, tapi karena Bima sekarang berambut panjang dan memakai topeng ia tak mengenali nya. Intan rada curiga dengan penampilan si pembuat onar, karena penampilan ini persis seperti Bima yang datang di alam bawah sadarnya. Ia mengeluarkan liontin jiwa Bima, benar saja liontin itu bersinar lembut, berarti yang di depannya Bima, Intan sebenarnya ingin langsung menemui tapi ia menunggu dulu apa yang akan Bima lakukan
"Hiiiaat"
"Bleegarrr,"
Di atas arena asep dan Bima sudah beberapa kali berada pukulan, Bima sengaja tak mengeluarkan jurus hanya menangkis dan membalikkan serangan Asep saja , melihat Asep yang terduduk terbawa tenaga serangan nya. Intan maju dan naik ke atas arena mengejutkan semua orang karena mereka tahu walau istri sang guru Intan tidak bisa silat
" guru jangan naik bahaya" cegah Ical , intan hanya melambaikan tangannya. Ia membantu dan menyuruh turun Isep, lalu ia menghadapi si pembuat onar,
" apa kamu mau melawan dan memukul ku sayang ?" Tanya Intan sambil mendekat
Semua yang di bawah terkejut.
Intan mendekat dan menjewer si pembuat onar yang diam tak berkutik.
" pulang bukannya ke rumah malah membuat onar di perguruan sendiri, ayo lepas topeng nya" ucap Intan kesal, Bima nyengir dan melepas topeng nya
" Guruuu"
serentak para murid menjerit kaget dan senang
" lepas dulu sayang, ga enak di lihat murid?" Pinta Bima memelas
" biarin , siapa suruh iseng dan melukai murid sendiri " balas intan
Asep dan Aldo yang mendengar ucapan Intan langsung mengaduh dan memegang perut
" Eh ' Bima bingung melihat asep dan aldo, perasaan dia hanya menangkis tangan dan kaki kok pada sakit perut
" tuch lihat Asep dan Aldo kesakitan " seru Intan, Bima baru mengerti bila Asep dan Aldo sengaja berpura-pura sakit agar ia di marahi Intan.
" he he he laki-laki segitu udah sakit mah potong lagi aja burung nya" sindir Bima, Asep dan Aldo langsung berdiri mendengar menyuruhnya memotong burung mpritnya
" ga sakit kok , ga kerasa tadi mah" ucap Asep yang di sambut tawa semua warga dan murid, Intan baru mengerti kalau tadi Asep dan Aldo hanya pura-pura sakit, ia melepas jeweran nya,
Bima memeluk Intan sebentar,
" Ayo turun aku belum menemui ibu" ajak Bima, Intan mengaguk
Bima memeluk sang ibu,
" maafin Bima bu" ucapnya dia pun menyalami mertua dan semua warga di sana.
" semuanya " teriak Bima lantang
" aku meminta maaf aku lakukan ini semua karena aku ingin melihat perkembangan perguruan, besok kita berkumpul di aula, sekarang aku ingin beristirahat dulu,dan kepulangan ku aku harap di rahasiakan dahulu, sekian dan terimakasih" ucap Bima kemudian
" baik guru" serentak semua murid menjawab Bima.
Setelah berbincang bincang dengan sang ibu dan mertuanya Bima pamit beristirahat.
Karena rasa kangen begitu sampai kamar Intan langsung memeluk Bima dan nemplok bagai koala. Di belai nya rambut indah Intan,
" maaf ya sayang, " ucap Bima tulus" aku membuat mu menderita selama ini" Intan tidak menjawab tapi dengan penuh nafsu ia mulai menciumi Bima, Bima membawanya ke ranjang, ia membalas tiap sentuhan yang di berikan intan
"Aaaaach," intan mendesis saat tangan Bima bermain di gunung kembarnya, tak mau kalah tangannya membuka celana Bima dan memegang tongkat Bima yang di rindukan nya
Esssst,
Intan makin menggelinjang saat tangan Bima pindah ke sawahnya, sedangkan gunung kembarnya kini di mainkan oleh mulut Bima.
Sayaaang " desah intan tak kuat menahan rangsangan yang di lakukan Bima, Bima perlahan mengarahkan tongkatnya pada sawah intan yang sudah becek
Bleeesh
Aaaaach " intan melenguh saat tongkat Bima memasuki sawahnya, ia mencoba mengimbangi dengan menggoyang pinggul nya , membuat tongkat Bima merasa di urut nikmat,
Intan sudah berkali-kali mencapai puncak nya, tapi Bima masih tetap perkasa sudah berbagai gaya yang di lakukan pasangan itu , kini Bima memacu intan dari belakang terasa racun nya akan segera keluar Bima mempercepat gerakan pinggul nya
" aaaaach " Bima menekan makin dalam tongkatnya saat racunnya keluar mendapat semburan hangat intan mengejang
Oh aaaaach " untuk kesekian kalinya intan melepas puncaknya, ia terkulai lemas, Bima berbaring di sisi intan dan memeluk dengan penuh kasih sayang
" makasih yah sayang" ucap tulus Bima sambil mengecup kening intan, ia pun tertidur dengan intan di pelukan nya.
Pagi hari Bima, mengumpulkan murid muridnya di aula, rencananya Bima akan memelihara beberapa murid yang sudah tinggi tenaga dalamnya untuk menurunkan ilmu Kencono Agni dan ilmu Tameng Wojo.
Bima memilih Aldo ,Ical , Heri dan Ikkbal untuk berlatih ilmu Kencono Agni, sudah pasti Asep juga , nanti setelah mereka berhasil mengusai ilmu itu mereka akan meneruskan pada murid murid yang lain yang sudah mencapai tingkat tenaga dalam tertentu, dan tentu saja itu di sambut dengan bahagia oleh mereka, dan menjadi penyemangat bagi yang lain agar dengan cepat bisa menaikkan tingkat tenaga dalam agar bisa ikut mempelajari ilmu ilmu yang lebih tinggi