Sela sudah jadi janda di usia nya yang baru enam belas tahun karena masalah tentang pesugihan sang Ibu, setelah berusia dua puluh tiga tahun dia malah jatuh cinta pada seorang pria bernama Bara.
Tak lama mereka menikah, namun ada yang aneh saat menikah dan menjalani rumah tangga, sebab Bara selalu pulang menjelang maghrib dan pergi nya shubuh. apa lagi bila malam purnama, maka Bara tak akan pernah ada di rumah.
siapa kah Bara sebenar nya?
apa kah Sela akan mencari tau siapa sosok Bara ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Mau menjual rumah
"Ini sudah malam, Di." Bastian takut di ajak Dion keluar rumah.
"Lalu kau mau diam di rumah terus, bagai maja kalau Mama kamu bisa masuk kedalam sini?!" cemas Dion.
"Enggak akan, jendela nya sudah ku kunci rapat dan ini pintu pun ku tutup." Bastian sudah mengunci semua nya.
"Aku takut dia masuk lewat lobang angin, ada lobang angin enggak sih kamar mu?" Dion memperhatikan sekitar nya.
"Enggak ada." Bastian cepat menggeleng karena dia harus menahan Dion di dalam kamar.
"Tapi lebih aman kalau kita kabur saja." Dion masih takut bila harus tidur di sini.
"Aku takut nya pas kita mau kabur malah ketemu lagi." cemas Bastian.
Dion juga baru kepikiran karena kalau kabur pun mereka masih harus keluar kamar dan melewati teras juga, takut nya Mama Linda ada di sana dan menghadang mereka. secara mayat nya Mama Linda saja ada di ruang tamu saat di temukan kemarin, sudah pasti ada hantu nya di sana juga.
Kalau lewat belakang mereka takut kepergok dengan hewan yang sudah membunuh Mama Linda, jadi bisa di bilang kalau posisi mereka ini sedang di kepung oleh hal yang sangat membahayakan. mau tak mau memang tunggu saja di kamar ini sampai besok pagi, batu setelah itu kabur dari sini.
"Tidak akan lagi aku menginap di rumah mu!" Dion takut sekali.
"Aku juga tidak akan tinggal di rumah ini lagi kok." sahut Bastian pula.
"Lalu kau mau tinggal di mana, emang rumah mu yang di kampung masih ada?" tanya Dion menatap Bastian yang tertunduk sedih.
"Untuk sementara aku akan kost saja, setelah rumah ini laku maka akan ku cari rumah yang lain." jawab Bastian ingin menjual rumah ini secepat nya.
"Agak susah lah, Bas. orang orang pada tau kalau ini bekas meninggal nya Mama Linda, pasti banyak yang tidak berani." ucap Dion sudah bisa menebak bahwa rumah ini akan susah laku.
"Harga murah pun jadi lah, pasti banyak yang mau ini kalau cuma lima ratus juta saja." ujar Bastian.
"Yang ada malah curiga lah kalau di jual semurah itu!" seru Dion."
"Lah kan biar cepat laku, nanti kalau mahal malah orang mikir lagi mau beli nya." sahut Bastian mulai mumet.
Memang susah pula mau menyikapi nya sekarang, harga murah maka orang orang akan curiga dan pada akhir nya tau bahwa rumah ini bekas pembunuhan. yang ada mereka mikir lagi apa bila penakut, padahal niat Bastian menjual murah karena biar cepat laku dan segera pindah dari sini untuk membeli rumah baru.
"Tinggal saja di rumah ku untuk sementara kamu dapat rumah." ajak Dion yang memang baik.
"Enggak usah lah, aku enggak enak sama Ayah mu." tolak Bastian.
"Aku tinggal sendirian maka nya ajak kamu, karena aku masih trauma apa bila tidur sendiri." tukas Dion terbayang wajah Mama Linda pula.
"Ya sudah, kalau begitu aku tinggal di rumah mu!" angguk Bastian setuju.
"Cepat lah kau kemasi baju mu, besok tinggal berangkat saja." suruh Dion tak sabar sekali mau pergi dari rumah ini.
"Ini baru jam dua malam, Di. lebih baik tidur saja dulu, besok baru kita berkemas dan pergi." Bastian malah mengajak tidur.
Dion akhir nya tidak punya pilihan lain selain ikut tidur saja dulu, walau tidak tidur setidak nya bisa berbaring dan merenung kan rumah teman nya yang mau di jual, tapi bukan soal rumah yang mau di jual yang sedang Dion pikirkan. justru dia sedang memikirkan bagai mana pula Mama Linda bisa jadi hantu, apa karena mati nya di bunuh sehingga dia gentayangan.
Di lirik nya Bastian yang juga termenung, mungkin saja teman nya itu sedang kepikiran dan bingung untuk menyelesaikan masalah nya bagai mana. rasa sedih kehilangan Mama pasti nya belum hilang, malah tambah pula dengan perasaan takut karena Mama Linda jadi hantu.
...****************...
Sela menyiapkan sarapan untuk suami nya dengan penuh cinta dan kasih sayang yang besar, Bara juga tersenyum dan menatap istri nya dengan rambut basah. baru tadi malam mereka melakukan hubungan badan lagi, bahkan rasa hampir setiap malam mereka melakukan nya, Sela manut saja karena menganggap itu adalah hal yang wajar bagi pengantin baru.
Sedang kan di sisi lain Bara melakukan hubungan badan terus karena mengincar batu merah di tubuh Sela, berharap batu itu akan masuk kedalam tubuh nya lewat penyatuan. sayang nya cuma harapan semu saja, batu tersebut sama sekali tidak mau pindah badan.
Bara juga heran karena batu itu jelas tadi malam ia lihat berada di perut Sela, tapi walau sudah tersentuh pun masih saja tidak mau masuk kedalam tubuh nya. malah saat di paksa menyentuh terasa sangat panas, seolah batu itu memang tidak mau apa bila di kejar dengan Bara yang pemilik pertama.
Tapi dengan Sela cuma di pegang saja sudah masuk kedalam badan, Bara tidak tau bagai mana cara nya batu ini bisa masuk kedalam tubuh Sela. Sela saja yang punya badan tidak sadar bahwa ada batu di dalam tubuh nya, karena mata biasa memang tidak akan bisa melihat benda tersebut.
"Aku hari ini mau melihat ruko yang mau di buka sebagai toko kosmetik." beritahu Sela.
"Memang nya kaki kamu sudah membaik?" Bara melihat kaki istri nya.
"Kamu enggak bisa ya antarkan aku kesana?" tanya Sela pula.
"Hari ini aku sudah masuk kerja, jadi ya enggak bisa antarin kamu." jawab Bara cepat.
"Oh ku kira bisa, ya sudah kalau begitu besok saja pas aku udah sembuh beneran." jawab Sela.
"Iya kan kaki kamu masih sakit, udah diam di rumah saja dulu." nasihat Bara lembut membuat Sela melayang layang rasa nya.
"Iya suamiku!" Sela mencium pipi Bara sekilas dan kemudian juga sarapan bersama dengan suami nya.
"Tapi malam nya kita harus keluar lah, stok makanan kita tinggal sedikit." ujar Sela.
"Tunggu aku pulang kerja ya, baru malam nya kita keluar sama sama." ucap Bara mengunyah daging yang Sela masak tadi.
"Kamu enggak makan sayur sama sekali, daging terus dari kemarin." Sela memperhatikan suami nya.
"Aku enggak pernah makan sayur dari dulu." jawab Bara.
Sela cuma tersenyum karena memang ada manusia yang tidak suka sayur, padahal memang Bara tidak pernah di beri makan sayur. lagi lagi mata Bara harus berkilat, karena batu merah malah berjalan dari leher hingga turun kedada dan terus saja berjalan santai.
kukira di edisi ini akan aman sentosa🤭, ternyata ada nyawa2 yang terancam dan berujung pada kasus yang menggemparkan.
#menungguTokohUtama
#kembalinyaKakakAdik
#Beraksi
kasih bintang 🌟 🌟 dua aja... kerjanya kurang bagus... perlu latihan lagi...🤣🤣🤣🤣