Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick, .
Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.
"Frederic, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrik.
Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?
"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.
Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sama Saja
...Apa yang aku dapatkan? Mungkin kamu akan bertanya....
...Hanya menatap ke arah langit, kala teriakan-teriakan itu terdengar....
...Apa kerasnya batu menyakitkan? Mungkin kamu akan bertanya....
...Tidak menyakitkan bagiku, ingin aku mengatakannya padamu. Agar tidak terlalu banyak menangis....
...Bahkan tajamnya, besi yang mencapai leher, tidak menyakitkan. Aku tidak apa-apa......
...Jangan menangis, kematian hanya pembebasan bagiku....
...Menjadi hurung kecil yang terbang ke surga. Mencapai dunia baru......
...Dibalik dinginnya salju, mungkin hanya fatamorgana yang akan memelukmu. Karena itu gunakan pakaian hangat......
...Pesan yang tidak dapat aku sampaikan. Terimakasih...aku sudah bahagia......
...Maaf, meninggalkanmu dalam kematian tanpa kata......
Duchess Grisela Fredrick
🥀🥀🥀🥀
Dua tahun kemudian_
"Nona ingin bertemu dengan anda." Ucap seorang pelayan, menatap ke arah Killian yang tengah belajar menangani urusan wilayah.
"Jangan biarkan Grisela masuk, aku sedang sibuk." Ucapnya menghela napas, dua tahun ini seberapa pun dingin sikapnya, Grisela selalu berhasil membuatnya tersenyum. Tapi, jika ingin memperbaiki segalanya, maka dirinya harus mewarisi gelar Duke lebih awal. Kekuasaan, uang, reputasi, segalanya hanya untuk menjatuhkan mereka.
Riel juga telah disponsori olehnya untuk mengikuti pelatihan khusus. Benar-benar seperti dalam catatan, Riel berbakat di bidang alkemis dan sihir. Apa semua yang ada di catatan akan terjadi?
Termasuk perang, perang panjang akan berlangsung dengan negara lain. Seperti yang tertulis dalam catatan, perang yang berlangsung cukup lama.
Walaupun sang penulis buku catatan meninggalkan pasukan bergegas kembali. Segalanya telah terlambat, hanya ada darah dan mayat dalam keadaan tidak utuh.
Orang-orang berlalu, tersenyum mencibir mengatakan Duchess (Grisela) menggunakan sihir hitam untuk berpura-pura menjadi saintess. Penulis catatan itu hanya tersenyum, bahkan tertawa masih menggunakan baju zirah besi.
Mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi rakyat yang bahkan menertawakan kematian istrinya. Semua orang...semua orang... begitu mengerikan...apa kesalahan istrinya...
Begitu menyedihkan isi catatan tersebut, bagaimana Duke Killian Fredrick, bahkan memohon untuk dapat mengambil mayat istrinya. Seorang pahlawan perang, mencoba menyatukan potongan tubuh istrinya, dalam tangisan.
Ini tidak adil bukan? Bahkan rakyat negri ini tidak berhak untuk hidup.
Sebelum penulis catatan ini berangkat ke medan perang bahkan istrinya sempat tersenyum, mengatakan, akan menyembuhkan lebih banyak orang. Negeri ini dipenuhi dengan orang baik, Killian juga harus melindungi semua orang. Itulah pesan pada suaminya. Hanya dijawab dengan pelukan perpisahan. Dan kata-kata cinta.
Berkali-kali Killian yang kini berusia 11 tahun membaca buku catatan tersebut. Bukankah wajar jika menghancurkan kekaisaran? Bukankah wajar membunuh rakyat yang bahkan bersorak atas kematian istrinya? Kekaisaran yang pertama mengkhianati nya.
Anak berusia 11 tahun yang terdiam dalam banyak pemikiran. Jika Grisela tidak ada, itulah yang akan dilakukannya, sama dengan isi buku catatan ini. Membuat tempat memuakan ini menjadi lautan darah.
"Killian!" Teriak Grisela, masuk tanpa permisi.
Dengan cepat Killian menyimpan buku tersebut ke dalam salah satu laci. Kemudian berusaha menatap kesal ke arah Grisela. Harus lebih dingin, harus lebih jauh...
Tapi...
"Kenapa dahimu berkerut?" Tanya Grisela, menyentuh kerutannya, membuat kerutan itu menghilang.
"Bukankah hari ini kamu ada kelas. Aku sedang sibuk. Jadi---" Kalimat Killian terhenti kala Grisela berbaring di atas meja kerja. Lebih tepatnya berbaring di atas beberapa dokumen.
"Aku tidak akan bangun, kecuali Killian berhenti marah padaku." Ucap Grisela tersenyum.
Terlihat begitu manis, benar-benar manis dan cantik. Bagaimana ini, peri musim dinginnya ada di hadapannya. Apa tidak sebaiknya bermain di luar bersama Grisela?
"Bagaimana kalau kita bermain sebentar?" Pinta Grisela, dengan mata berkaca-kaca penuh harap.
"Ekhem... tidak bisa." Jawab Killian berusaha tidak tersenyum.
"Kalau begitu minum teh, ada daun teh yang baru datang. Kita cicipi bersama-sama. Ayolah..." Pintanya lagi.
"Tidak..." Killian menghela napas. Mengira Grisela masih tidak akan menyerah."Lebih baik kamu mencoba sendiri saja."
Tapi.
Kali ini Grisela bangkit, kemudian berjalan hendak pergi. Hingga sampai di ambang pintu."Padahal yang mulia membawakan kue dari istana. Sebagai tanda permintaan maaf, baru dapat berkunjung sekarang."
Killian membulatkan matanya terdiam sejenak. Saat itu juga pintu tertutup pertanda Grisela telah pergi.
Yang mulia? Bukankah itu mengacu pada putra mahkota. Tidak apa-apa... Killian berusaha tetap tenang. Kembali mengerjakan pekerjaannya.
Namun rasa gelisah membuat pandangannya beralih."Putra mahkota ada dimana?" tanyanya pada pelayan di sampingnya.
"Ruang tamu, beliau membawa banyak hadiah untuk nona, dan tuan muda." Ucap sang pelayan.
Hadiah untuk Grisela? Ini lelucon bukan? Isi catatan masih diingat olehnya. Eksekusi mati, yang disetujui kaisar, pihak kuil, maupun menara sihir.
"Yang mulia putra mahkota terlihat cukup baik. Beliau datang sendiri, membawa permata yang berasal dari benua timur." Lanjut sang pelayan.
Killian menghela napas kasar. Tangannya yang memegang pena gemetar. Orang menyebalkan itu, kenapa datang di saat-saat seperti ini?
"Aku tidak akan ikut kelas berpedang hari ini. Ubah jadwalku." Ucapnya bangkit, entah kenapa tidak nyaman dengan ini.
Apa karena putra mahkota mungkin berniat buruk? Tidak! Ini lebih seperti tidak suka saja...
***
Melangkah menelusuri lorong, memakai pakaian resmi. Lebih tepatnya tampil maksimal.
Langkahnya terhenti, kala mengamati Grisela menggunakan gaun berwarna peach. Begitu cantik dengan permata berwarna biru sebagai hiasan rambut.
Tersenyum di begitu menawan. Peri musim dingin baginya.
Tapi.
"Aku belum menemukan yang cocok. Menurutmu siapa yang cocok untuk menjadi putri mahkota?" Tanya sang putra mahkota.
"Putri mahkota ya?" Grisela meletakkan cangkir tehnya sedikit berfikir, bagaimana mengatakan saintess masa depan, yaitu Sarah yang tercantik dan terbaik di dunia yang cocok.
"Calon kaisar yang hebat tentu saja harus memiliki permaisuri masa depan yang hebat. Seperti putri dari Duke Venon, putri Marques juga tidak buruk. Tapi bagaimana kalau saintess?" Lanjut Grisela bagaikan mempertimbangkan.
"Saintess saat ini, keberadaannya tidak diketahui. Lagipula dia melarikan diri, usianya pasti jauh lebih tua dariku." Gumam putra mahkota, menyipitkan matanya.
"Aku lebih menyukai wanita pintar, mandiri yang dapat memiliki usaha. Wanita seperti itu terlihat begitu keren." Jawabnya tersenyum.
Tapi hanya sejenak. Putra mahkota terdiam berfikir, kenapa tipenya seperti Grisela yang berhasil mengembangkan bunga perak.
"Sungguh selera yang vulgar. Bukankah kebanyakan bangsawan tidak menyukai wanita yang bisa berbisnis?" Grisela menggeleng, menghela napas, menikmati sedikit kue. Benar-benar gadis kecil yang tidak peka.
"Be... benar! Wanita seperti itu tidak bagus sama sekali! Tadi aku hanya bercanda. Selera Killian sungguh sangat unik dan vulgar." Kalimat dari sang putra mahkota.
Sukses membuat Grisela hampir tersedak tehnya sendiri. Benar-benar menyebalkan pria ini, mengapa dirinya dapat lupa.
"Kenapa tidak menerima cinta dari nona Ivone ? Dia lady yang begitu cantik, walaupun status kebangsawanan nya lebih rendah. Tapi dia akan menjadi ratu terhormat dan bermartabat." Tanya Grisela menahan dirinya untuk tidak mengumpat.
"Bukan tipeku." Ucap sang putra mahkota.
"Kalau begitu, tunggu saja acara debutante (acara kedewasaan lady) cari pasangan disana. Kenapa malah meminta pendapatku." Orang ini tidak berubah sama sekali bukan, mereka berkelahi dengan kata-kata tajam lagi.
Hingga tiba-tiba Killian datang, wajahnya tersenyum, tertunduk memberi hormat."Saya memberi salam pada matahari kecil kekaisaran."
makanya killian menghancurkan istana kerajaan.
lugunya annete sampai tdk mengetahui adiknya sendiri serakah sejak kecil dari pertama muncul digubuk bertemu grisella dan killian