Jezica adalah anak dari seorang Selebritis single parent. Jazica adalah anak seorang artis film papan atas sekaligus artis INFOTAIMEN. Info tentang ibunya selalu Hits di berbagai media. Hidupnya menjadi tidak biasa, dia jadi kehilangan Privacy karena menjadi anak seorang artis. Ibunya selalu sibuk, bahkan dalam sebulan bisa tidak pulang karena sibuk shooting di luar kota. Jazica merindukan kebersamaan dengan ibunya seperti dulu, saya ibunya masih menjadi guru les bahasa Inggris. Kehidupan keartisan ibunya mempengaruhi dirinya dalam bersosialisasi dan dalam banyak hal lainnya.
Akankah Jezica bisa mengatasi masalahnya sebagai anak selebritis?
Akankah Jezica bisa memenuhi harapan ibunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CACASTAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ARISAN SOSOALITA
Bianca turun dari mobilnya, diikuti oleh Jenny asistennya, dan Dua orang BodyGuardnya. Karena ini adalah tempat Private sosialita berkumpul maka dari depan gerbang, pelanggaran parkir, sampai di dalam gedung dijamin aman untuk nyonya-nyonya sosialita lalu lalang. Termasuk Bianca hari ini, iya sedikit agak bebas dan tidak terlalu rempong datang ke sebuah acara seperti hari-hari sebelumnya membawa rombongan.
Kali ini acara berkumpul mereka di Animale Restaurant, restoran yang menyajikan santapan lezat dan suasana yang menyenangkan. Restoran ini memiliki pemandangan indah kota di lantai 6. Meja dan kursinya kokoh. peralatan makannya sangat unik dan indah. Menunya beragam, ada kingfish, iga, ribeye, tomahaw tulang rusuk pendek, malloredus, pasta bonemarrow, cheesstart, dan hidangan penutup strawberri. Begitu juga minumannya, ada bir, namun ia tidak memesan bir, dan minuman lainnya. Menu di Animale Restaurant adalah yang terbaik di kota. Makanannya memuaskan dan pelayanan staff ramah. Mereka lebih memilih duduk di indoor.
"Hai!"
"Hai!"
"Kok baru datang sih, Jeng?"
"iya, maaf tadi ada jadwal shooting dulu."
"Duh yang lagi naik daun, nih ceritanya!"
"Lagi kejar tayang dia!"
(Mereka saling cipika cipiki, saling menyapa, saling bercanda, saling bergurau, seperti dollar mereka masing-masing nanti yang akan bersatu untuk nama yang terpilih dapat arisan hari ini.)
"Hai, Sherly!"
"Hai, Bianca?" "Apa kabar?"
"i'm fine!" (muah..)
"You,so beautifull to day." "Thank you, Sherly!"
(Sherly lalu berbisik ke telinga Bianca)
"Kudengar rumor kamu dengan Pak Boy? Bagaimana, aman?"
"Perfect!"
Hahaahaa....
(Bianca berbisik kembali ke telinganya Sherly)
"He's very Hot!"
"Oh my God, ha ha ha!"
"Congratulation, baby, ha ha ha!"
"What's about you? Mr. Kanahi, that trus?"
"Oh Bianca, He really love to me, everyday French Kiss, I'm so happy!" "Thanks you."
"Your welcome!"
"Hai jeng apa sih ini, ayo yang begini nih, bisik-bisik!"
"Kasih tahu, sini-sini."
"Ha ha ha!"
"Every body, hellow, jangan lupa bulan depan arisan kita jadi dua, oke, First, tetap arisan with money, and second arisan with berlian."
Pevita memberi pengarahan pada nyonya-nyonya sosialita yang ada di sana.
Semua memakan pakaian, sepatu, dan tas brand edisi terbaru. Ada Dior, Channel, Balanciaga, Lousvuitton, Gucci, Hermesh, Prada, Versace, Givenchy, dan Dolce Gabbana.
Semua seakan-akan berlomba memamerkan barang brand yang mereka miliki. Terlihat simple namun elegan, mewah berkelas. Hawa-hawa manusia yang bernafaskan Dollar, rupiah tak berseri, intan, berlian, dan brand mahal.
Hal yang dulu tidak pernah Bianca nikmati sewaktu ia remaja dan masih muda. Bianca muda justru adalah seorang penjaga toko kosmetik, yang melayani orang-orang yang membeli make up di tempat dia bekerja. Kehidupan glamour yang tidak pernah ia bayangkan dia dapatkan dalam hitungan satu dekade. Berkat dia menjadi Artis dan selebrita serta...
Serta berkat dia menjadi istri kedua seorang konglomerat kata raya.
Bagaimana semua, Jeng, setuju?"
"Okee!" semua nyonya-nyonya Hight Class itu berseru.
Hidup Hedon dan mewah ini lah yang diinginkannya dulu. Hidup bergelimang harta. Hidup berkecukupan malah lebih dari yang dikiranya.
Bianca, dan teman-teman sosialitanya kadang arisan di luar negeri, terakhir itu di resto Huize Van Wely, tentunya shopping dulu di negara itu. Atau kadang di resto yang cozy yang mewah lainnya yang ada di Jakarta.
Uang bukanlah hal yang utama, yang terpenting eksistensi di antara ibu-ibu sosialita atas nama kata pengakuan.
Bianca tahu, beberapa teman sosialita itu sebenarnya hidup juga pada awalnya ada yang pernah susah seperti dirinya. Tapi takdir mengubah mereka menjadi hidup jadi lebih baik.
Misalnya saja Bonita. Wanita Glamour yang selalu memakai baju seksi belahan dada dan punggung terbuka. Dia jadi kaya setelah jadi simpanan old money, seorang lelaki kaya raya di Kalimantan yang membiayai hidupnya laksana kaum jetzet. Tiap weekend si om akan bertemu dengan Bonita di apartemen yang dibelikan untuknya. Di apartemen itu si om minta jatah pada Bonita. Walaupun kata Bonita padanya, suka gak enak kalau main sama si om yang 5 menit udah ejakulasi tapi Bonita masih tetap setia jadi simpanan si om. Yah, asalkan Dollar dan cek yang diberikan si om tetap terus mengalir.. Beda hal katanya kalau dia lagi main sama brondongnya, dia sampai kewalahan melayani brondongnya. Brondong benar-benar bisa memainkan permainan yang diluar bayangannya. Dari berbagai gaya, dari berbagai tempat dilakukan brondong itu untuk tubuhnya. Tapi katanya yang paling enak main sama brondongnya di atas mobil. Di tempat yang sempit dalam andrenaline yang memacu, si brondong menggasnya ibarat pedal gas, menggasaknya hingga dia terengah-engah. Bonita sampai minta lagi setiap kali main sama brondongnya. Brondongnya paling tahu caranya memuaskan Bonita, beda sama si om yang harus minum obat penguat terus saat bercinta dengannya. Pernah karena suatu kali Bonita terlalu kesenangan dia melenguh kelewat kencang di sebuah villa berteman outdoor, dia bercinta di kolam renang di sebuah villa. Si brondongnya menggali-gali dengan jarinya permata Bonita, menjilatinya, lalu mulai memasukinya dengan miliknya, sehingga barang miliknya memenuhi rongga milik Bonita yang membuat Bonita kegirangan. Seluruh anggota tubuhnya bagai terdengar listrik. "Bayangin jeng, dalam kolam renang, kolam dua meter ai timbul tenggelam dibuatnya. Beda pokoknya, Jeng kalau sama brondong dengan sama Om."
Bianca yang sudah lama hidup menjanda dan setia dengan status single parentnya jadi merasa gerah mendengarnya, dia mengibas-ngibaskan kipasnya ke wajahnya padahal mereka dalam ruangan ber-AC. Bianca entah kenapa sering jadi pendengar teman sosialitanya itu bercerita.
Belum lagi Debora yang bercerita padanya kalau suaminya yang petinggi negeri itu ternyata selingkuh, dia tidak terima, dia juga balas perselingkuhan itu dengan berselingkuh juga. Debora berselingkuh dengan ajudan si suami malahan. "Wow, jeng, seandainya beda." Si ajudan pun mau diajak bersandiwara katanya. Di depan suaminya mereka baik dan patuh, tapi di belakangnya mereka main gila. Debora sakit hati pada suaminya. Makanya ia melakukan itu. Bahkan anaknya pun tahu, dia ancam untuk tidak melapor ke papi mereka dan menceritakan penyebabnya melakukan itu. Walaupun kadang katanya ia harus membiayai jajan si ajudan. Katanya kalau main sama suaminya yang pejabat itu biasa saja rasanya. Tidak spesial. Tapi kalau main sama ajudan suaminya berasa nikmat, dan si ajudan suka sekali main belakang dengan manuver-manuver gila yang dia buat pada tubuhnya. "Duh jeng, saya tuh kalau main sama ajudan suami saya sampai merem melek, dia begitu luar biasa, satu jam main nonstop, haa haah, haa. Kalau dah jeda se jam minta lagi."
Bianca mendengar itu jadi meringis, oh God, aku yang kelewat sibuk mengejar karier, kok aku sampai tak terpikir kebutuhan batin aku dan 8 tahun tidak terpenuhi. Aku ini wonderwomen atau apa sih sebenarnya, batinnya.
"Jeng Bianca, kok masih setia sih dengan kesendiriannya. Jeng gak mau nyoba satu icip icip, aku punya stok loh, nanti aku kasih deh nomornya." Bonita menawarinya sesuatu yang di luar pikirannya." Dia cuma tertawa saja mendengarnya. Tertawa sosialita.
sekuat-kuatnya Bianca bertahan sepertinya pertahanannya runtuh juga. Dia mulai memikirkan yang dikatakan Bonita, malam kedua, sampai malam ketiga. Dia memutuskan untuk melakukannya. Tidak di rumahnya tapi diapartemen. Dia memiliki 5 apartemen. Salah satu apartemennya ada di Surabaya. Dia sudah bulat untuk melakukannya. Hari itu dia memesan seorang pemuas nafsu, seorang lelaki muda, yang memang biasa di order oleh ibu-ibu/Tante-tante/sugar mami yang berasa dari berbagai kalangan. Namun, yang dia pesan adalah seorang yang eklusif dan tidak semua orang bisa memesannya. Bayarannya pun lumayan. Bayarannya kali ini 200 juta, harga yang fantastis untuk menjadi seorang pemuas seks.
Bianca menghubungi agency yang menaungi lelaki muda itu, dan Bianca sudah tahu dan memilihnya dari aplikasi yang terhubung dengan agency, dia menjatuhkan pilihan pada lelaki muda itu. Lelaki muda itu lumayan tampan dengan mata tajamnya. Dia memiliki alis yang tebal dan sudut senyum yang menarik.
Bianca tertarik dan dia memilih pemuda itu. Setelah mendapatkan nomor handphone si pemuda, Bianca memberikan alamat apartemennya. Bayangkan si pemuda rela terbang dari Bandung menuju Surabaya hanya untuk menemui Bianca. Yah, demi uang 200jutanya tentunya.
Bianca yang agak nervous malam itu, dia pertama kali melakukan itu, dia juga bingung mengapa bisa melakukan hal gila seperti itu. Sebenarnya bisa saja ia terlibat cinta lokasi dengan lawan mainnya atau pemain film, pemain sinetron atau pebisnis yang selevel dengannya, bahkan ada pengusaha yang terang-terangan menunjukan keseriusan padanya. Mengutarakan niatnya, mengajaknya cundlleligh dinner, mengiriminya bunga, dan memberi surprise romantis. tapi dia tidak tertarik. Entahlah, dia tidak berselera dengan teman seprofesi dan rekan sesama pengusaha.
Kalau tidak karena Bonita yang memanas-manasinya mungkin dia tidak akan terpikir hingga melakukan ini. Dengan agar nervouse dibenarkannya baju tidur hitam yang dipakainya. Entah bagaimana rasanya nanti. Setelah 8 tahun menjanda, dia harus menodainya dengan cinta satu malam bersama Pemuda bayaran.
Begitu hebatnya Bianca merancangnya, sampai Pak Iman manajernya dan Jenny tidak tahu dia bisa berbuat di luar nalar seperti itu.
Maafkan mama Jezica, mama sepertinya butuh memenuhi kebutuhan biologis mama, gumamnya dalam hati.
Bunyi bell dari luar apartemen menyentaknya, ia lalu berjalan dengan pelan menuju pintu apartemen, dan blam...pintu dibuka, dari luar pintu ada seorang pemuda berwajah tampan, muka oriental namun tidak bermata sipit. Justru bermata elang, dengan postur tinggi, kisaran tinggi 180cm, dia datang membawa sebuah buket mawar merah. Oh Tuhan, pemuda ini menawan sekali, benar-benar tipenya waktu ia muda.
"Hello"
Si pemuda langsung menyapanya dsn menunjukkan gigi putih rapinya.
"Eh Hai!"
"Boleh saya masuk."
"Oh tentu saja."
Bianca mempersilahkannya masuk.
Blam...pintu apartemen tertutup.
Bianca lalu berjalan lebih dulu masuk ke dalam, keliatan sekali Bianca agak canggung bercampur nervous. Dia berkali-kali merapikan rambutnya, lalu kerah baju tidurnya.
"This is for you." Pemuda itu menyerahkan sebuah buket bunga mawar merah pada Bianca, yang disambut senang Bianca. Biasanya Bianca diberi oleh orang yang dikenalnya atau fansnya.Kali ini pria satu malam malah memberinya.
Bianca meletakkan bunga itu kemudian di vas bunga yang berisi air.
silahkan.
Bianca mempersilahkannya duduk di sofa. Sofa panjang yang berukuran besar di apartemen.
Pemuda itu lalu duduk di sebelah Bianca. Dia duduk malahan langsung mencondongkan badannya ke arah badan Bianca membuat Bianca agak canggung.
"Sepertinya saya mengenal Anda, nyonya. Anda Bianca Bella Artis ternama bukan?"
Bianca mengangguk pada pemuda itu
"Namamu siapa?"
"Saya Bryan Hambali"
"Oh, Bryan."
"Bagaimana Nyonya Bianca, apakah saya harus memulainya sekarang?"
"Anda mau di mana, di sini, atau tempat tidur Anda, di atas meja, atau di bathub, saya akan memuaskan Anda sesuai keinginan Anda."
Bianca, langsung terperanjat mendengarnya. Ini tidak sama seperti dialog dalam film dan sinetron yang dimainkannya.
Dalam film dan sinetron dia jago akting, tapi dalam hal ini dia sepertinya kurang profesional.
Bryan mulai mendekatkan badannya ke arah Bianca, sekarang posisinya adalah sejengkal dan permainan itu mulai dimainkan Bryan.
Bryan mulai melucuti pakaian Bianca. Ia memainkan perannya di sofa itu. Dari outer baju tidur, Membuka celana dalam Bianca, dan terakhir menurunkan baju tidur Bianca hingga seperti. Dan Bianca seperti terlena dibuatnya. Bryan memeluk Bianca dengan nafas sedikit memburu, dan Bianca dengan nafas yang ditahan. Saatnya ia memulai pacuan andrenalin itu.
Ronde kedua mereka lakukan di atas tempat tidur kini, Bianca posisinya ada di atas badan Bryan. Bianca dipegangi Bryan, biar seimbang. Bianca yang sudah 8 tahun tidak merasakan pelampiasan, merasakan hari ini adalah malam pelampiasan. Bianca menggoyangkan seluruh anggota badannya, kakinya menggamit erat bagian bawah tubuh Bryan. Dan berakhir dengan lenguhan dia sendiri. Karena malu dia menutup mulutnya. Disisa-sisa disisa-sisa sengatan listrik yang dirasa dibagian bawah perutnya Bianca menikmatinya dengan lenguhan sekali lagi.
Ronde ketiga dilakukannya di bawah shower. Mereka mandi berdua. Dan lagi-lagi Bianca yang mengerang. Dia masih tetap memeluk tubuh Bryan. dibawah guyuran air yang terus mengalir bercampur dengan air yang keluar dari persatuan tubuh mereka. Bryan juga enggan melepaskan pelukan Belinda. Setengah jam mereka masih berpelukan dibawah guyuran air.
Bergulir waktu hingga pagi hari tidak membuat Bryan letih melayani Bianca.
ronde keempat Bryan membawa tubuh Bianca ke lantai kamar. dibentangkannya kaki Bianca dan dipeluknya sepenuh pelukan, lagi-lagi dimasukinya area sensitif Bianca sedalam-dalamnya. Di ronde keempat ini Bryan yang merasakan lonjakan sensasi di tubuhnya. "Aaahhhhh" Dia memegangi pinggang Bianca yang sudah lemas tak berdaya.
Ronde kelima mereka lakukan setelah malam hari, jam 1 dini hari. Setelah mereka melepas lelah dalam tidurnya. Saat terbangun timbul hasrat itu kembali pada mereka berdua. Di atas tempat tidur mereka melakukannya kembali dsn ditutup di dalam bathtub. Memadukan dua raga mereka sekaligus mereka membersihkan diri. Sepertinya mereka berdua memiliki hobi yang sama yaitu gemari bercinta dalam air. Air membuat mereka seperti hanyut dalam gelora asmara.
Dua hari lamanya mereka di dalam apartemen itu. Dua hari mereka memadu kasih. Saat akan berpamitan. Bryan mencium ganas bibir Bianca, mengggit bibirnya dengan penuh nafsu. Bianca menyerahkan amplop berisi sisa pembayaran dan dia mengucapkan terima kasih pada Bryan karena sudah menemaninya malam itu.
Sejak saat itu mereka tidak pernah lagi bertemu. Dan, Bianca menyimpan rapat-rapat rahasianya itu, bahan dari asistennya, Jenny.
Sejak saat itu Bianca tidak lagi pernah dan berhasrat melakukan perbuatan gila itu. Baginya cukup satu malam, indah tapi cukup satu malam saja.