Kisah perjalanan pernikahan Kaluna dan Nathan yang harus kandas karena sebuah kesalahpahaman yang di sebabkan oleh adik Nathan yang tidak menyukai Kaluna menjadi bagian keluarga mereka.
Tiga tahun kemudian saat Kaluna mendapat pekerjaan saat itu ia harus berurusan kembali dengan keluarga mantan suaminya.
Bagaimana lanjutan kisah Kaluna dan Nathan apakah mereka akan rujuk kembali ataukah mereka menemukan tambatan hati yang lain. Jangan lupa ikuti kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itz_zara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Satu
Malam hari yang sedikit gerimis ini keluarga Nathan sedang melakukan makan malam. Setelah tadi papa dan adik ipar Nathan telah sampai disini. Makan malam ini di isi dengan celotehan Athan dan juga adik sepupu nya.
Suasana makan malam di rumah Nathan terasa hangat dan menyenangkan. Athan dan adik sepupunya, yang masih kecil dan penuh energi, terus berbicara dan tertawa, membuat suasana menjadi lebih ceria. Papa Nathan dan adik iparnya juga ikut bergabung dalam percakapan, berbagi cerita dan pengalaman mereka. Nathan sendiri tersenyum dan menikmati suasana keluarga yang hangat dan bahagia. Ibu Nathan juga tersenyum dan mengawasi anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Suasana makan malam ini benar-benar terasa seperti sebuah momen yang spesial dan berharga bagi keluarga Nathan.
"Bagaimana hari mu Nathan?" Tanya ayah Jordan.
"Biasa saja pah, papah sendiri gimana perusahaan aman?" Tanya balik Nathan.
"Aman pastinya,"
"Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Tapi papah lebih khawatir tentang kamu, Nathan. Apakah kamu sudah menemukan ibu baru untuk Athan?" Tanya papa Jordan yang membuat suasana dingin.
"Tidak ada pah," jawab Nathan bohong, padahal aslinya dia sudah menikah lagi dengan Kaluna.
Suasana di meja makan menjadi sedikit tegang setelah pertanyaan papa Jordan. Athan yang masih kecil tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi dia bisa merasakan perubahan suasana. Ibu Nathan memandang Nathan dengan ekspresi yang sedikit senang dengan pertanyaan suaminya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Nathan merasa tidak nyaman dan berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan.
"Pah, bagaimana perjalanan papah hari ini?" tanyanya berusaha untuk mengalihkan perhatian.
Papa Jordan memandang Nathan dengan ekspresi yang sedikit curiga, tapi dia tidak mengejar topik tentang ibu baru untuk Athan.
"Perjalanan papa hari ini cukup lancar, nak," jawabnya.
"Tapi papa sedikit lelah karena macet di jalan."
"Kalau kamu gimana ris pekerjaannya lancar?" Tanya Nathan pada adik iparnya.
"Alhamdulillah lancar bang," jawab adik ipar Nathan yang bernama Haris.
"Tapi karena baru dapat proyek baru di kantor jadi sekarang cukup sibuk," sambung adik ipar Nathan.
Mama Saras memandang menantunya dengan senyuman bangga di wajahnya.
"Itu bagus sekali, Haris."
Haris tersenyum dan mengucapkan terima kasih, merasa bangga dan dihargai oleh keluarganya. Suasana di meja makan kembali menjadi hangat dan menyenangkan, dengan semua orang berbagi cerita dan pengalaman mereka.
Di dapur Kaluna sedang makan malam bersama bu Tati. Ia makan dengan tenang begitu juga dengan bu Tati. Suasana di dapur terasa hangat dan nyaman, dengan Kaluna dan bu Tati makan malam bersama. Mereka berdua tidak banyak berbicara, tapi terasa ada kehangatan dan keakraban di antara mereka. Kaluna sesekali memandang bu Tati dengan senyum, dan bu Tati juga membalasnya dengan senyum yang sama. Mereka berdua terlihat sangat nyaman dan bahagia dalam kesempatan makan malam bersama ini.
*****
Setalah makan malam tadi, kini keluarga Nathan berkumpul di ruang tengah. Suasana di ruang tengah terasa hangat dan menyenangkan, dengan keluarga Nathan berkumpul dan berbincang-bincang. Papa Jordan dan mama Saras duduk di sofa, sementara Nathan dan adik iparnya, Haris, duduk di kursi. Athan dan adik sepupunya yang masih kecil, berlari-lari di sekitar ruangan, tertawa dan bermain dengan mainannya. Suasana keluarga yang hangat dan bahagia terasa sangat nyaman dan menyenangkan.
Tiba-tiba, Athan berlari ke arah Nathan dan memeluk kakinya.
"Ayah, aku ingin main dengan mba!" Kata Athan dengan semangat menyebut Kaluna.
Nathan yang mendengar permintaan Athan itu terdiam begitu juga dengan mama Saras dan juga Alea. Papa Jordan dan Haris yang tidak tau apa-apa itu bingung melihatnya.
"Mba?" Tanya papa Jordan.
"Kaluna," jawab lirih mama Saras.
Papa Jordan terlihat terkejut dan bingung.
"Kaluna? Kenapa bisa?"
"Kaluna, siapa Kaluna?" Haris juga terlihat penasaran dan bertanya.
Nathan masih terdiam, tidak menjawab pertanyaan mereka. Mama Saras mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan, tapi papa Jordan terus bertanya.
"Nathan, apa yang terjadi? Kenapa bisa Kaluna di panggil mbak sama Athan?"
Suasana di ruang tengah menjadi tegang dan tidak nyaman, dengan semua orang menunggu jawaban Nathan.
Nathan akhirnya membuka mulutnya, tapi suaranya terdengar lirih dan tidak pasti.
"Ya karena Kaluna bekerja jadi pembantu disini," jawab Nathan tidak yakin.
Nathan berhenti sejenak, seolah-olah mencari kata-kata yang tepat.
"Suster Athan sedang cuti jadi Kaluna yang menggantikan." Sambung Nathan.
Suasana di ruang tengah menjadi semakin tegang dan tidak nyaman, papa Jordan juga tak percaya dengab jawaban Nathan.
"Kenapa bisa Kaluna di panggil mba, sedangkan dia adalah mama kandung Athan, Nathan," teriak papa Jordan tak terima jika mantan menantunya di buat seperti itu.
"Kenapa si mas, lagi pula bener kan Kaluna cuma pembantu disini," kata mama Saras.
"Diem mah, Kaluna itu mantan menantu kita, ibu kandung Nathan, gak sepantasnya Athan memanggil dia mba," tegas papa Jordan.
Suasana di ruang tengah semakin panas dan tidak nyaman, dengan papa Jordan yang semakin marah dan tidak terima. Nathan terlihat semakin tidak nyaman dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Mama Saras mencoba untuk menenangkan papa Jordan, tapi dia tetap tidak terima dengan jawaban Nathan.
"Nathan, kamu harus jujur pada Athan bahwa Kaluna mama kandungnya," kata papa Jordan dengan nada yang tegas.
"Kamu tidak bisa hanya berbohong dan menyembunyikan kebenaran dari Athan"
Athan yang masih memeluk kaki Nathan, memandang ke atas dengan wajah yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
Athan memandang Nathan dengan mata yang besar dan tidak mengerti
"Ayah, apa yang terjadi? Kenapa opa marah?"
Nathan terlihat semakin tidak nyaman dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dia tidak ingin menyakiti Athan dengan kebenaran yang sulit, tapi dia juga tidak bisa terus berbohong. Papa Jordan memandang Nathan dengan ekspresi yang tegas.
Nathan berjongkok untuk menyamakan tinggi nya dengan Athan.
"Opa tidak marah sayang, opa hanya sedang berbicara dengan ayah. Sekarang Athan ajak main adik Athan ke kamar sana, nanti ayah susul, oke," kata Nathan pada Athan supaya Athan tidak mendengar keributan ini.
"Oke ayah," kata Athan seperti hormat.
"Yuk Aydan sama Ayrin main di kamar," ajak Athan pada kedua adik sepupunya itu.
Begitu Athan pergi dari ruang tengah, keadaan ruang tengah kembali dingin dengan papa Jordan yang terlihat marah. Alea hanya diam tidak ikut berbicara karena ia sudah takut kalau papa nya marah begitu juga dengan Haris yang tidak tahu apa-apa. Nathan hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia akan mendapatkan masalah setelah ini.