apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keseharianku episode 12
Aku segera mengambil duduk disebelah ayah, dan hanya diam saja sambil pura-pura ikut melihat tv. Tapi jantungku berdegup kencang, takut dan kuatir menjadi 1. Ayah melihatku lagi yang diam cukup lama,"ada apa nak? Kok kayak ada yang mau diutarakan?" Tebak ayah. Kulihat mata ayah, dengan takut ku ucapkan "Yah, apa aku ini anak pungut?" Tanyaku takut.
Ayah menyipitkan matanya, menatapku lama tanpa berkedip dan menggegam kedua telapak tanganku yang sudah berkeringat dan dingin.
"Nak, kenapa kok sampai bertanya seperti itu tiba-tiba? Ada apa? Hhhmmm ada yang mengganjal hatimu?" Tanya ayah lembut.
"Aku sudah dewasa Yah, dan aku cukup mengerti situasi kondisi yang selama ini aku rasakan. Perlakuan selama ini yang kuterima dari ibu dan saudara-saudara sudah cukup memunculkan tanda tanya besar tentang arti keberadaan ku dikeluarga ini Yah, dahulu aku masih kecil, masih tidak terlalu memikirkan apapun yang terjadi. Tapi sekarang aku beneran penasaran Yah, apa aku ini anak pungut? Hingga membuat aku mendapat perlakuan beda dengan saudara-saudara ku?" semua isi hatiku dengan lancar ku utarakan ke ayah tanpa jeda.
Ayah menarik napas panjang dan dalam, kemudian "Kamu itu anak kandung kami nak, jangan punya pikiran aneh-aneh" ayah menjawab pertanyaanku. "Tapi Yah, kalau aku anak kandung, kenapa aku mendapat perlakuan berbeda? Kenapa selalu aku yang harus mengalah? Kenapa ga yang adil saat pembagian tugas pekerjaan rumah? Kenapa tugasku lebih banyak daripada tugas mas Levi dan mbak Diaz? Kenapa Yah? Kenapa?" serbu ku ke ayah dengan emosi yang meluap-luap di iringi tangisan yang mulai deras membasahi mata dan pipiku. Ayah memelukku, menenangkanku dengan berkata "masak kamu ga percaya sama ayah nak? Kamu anak kandung ayah ibuk, apa perlu kita test biar kamu percaya?". Aku masih larut dengan Isak tangisku, lama sekali aku larut dalam tangisanku, ayah hanya memelukku tanpa mengucapkan kata lagi, sembari mengelus rambutku dan mengencangkan pelukannya. Hanya itu yang ayah lakukan tanpa sepatah kata tambahan yang terucap...
Keesokan harinya, tidak ada hal yang berubah. Semua tetap sama dengan rutinitas seperti hari-hari sebelumnya. Dan dalam hatiku tetap dengan prasangka yang tidak menemukan jawaban yang melegakan. Aku berangkat sekolah dengan persyaratan yang sama seperti sebelumnya, semua pekerjaan rumah harus sudah selesai dulu baru aku bisa berangkat ke sekolah. Setelah ngobrol sama ayah semalam, aku belum ada hasrat kembali untuk belajar mengendarai motor diam-diam seperti kemarin. Hatiku masih berkecamuk dan terdapat amarah juga emosi yang entah akupun ga tahu terhadap apa.
Saat tiba dikelas, Yanti yang ternyata juga baru datang segera meletakkan tasnya dibangku sampingku. Duduk dan mendekat, "bagaimana? Sudah tanya ayahmu tentang statusmu dirumah?" Tanya Yanti to the point. Aku mengangguk. "Trus jawaban ayahmu apa Yang?" Kejarnya, "aku anak kandung mereka" jawab singkatku. "Aaaahhh tapi kok sepertinya perbedaan yang kamu terima terasa banget lho Yang, pernah kan aku sama temen-temen yang satu kelompok waktu itu untuk ujian ketrampilan latihan dirumahmu, terus pas kita baru sampai, kamu harus menyelesaikan tugas mu memasak dahulu baru kamu bisa ikut gabung sama kami untuk latihan nari yang mau ditampilkan. Nah kami sempat bisik-bisik lho, saat melihat sendiri pas mbakmu baru datang sekolah terus langsung duduk manis d kursi makan, dan santai menikmati makan siangnya. Sedangkan kamu, yang memasak aja belum mencicipi secuilpun masakanmu sendiri, ya walau hanya goreng ikan lele dan bikin sambel" cerocos Yanti panjang lebar.
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi