NovelToon NovelToon
SEKTE KEKAISARAN ABADI

SEKTE KEKAISARAN ABADI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Axellio

Sekte Kekaisaran Abadi, yang telah berdiri selama ratusan juta tahun, dihancurkan oleh para Dewa Penguasa Galaksi karena dianggap melampaui batas yang diperbolehkan. Pemimpinnya, Taixuan Dijing, menantang langit dan memimpin perlawanan sengit, tetapi bahkan kekuatannya tak mampu menahan murka Sang Dewa Pencipta.

Dalam satu genggaman, sektenya lenyap. Dipenuhi amarah dan dendam, Taixuan Dijing bertarung hingga titik darah penghabisan sebelum akhirnya gugur. Namun, sebelum mati, ia bersumpah bahwa suatu hari nanti, bahkan langit itu sendiri akan dihancurkan.

Di luar cakupan para dewa, sesuatu pun mulai bangkit dari kehampaan…


SETIAP HARI UPDATE BAB:
- 07.00 WIB
-16. 00 WIB
-18. 00 WIB

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Axellio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31 MURID LAMA

Taixuan Dijiing melangkah keluar dari aula utama sekte. Cahaya samar dari peta Jenius Abadi masih terpampang di pikirannya—sebuah titik bercahaya yang berbeda dari yang lain.

Tidak ada petunjuk pasti tentang siapa yang ia cari, hanya satu hal yang membuatnya yakin: keberadaan ini tidak seharusnya ada di dunia ini.

Ia menutup matanya sejenak, merasakan aura yang familiar namun asing dalam waktu yang bersamaan.

“Milyaran tahun… dan kau kembali?” gumamnya, matanya bersinar dingin.

Tanpa banyak kata, ia bergerak. Ruang di sekelilingnya bergetar, dan dalam sekejap, sosoknya menghilang seperti ditelan kehampaan.

Di suatu tempat yang jauh dari Sekte Kekaisaran Abadi, seorang pemuda duduk bersila di dalam gua yang gelap. Mata tertutup rapat, napasnya stabil, tapi tubuhnya diliputi oleh tekanan yang luar biasa.

Di dalam kesadarannya, ingatan-ingatan lama mulai terbuka. Sosok berwarna emas berdiri di hadapannya, memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Kau akhirnya menemukanku, Guru…”

Saat pemuda itu membuka matanya, langit di luar gua bergemuruh.

Dan tepat pada saat itu—Taixuan Dijiing tiba.

Taixuan Dijiing melangkah keluar dari aula utama sekte. Cahaya samar dari peta Jenius Abadi masih terpampang di pikirannya—sebuah titik bercahaya yang berbeda dari yang lain.

Tidak ada petunjuk pasti tentang siapa yang ia cari, hanya satu hal yang membuatnya yakin: keberadaan ini tidak seharusnya ada di dunia ini.

Ia menutup matanya sejenak, merasakan aura yang familiar namun asing dalam waktu yang bersamaan.

“Milyaran tahun… dan kau kembali?” gumamnya, matanya bersinar dingin.

Tanpa banyak kata, ia bergerak. Ruang di sekelilingnya bergetar, dan dalam sekejap, sosoknya menghilang seperti ditelan kehampaan.

Di suatu tempat yang jauh dari Sekte Kekaisaran Abadi, seorang pemuda duduk bersila di dalam gua yang gelap. Mata tertutup rapat, napasnya stabil, tapi tubuhnya diliputi oleh tekanan yang luar biasa.

Di dalam kesadarannya, ingatan-ingatan lama mulai terbuka. Sosok berwarna emas berdiri di hadapannya, memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Kau akhirnya menemukanku, Guru…”

Saat pemuda itu membuka matanya, langit di luar gua bergemuruh.

Dan tepat pada saat itu—Taixuan Dijiing tiba.

Pemuda itu berdiri di seberang Taixuan Dijiing, aura di sekelilingnya bergejolak seperti badai yang hendak meledak. Mata mereka bertemu—saling mengenali, namun juga penuh tantangan.

“Kau masih seperti dulu,” ujar Taixuan Dijiing, suaranya datar, tapi ada sedikit nada nostalgia di dalamnya.

Pemuda itu hanya menyeringai. “Dan kau masih berpikir bisa menang dariku?”

Tak ada jawaban. Hanya satu langkah yang diambil Taixuan Dijiing—dan dalam sekejap, dunia di sekitar mereka berubah.

Tekanan luar biasa memenuhi udara. Ruang bergetar. Waktu seolah melambat.

Pemuda itu menyipitkan mata. “Hmph, kau masih menggunakan teknik itu.”

Lalu, ia mengangkat tangannya—dan sebuah ledakan kekuatan menerjang, membelah langit, menghancurkan segala yang ada di jalurnya.

Namun sebelum serangannya mencapai Taixuan Dijiing, ia menghilang.

Seketika, pemuda itu merasakan dinginnya bilah pedang yang hampir menyentuh lehernya.

“Masih belum cukup cepat,” suara Taixuan Dijiing terdengar dari belakangnya.

Pemuda itu tidak panik. Dengan satu gerakan, ia melepaskan energi yang mengguncang dimensi itu sendiri, memaksa Taixuan Dijiing mundur.

Lalu, tanpa peringatan, ia muncul tepat di depan Taixuan Dijiing—tinju berlapis energi ilahi mengarah langsung ke dada sang master sekte.

BOOM!

Ledakan terjadi. Ruang terdistorsi.

Namun, saat debu menghilang, Taixuan Dijiing berdiri di sana tanpa sedikit pun cedera.

Ia menatap pemuda itu dengan ekspresi tenang. “Masih kurang.”

Dalam sekejap, pemuda itu merasakan tekanan tak terbendung menimpa tubuhnya. Ia mencoba bergerak, tapi gravitasi di sekitarnya seolah menguncinya di tempat.

Matanya melebar. “Teknik ini… tidak mungkin.”

Taixuan Dijiing mengangkat tangannya—dan seketika, seluruh energi pemuda itu terserap ke dalam pusaran kekuatan yang tak terelakkan.

“Aku sudah bilang, kau masih keras kepala,” ujar Taixuan Dijiing, sebelum menjentikkan jarinya.

DUARR!

Pemuda itu terpental ke belakang, tubuhnya dihantam kekuatan yang bahkan dirinya tidak mampu menahannya.

Saat ia jatuh berlutut, terengah-engah, ia mengangkat wajahnya dan tertawa pelan.

“Seperti yang kuduga… kau tetap mustahil dikalahkan.”

Taixuan Dijiing mendekat, menatapnya dengan tatapan penuh arti.

“Kau siap pulang sekarang?”

Pemuda itu mengangkat alis. “Kalau aku bilang tidak?”

Senyum tipis terukir di wajah Taixuan Dijiing. “Maka aku akan menyeretmu dengan paksa.”

Dan kali ini, pemuda itu hanya tertawa kecil sebelum mengangguk.

Taixuan Dijiing mengulurkan tangannya.

Pemuda itu menatapnya sejenak, lalu menerima uluran itu.

Keduanya menghilang, kembali ke tempat mereka seharusnya berada.

Taixuan Dijiing memperhatikan pria didepannya itu , Dan tiba tiba suara sistem muncul

["Murid lama telah bereinkarnasi"]

[ Nama : Xiao Tianxing ]

[ Ranah : Alam Penguasa Puncak ]

[ Bakat : Bintang malam ]

[ Status : Murid Langsung Master Sekte, Milyaran Tahun yang lalu ]

[ Informasi : Murid mengorbankan nyawanya ketika perang Milyaran tahun yang lalu, Dan tewas ditangan Dewa Pencipta ]

Suasana hening.

Xiao Taixuan berdiri diam, tatapannya kosong, namun di balik matanya, kenangan yang terkubur dalam mulai bermunculan.

Dalam pikirannya, ia kembali ke masa itu—miliaran tahun yang lalu.

Sekte Kekaisaran Abadi masih berdiri megah di puncak dunia. Murid-muridnya tersebar di seluruh alam semesta, dihormati, ditakuti, dan tidak ada yang berani menantang kejayaan mereka.

Namun, semuanya berubah dalam satu malam.

Langit bergetar. Ruang dan waktu runtuh.

Dewa Pencipta turun.

Bukan sebagai penyelamat. Bukan sebagai pembimbing. Tapi sebagai algojo.

Sekte Kekaisaran Abadi tidak diberi kesempatan untuk melawan. Dalam sekejap, tanah mereka terbelah, gunung-gunung yang menopang sekte hancur menjadi debu. Murid-murid yang dulu berjaya, tak mampu menahan satu serangan pun.

Dan di tengah kehancuran itu…

Gurunya berdiri seorang diri.

Taixuan Dijiing menghadapi Dewa Pencipta tanpa gentar. Bahkan di ambang kehancuran, ia tetap berdiri tegak, seolah tidak mengenal ketakutan.

Namun, ia tetap kalah.

Xiao Taixuan mengingat semuanya dengan jelas. Tubuh gurunya yang penuh luka. Darah yang mengalir membanjiri tanah. Dan saat ia sendiri hampir binasa, ia dilempar ke pusaran waktu—terpisah dari segalanya, terlahir kembali di era yang berbeda.

Ia tidak mati, tapi ia kehilangan segalanya.

Dan kini, miliaran tahun kemudian, ia berdiri di hadapan gurunya lagi.

Seseorang yang seharusnya telah musnah.

Tangannya terkepal. Nafasnya berat.

"Guruku masih hidup… Tapi pembantaian itu… tidak bisa dibiarkan begitu saja."

Matanya dipenuhi kobaran tekad yang membakar.

"Dewa Pencipta… aku bersumpah akan membalaskan dendam ini!"

Mendengar murid yang paling di sayangi bersumpah untuk membalas dendam dia hanya terdiam

Xiao Taixuan menatap lurus ke arah Taixuan Dijiing, dadanya naik turun, dipenuhi oleh emosi yang telah lama terkubur.

Taixuan Dijiing, sang guru yang dulu ia kira telah musnah, kini berdiri di hadapannya. Tidak berubah. Tidak melemah. Masih memiliki aura yang sama seperti miliaran tahun yang lalu.

Namun, ada sesuatu yang berbeda.

Taixuan Dijiing tidak mengatakan sepatah kata pun. Ia hanya menatap muridnya dengan mata yang tenang, seolah sedang menilai, menunggu sesuatu.

Xiao Taixuan akhirnya membuka mulutnya, suaranya berat dan penuh ketegangan. "Guruku… apakah kau masih mengingat semuanya?"

Taixuan Dijiing tetap diam.

Melihat itu, Xiao Taixuan tertawa kecil, tapi tidak ada kegembiraan dalam tawa itu. "Jadi kau tidak akan mengatakan apa pun?"

Ia melangkah maju, aura yang tertahan selama miliaran tahun mulai melonjak liar.

"Aku pikir, jika aku bisa bertemu denganmu lagi… aku bisa menanyakan alasanmu."

Tatapan Taixuan Dijiing tetap tenang, tapi ada kilatan sesuatu di dalam matanya. Sesuatu yang sulit diartikan.

Xiao Taixuan mengertakkan giginya. "Apakah kamu tidak akan kemauan balas dendam kepada mereka yang memperlakukan hal itu?"

" Dan tidak melawan ketika para dewa menyerang".

Dalam sekejap, tekanan luar biasa meledak dari tubuhnya, membuat ruang di sekitar mereka bergetar.

Xiao Taixuan menatap gurunya dengan emosi.

Namun sebelum kekuatannya bisa sepenuhnya meledak—

"Cukup."

Satu kata, namun seluruh dunia tampak membeku.

Xiao Taixuan tersentak. Tubuhnya terasa seolah dihantam oleh tekanan tak terlihat, membuatnya sulit bernapas.

Taixuan Dijiing akhirnya bergerak. Ia melangkah maju, hanya satu langkah, namun dampaknya terasa seakan gunung-gunung runtuh.

"Kau masih sama seperti dulu, Xiao Taixuan."

Suaranya tenang, namun bergema seperti guntur di dalam kepala Xiao Taixuan.

"Penuh dengan amarah… penuh dengan kebencian…"

"Kamu masih terlalu bocah sekalii, Andaikan kamu tau aku pun akan menggulingkan dewa laknat itu dan akan ku buat hingga jatuh dunia yang paling dasar!."

"Tapi kau lupa satu hal."

Xiao Taixuan menatapnya tajam, matanya berkilat dengan amarah yang tak terbendung. "Apa yang aku lupakan?"

Taixuan Dijiing mengangkat tangannya perlahan, lalu menunjuk ke dada Xiao Taixuan.

"Kau lupa akan kebenaran yang sebenarnya."

Seketika, ingatan yang telah lama terkunci di dalam jiwa Xiao Taixuan mulai bergetar.

Dan di saat itu—

Sebuah kebenaran yang lebih besar mulai terungkap.

Xiao Taixuan terhuyung. Kepalanya terasa berat, seolah ada sesuatu yang bergejolak dalam benaknya, berusaha menerobos keluar.

Namun sebelum ia bisa memahami apa yang terjadi, Taixuan Dijiing sudah bergerak.

Dengan satu gerakan jari, kekuatan yang melampaui hukum dunia langsung menyelimuti kepala Xiao Taixuan. Cahaya keemasan samar berkedip di matanya sebelum menghilang dalam hitungan detik.

Xiao Taixuan tersentak. Matanya yang penuh amarah tiba-tiba meredup, ekspresinya menjadi kosong.

Taixuan Dijiing menatapnya dalam diam.

"Aku tidak bisa membiarkanmu mengingatnya."

Pikirannya kembali ke miliaran tahun yang lalu—

Saat Xiao Taixuan berdiri di garis depan pertarungan terakhir mereka. Saat sekte mereka dikepung oleh para dewa, yang turun langsung dari langit dengan kekuatan yang menyaingi dunia itu sendiri.

Tubuh Xiao Taixuan berlumuran darah, armor sucinya hancur, tapi dia masih menggenggam pedangnya dengan erat.

"GURU!" Suaranya bergema di medan perang. "AKU TIDAK AKAN MENINGGALKANMU!"

Namun, pada akhirnya, dia terlalu lemah.

Sekte mereka runtuh.

Para murid terbantai.

Dan Taixuan Dijiing sendiri… hancur.

Satu-satunya saksi yang melihat semuanya adalah Xiao Taixuan.

Dan sekarang, dia berdiri di hadapannya sekali lagi.

Taixuan Dijiing menarik napas dalam. Tangannya mengepal di balik jubahnya, tapi wajahnya tetap tanpa ekspresi.

"Suatu hari nanti… kau akan mengingat segalanya, Xiao Taixuan." Suaranya hampir seperti bisikan. "Tapi bukan sekarang."

Xiao Taixuan terhuyung, matanya kehilangan fokus sebelum tubuhnya ambruk. Napasnya melemah, seolah-olah jiwanya sedang berjuang melawan sesuatu yang tak terlihat.

Taixuan Dijiing menangkap tubuhnya sebelum jatuh ke tanah. Tatapannya tetap tenang, namun di balik matanya yang dalam, ada sesuatu yang tidak terungkap.

Tanpa sepatah kata pun, ia membalikkan tubuh dan melangkah ke udara. Ruang di sekelilingnya bergetar, dan dalam sekejap, keduanya telah menghilang tanpa jejak.

Sesaat kemudian, di dalam aula utama Sekte Kekaisaran Abadi, keheningan menyelimuti ruangan yang luas dan megah.

Tidak ada seorang pun.

Para tetua sedang menjalankan misi masing-masing. Qin Wushuang, Bai Lingxue, dan Jiang Xu tidak ada di tempat. Hanya ada Taixuan Dijiing yang berdiri di tengah aula, dengan tubuh Xiao Taixuan di tangannya.

Ia menatap murid yang tak sadarkan diri itu, pikirannya dipenuhi berbagai hal yang belum terjawab.

Kemudian, dengan satu gerakan tangan, sebuah formasi muncul di udara. Cahaya keemasan berputar, membentuk pola yang kompleks sebelum melesat ke tubuh Xiao Taixuan.

Cahaya itu meresap, menyelimuti tubuhnya dalam energi yang menenangkan.

Taixuan Dijiing menatapnya lama.

“Tidurlah, Xiao Taixuan. Untuk saat ini… kau hanya perlu menjadi muridku sekali lagi.”

Namun, di dalam aula yang sunyi, sesuatu terasa berbeda.

Suasana hening ini… seolah menandakan badai besar yang akan datang.

1
Jupri
lanjut....
pizzarro.
gasssss upppp
Aldo Afga
Lanjut thour
Bariton Triono
Lumayan
Axellio
dan juga author mau ucapin terimakasih yang sudah support yaa
Axellio
ayoo gaes kasih support kalian, seperti komen masukan dan like biar author makin semangat updatenya
Alnezro
lanjutttttt
Alnezro
lanjutttt
Axellio: Jam 07.00 uy bab baru dh ready
total 1 replies
Alnezro
lanjuttt
ťeĐĎý🐻BeaŔ
ceritanya bagus..kata2nya jg enak dibaca 👍👍👍👍👍
Axellio: Terimakasih yaa, semoga makin betah
total 1 replies
Alnezro
lanjuttt
Axellio: dh di up cuyy
total 1 replies
Alnezro
keren
Alnezro
uppp
I'm Maya
kata²nya bagus.. i like
I'm Maya
next thorr
Axellio: udh ouyy
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!