Gadis kutu buku tiba-tiba mendapatkan sistem play store yang menyatakan jika update bumi akan segera terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orpmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Demo Villager
Para villager petani mulai kembali bekerja di ladang setelah Raid berakhir. Mereka seakan tidak peduli dengan keberadaan cacing Sekar yang tengah mengawasi mereka bekerja.
Sekar memutuskan untuk melepas Avatar Cacing dan kembali menggunakan Avatar Scarlett.
Ding!
[Berhasil menyelesaikan misi harian Slither.io!]
[Mendapatkan hadiah: Potion Kenyang, Potion Dobel EXP, dan 1 Stat Poin.]
[Berhasil menyelesaikan misi harian PVZ!]
[Mendapatkan hadiah: Pot Tanaman, Pupuk Pertumbuhan, dan Benih Random.]
[Berhasil menyelesaikan misi harian Minecraft!]
[Mendapatkan hadiah: 1500 EXP, 1000 EXP, dan 5 Emerald.]
Notifikasi penyelesaian misi segera menyerang kepalanya. Sekar merasa senang dapat menyelesaikan semua misi harian dalam sekali jalan.
Sekarang, yang tersisa hanyalah melakukan login untuk menyelesaikan semua misi hari ini.
[Anda menyelesaikan login harian, mendapatkan kupon diskon 5%.]
[Berhasil menyelesaikan semua misi harian, mendapatkan Kotak Misteri level Langka.]
"Levelnya naik!"
Sebelumnya, kotak misteri yang diterima Sekar dari misi harian hanya berada di level Normal. Namun, semakin banyak misi yang ia selesaikan, level kotaknya terus meningkat.
"Mari kita lihat apa isinya kali ini," ujar Sekar, penuh rasa penasaran, lalu segera membuka kotak misteri tersebut.
Kemarin, ia mendapatkan Seed Maker, alat yang sangat bermanfaat untuk pertaniannya. Kali ini, Sekar berharap mendapat sesuatu yang lebih baik karena kotaknya sudah naik level.
Ding!
[Anda mendapatkan kartu Balloon.]
"Balloon?" Sekar tertegun melihat hadiah yang ia dapat.
Awalnya, ia mengira hanya akan mendapatkan balon biasa. Namun, saat melihat lebih jelas, Sekar berteriak kegirangan karena ternyata hadiah tersebut adalah pasukan Balloon dari Clash of Clans.
"Karena berbentuk kartu, ini lebih mirip dengan Clash Royale, ya?" Sekar mencoba menebak asal pasukan tersebut. "Ah, tak masalah. Keduanya toh dari pengembang yang sama."
Sekar pun melempar kartu Balloon itu, dan dari tempat kartu jatuh, muncul sebuah balon udara yang dikemudikan oleh skeleton.
Ia mencoba menaiki Balloon tersebut dan berkata, "Ini menyenangkan," sambil menikmati angin yang berembus di ketinggian.
Walaupun Balloon itu tidak bisa membawanya terlalu tinggi, ia tetap merasa puas dengan pengalaman tersebut.
Dari ketinggian sekitar 150 meter, Sekar dapat melihat letak Pillager Outpost yang tersembunyi di tengah hutan.
Selain itu, ia juga tidak perlu lagi memanjat menara untuk menuju Taman Matahari, tempat ia menanam Sunflower dan Sun Shroom.
Ketika sampai di taman, Sekar mendapati bahwa Sun Shroom sudah tumbuh lebih besar, sementara biji bunga matahari juga siap untuk dipanen.
Pertumbuhan Sun Shroom adalah kabar baik karena kini tanaman itu bisa menghasilkan energi matahari lebih banyak.
Setelah memanen biji bunga matahari, Sekar juga memukul kepala jamur bercahaya agar sporanya bisa menyebar. Ia bahkan menambahkan lahan baru untuk menanam lebih banyak jamur matahari, penasaran dengan rasa jamur tersebut.
"Oh iya, aku masih punya benih yang belum ditanam," Sekar teringat pada dua benih acak yang ia dapat dari misi harian PVZ.
Setelah menanam kedua benih tersebut dan memberinya pupuk, ia kembali turun ke tanah menggunakan Balloon dengan perasaan gembira.
Selanjutnya dia berniat menjual hasil pertanian, tambang dan rampasan perang, dua tidak sabar melihat hasil dari kerja kerasnya hari ini.
***
"Brraaaaiinn..." Seekor zombie berjalan mondar-mandir di dekat ladang.
Tiba-tiba, sebuah bunga dengan kelopak bergerigi layaknya gigi piranha tumbuh di dekatnya.
Hap! Bunga itu langsung melahap zombie tersebut dan mengunyahnya.
Chomper, salah satu pasukan tanaman dari PVZ, memiliki kemampuan untuk mengalahkan zombie atau monster mob lainnya dalam satu serangan instan. Kemampuan ini sangat kuat, namun memiliki kelemahan berupa cooldown yang cukup lama.
"Itu yang ketiga. Sekarang tersisa 47 zombie lagi," gumam Sekar, yang sedang menjalankan misi utama PVZ. Untuk membuka tanaman baru, ia harus mengalahkan 50 zombie menggunakan Chomper.
"Ini akan memakan waktu," pikirnya. Karena tidak ingin membuang banyak waktu, Sekar memilih untuk menanam Chomper di dalam hutan, berharap ada zombie yang masuk ke dalam jebakan tersebut.
Setelah menanam 20 Chomper, Sekar kembali ke desa. Sambil menaiki Balloon, ia memanfaatkan waktu di perjalanan untuk memilah material yang akan dijual dengan bantuan sistem.
Di dalam inventori, Sekar melihat dua Totem of Undying yang ia dapatkan setelah memenangkan Raid.
Totem of Undying adalah item yang sangat berharga karena mampu menyelamatkan pemiliknya dari kematian. Karena efeknya yang luar biasa, Sekar penasaran dengan harga jual item ini.
[2.000.000 poin]
Sekar terdiam mendengar jawaban sistem tentang harga Totem of Undying.
"Aku kaya...," ucapnya dengan senyuman yang perlahan melebar, merasa sangat beruntung.
Raid yang awalnya dianggap sebagai ancaman kini menjadi peluang emas. Sekar bahkan tidak sabar untuk menghadapi Raid berikutnya.
Dari hasil penjualan material tambang dan hasil pertanian hari ini, Sekar berhasil mendapatkan 7 juta poin. Jumlah itu cukup untuk membeli berbagai aplikasi yang sudah lama ia inginkan.
"Aku juga perlu mencari tempat persembunyian yang lebih layak," pikirnya.
Sekar tidak melupakan kenyataan bahwa kiamat akan segera datang. Meskipun tempat persembunyiannya di stasiun kereta masih cukup aman, ia ingin menemukan tempat yang lebih terjamin keamanannya.
"Uwaaa... Setelah memiliki uang, aku pasti akan jadi manusia boros," keluh Sekar sambil tertawa kecil. Ia lalu menggunakan 7 juta poin yang baru saja didapat untuk membeli berbagai aplikasi.
***
Ding!
[Membeli aplikasi Makeup Salon]
[Membeli aplikasi Bank Saku]
Menghabiskan 500 ribu poin, Sekar membeli dua aplikasi yang ia butuhkan untuk menunjang aktivitasnya di dunia nyata.
Aplikasi Makeup Salon memungkinkannya untuk merias wajah, membuat penampilan Avatar Scarlett menjadi jauh berbeda. Sementara aplikasi Bank Saku memudahkan Sekar menukarkan uang tanpa perlu pergi ke bank secara langsung.
Meskipun sebelumnya ia menganggap aplikasi ini tidak penting karena uang akan kehilangan nilai setelah dunia kiamat, Sekar akhirnya memutuskan untuk membelinya demi mempersiapkan tempat persembunyian yang lebih aman.
"Aku juga harus menimbun banyak barang dan makanan sebelum bencana besar terjadi," gumamnya.
Sekar kemudian menukarkan seratus ribu poin menjadi Dinar, yang jika dikonversi ke Rupiah, menghasilkan saldo di rekeningnya mencapai triliunan rupiah.
"Uwaa... Apa aku bakal dipenjara 6,5 tahun karena punya uang sebanyak ini? Hahaha!" canda Sekar sambil membayangkan kekayaan barunya. Dengan uang sebesar itu, ia merasa seperti kebal hukum di suatu negara.
Setelah beberapa saat, Balloon yang ia tumpangi akhirnya sampai di desa. Namun, pemandangan yang menyambut Sekar membuatnya bingung. Para Villager mengadakan demo besar-besaran di depan ladang.
"The heck! Apa-apaan ini? Kenapa mereka demo? Bukannya aku sudah nggak merampok rumah mereka lagi?" Sekar bertanya-tanya.
Begitu turun dari Balloon, seorang Villager mendekatinya sambil berbicara dalam bahasa yang tidak dimengerti Sekar. Merasa kesal, ia memutuskan untuk membeli aplikasi Duolingo agar bisa menerjemahkan bahasa para Villager.
Ding!
[Membeli aplikasi Duolingo]
"Ugh... Ini mahal," keluh Sekar. Ia ingin menangis karena harus menghabiskan 1,5 juta poin hanya untuk memahami perkataan para Villager.
Namun, begitu aplikasi diaktifkan, Sekar akhirnya dapat memahami isi tuntutan mereka.
"Nasi goreng!"
"Nasi goreng!"
"Kami mau nasi goreng!"
"Beri kami nasi goreng!"
Sekar melongo mendengar tuntutan para Villager.
"Wahai Pahlawan, kami memohon agar Anda segera membuka restoran nasi goreng. Jika tidak, kami akan mengusir Anda dari desa kami!" ujar seorang Villager yang tampak seperti pemimpin para demonstran.
Ternyata, para Villager yang selama ini hanya makan roti dan sup sayuran hambar menjadi tergila-gila dengan nasi goreng buatan Sekar, makanan kaya rasa dan rempah yang tidak pernah mereka coba sebelumnya.
Urat di kening Sekar mulai menonjol. Ia sangat marah karena telah menghabiskan 1,5 juta poin hanya untuk mendengarkan permintaan konyol ini.
Sesaat, Sekar berpikir untuk memperbudak para Villager agar mengganti kerugian yang ia alami. Namun, mengingat betapa pentingnya mereka untuk perekonomian Minecraft dan sumber emerald yang sangat menguntungkan, ia mencoba menenangkan diri.
"Aku nggak punya waktu untuk jadi juru masak. Sistem, ada saran?" tanyanya dengan nada frustrasi.
[Hmm... Bagaimana kalau Anda membeli game idle bertema memasak?]
Sekar terdiam, berpikir sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk menuruti keinginan para Villager.