Saat Sora membuka mata, dia terkejut. Dia terbangun di sebuah hutan rindang dan gelap. Ia berjalan berusaha mencari jalan keluar, tapi dia malah melihat sebuah mata berwarna merah di kegelapan. Sora pun berlari menghindarinya.
Disaat Sora sudah mulai kelelahan, dia melihat sesosok pria yang berdiri membelakanginya. "Tolong aku!" tanpa sadar Sora meminta bantuannya.
Pria itu membalikkan badannya, membuat Sora lebih terkejut. Pria itu juga memiliki mata berwarna merah.
Sora mendorongnya menjauh, tapi Pria itu menarik tangannya membuat Sora tidak bisa kabur.
"Lepaskan aku." Sora terus memberontak, tapi pegangan pria itu sangat erat.
"Kau adalah milikku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bbyys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Festival Gifu
Dedaunan pohon pinus sudah menguning kecoklatan, daunnya berserakan dimana-mana, serta udaranya yang mulai dingin.
Sudah memasuki pertengahan musim gugur, semua orang mulai memakai pakaian yang sedikit lebih tebal.
Setelah kejadian kemarin, Ashley pergi entah kemana bersama Izek. Sora menjadi menganggur lagi.
"Sora!" Aldrich memanggilnya saat hendak ingin pergi ke perpustakaan.
"Kau mau ke perpustakaan?" tanya Aldrich.
"Iya. Kau mau kemana?" tanya Sora, Dia melihatnya berpakaian rapi dengan kemeja dan vest. Biasanya ia selalu memakai pakaian yang lebih simpel untuk berlatih.
"Aku ingin kembali ke rumahku." sahut Aldrich. "Akan ada acara disana. Aku disuruh kembali oleh keluargaku."
"Kapan kau akan kembali?"
"Kenapa? Apa kau takut rindu padaku?"
Ledeknya.
"Mana mungkin!" Sora mengalihkan pandangannya. "Kepedean." ejek Sora balik.
"2 hari lagi aku akan kembali." jawab Aldrich dengan suara lembut. "Saat itu akan ada festival musim gugur di kota. Kau mau ke sana bersamaku?"
"Festival musim gugur?"
Sora baru menyadarinya, di camp para pelayan memasang banyak lampion di setiap bangunan. Suasananya juga lebih berisik dari biasanya.
"Pada festival itu, semua pelayan ataupun prajurit dibebas tugaskan dan diizinkan untuk mengikuti festival."
"Festival seperti apa?" ucap Sora.
"Nama festivalnya adalah festival Gifu, festival yang ditunjukan untuk mensyukuri hasil panen yang melimpah." urainya. "Disana akan ada banyak stand makanan, ada yang menjual pernak-pernik bahkan ada pertunjukannya juga." jelas Aldrich.
"Sepertinya menarik." Sora jadi teringat, dia pernah menghadiri festival seperti itu. Dengan memakai kimono yang cantik bersama teman-teman sekolahnya dulu.
"Bagaimana? kau mau?"
Sora terdiam. Saat ini Ashley sedang tidak ada di camp. Jika dia tak izin darinya apa tak apa. Sora sangat bingung, dia sangat ingin melihatnya.
"Sora?" Panggil Aldrich menunggu jawaban.
"Iya. Aku mau." jawab Sora.
Festival seperti ini jarang-jarang bisa melihatnya. Jika Ashley kembali sebelum itu, dia akan meminta izinnya. Jika tidak, Sora akan berpura-pura tak pernah kesana, ia tidak akan tahu.
2 hari pun berlalu, sesuai janji Sora dan Aldrich akan melihat festival di kota. Sora memakai pakaian baru yang sengaja dia beli untuk bepergian. Baju terusan berwarna coklat muda dengan bordir bunga di bawahnya.
Aldrich menunggu Sora di depan gerbang. la memakai kemeja simpel dengan celana panjang berwarna hitam serta memakai jubah.
Meskipun ia memakai baju yang sama dengan pakaian yang biasa dipakai rakyat biasa. Tapi, karena rambut emasnya ia tetap terlalu mencolok.
Sora menarik jubahnya dan menutupi kepalanya itu, mengikat erat-erat jubahnya. "Kau terlalu menarik perhatian." ujar Sora.
Aldrich hanya tersenyum, ia memasangkan jubah yang sama kepada Sora dan menutupi kepalanya juga. "Kau juga terlalu menarik perhatian, akan jadi masalah jika perhatian orang-orang hanya tertuju kepadamu." timpalnya.
"Tuan." Seseorang datang membawa seekor kuda yang sudah dipasang pelana dan tali kekangnya.
"Apa kita akan naik kuda ini?" tanya Sora.
Kuda besar berwarna coklat, kudanya sangat tinggi.
"Jika jatuh dari atas kuda, itu pasti akan sangat sakit." ungkap Sora. Dia merasa takut.
"Tak perlu khawatir, aku itu penunggang kuda yang baik. Kau tidak akan jatuh." ujar Aldrich, tapi Sora tetap merasa takut.
"Semua kereta kudanya sudah dipakai pelayan lain, yang tersisa hanya kuda ini. Akan memakan waktu lama jika kita berjalan kaki ke sana." jelas Aldrich.
Sora tidak bisa menolaknya lagi, Aldrich menggendongnya naik ke atas kuda. Terlalu tinggi dan menakutkan. Aldrich naik di belakangnya, menarik tali kekang.
"Duduk yang tegak, jika tidak punggungmu akan sakit."
Sora mengikuti kata-kata Aldrich, meluruskan punggungnya. Punggungnya menempel ke dada Aldrich. Sora bisa mendengar suara detak jantungnya.
"Ayo, kita berangkat." Kudanya mulai berjalan, awalnya hanya jalan kecil lama kelamaan ia berlari kencang. Angin dingin berhembus mengenai wajah Sora. Dia melihat pemandangan yang berbeda. Ternyata naik kuda itu tidak menakutkan seperti perkiraannya.
Sora suka pemandangan sekitar yang jadi terlihat luas, serta angin yang menerpa mukanya rasanya sangat sejuk.
Mereka melewati hutan pinus, kudanya terus berlari hingga tiba di gerbang kota.
Sora melihat kota yang tampak sangat ramai daripada biasanya. Orang-orang membawa lentera ditangan mereka. Wajah ceria tampak di wajah mereka.
Aldrich menitipkan kudanya di tempat penitipan. "Ayo!" Ia menarik tangan Sora. Berjalan menelusuri jalanan. Banyak gerai kecil digelar di sepanjang jalan. Ada yang menjual makanan, pernak-pernik, perhiasan bahkan lampion dengan berbagai bentuk.
Jalanannya dihiasi dengan cantik. Lentera warna warni dipasang disepanjang jalan.
"Ayo lihat kesana." Aldrich kembali menarik Sora ke sebuah gerai yang menjual perhiasan yag terbuat dari kaca.
Meski terbuat dari kaca tapi kaca itu dipoles dengan baik hingga terlihat seperti batu permata sesungguhnya.
"Sepertinya yang ini cocok untukmu." Aldrich menunjukan sebuah gelang dengan hiasan batu berwarna biru yang dibentuk seperti bunga. "Warnanya sama dengan warna matamu. Cantik, gelangnya cantik."
"Iya, sangat cantik." Sora mencarikan gelang yang cocok untuk Aldrich juga. Pandangannya tertuju kepada sebuah gelang dengan hiasan batu hitam dan emas. "Gelang ini juga cocok untukmu." tunjuk Sora.
"Pak, kami beli yang ini ya." Aldrich mengeluarkan beberapa koin perak dan membayarnya.
Aldrich memasangkan gelang yang ia pilih di lengan Sora. "Lain kali aku akan memberikanmu gelang yang lebih cantik lagi."
"Gelang ini juga cantik, aku suka." ucap Sora sambil melihat gelang ditangannya.
"Ayo lihat yang lain." ajak Aldrich tersenyum bahagia.
Mereka kembali berkeliling. Semakin malam, kota itu semakin ramai. Sora melihat ada sebuah pertunjukan yang ramai dikunjungi orang.
"Ayo lihat itu." ajak Sora.
Dramanya telah dimulai, ceritanya menceritakan tentang hubungan sepasang kekasih yang saling mencintai tapi tidak bisa memiliki, mereka terus berjuang di kehidupan selanjutnya dan kembali mencintainya lagi.
Membuat semuanya tersentuh dengan kisah perjuangan cinta sepasang kekasih itu. Semua orang terpikat dengan bakat akting dari para pemain.
"Pemeran utamanya sangat cantik, ya." ucap Sora dengan mata berbinar.
"Iya. Cantik." sahut Aldrich, tapi pandangannya tidak tertuju kepada pemain teater. Melainkan tertuju kepada Sora. Kedua mata mereka saling beradu, mata biru yang sangat menenangkan.
"Yang aku tanya itu pemainnya bukan aku." Sora memukul kepala Aldrich.
"Iya. Cantik kok." Pandangan Aldrich kembali melihat ke arah pemain teater.
Sesungguhnya, dia merasa malu ketika Aldrich memandanginya dan memanggilnya cantik. Entah mengapa membuat jantungnya berdetak kencang, mungkin saat ini mukanya sudah memerah.
"Ceritanya sangat bagus ya." ungkap Sora. Dia merasa puas dapat menonton pertunjukan itu meskipun tempatnya sangat ramai.
Hari mulai larut, Sora dan Aldrich terus menulusuri jalanan. Menikmati festival dengan bahagia nya. Mencicipi berbagai makanan yang enak serta membeli lampion untuk di hanyutkan disungai.
Itu adalah hari terbaik yang pernah Sora alami setibanya dia di dunia ini. Dia sangat berusaha keras menyesuaikan hidupnya di dunia ini hingga membuatnya melupakan dunia aslinya.
Semua buku di perpustakaan sudah dia baca. Tapi, tidak ada petunjuk apapun tentang menjelajahi dimensi. Jadi tidak ada petunjuk tentang cara untuk kembali. Sora sudah menyerah untuk kembali dan akan lebih fokus di dunia baru ini.