Kirana kembali ke kampung halamannya dengan tekad bulat—menuntut balas atas kematian ibunya yang tragis. Kampung yang dulunya penuh kenangan kini telah dikuasai oleh orang-orang yang mengabdi pada kekuatan gelap, para penyembah jin yang melakukan ritual mengerikan. Ibunya, yang menjadi tumbal bagi kepercayaan jahat mereka, meninggalkan luka mendalam di hati Kirana.
Apakah Kirana akan berhasil membalaskan dendam ibunya, ataukah ia akan terjerat dalam kutukan yang lebih dalam? Bagaimana ia menghadapi rintangan yang menghadang niat balas dendamnya? Temukan jawaban dari pertanyaan ini dalam perjalanan penuh ketegangan, misteri, dan kekuatan gelap yang tak terduga.
Apakah Kirana akan keluar sebagai pemenang, atau malah menjadi bagian dari kegelapan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Setelah selesai mencuci pakaian, mereka pun menjemur nya bersama, di jemuran yang sudah di buat tadi.
Setelah beres semua, Azka dan Rizal pun pamit izin ke surau, rencana nya mereka ingin membersihkan surau itu, mereka tak tega melihat rumah ibadah itu terbengkalai.
"Kirana.. Kami pergi dulu ya, kalo ada apa apa telpon ya..." ucap Azka
"Iya, nanti kami antar makan siang ke sana, sekalian kita bersihin sama sama" balas Kirana.
Azka lalu mengulurkan tangan nya,
"Eh ngapain Azka?" ucap Kirana datar
"Salim lah, kan suamimu mau berangkat kerja..."
Kirana dengan nurut nya menyambut tangan Azka dan menempelkan di kening nya, sambil menahan senyum, pipi nya terasa panas.
Tin....! Tin....!
"Woi Azka...! Cepat keburu siang ini" Rizal yang sedari tadi menunggu di atas motor, membunyikan klakson.
"Iya iya bentar, ganggu aja" gerutu Azka sambil berjalan menuju motor nya.
Azka dan Rizal pun berangkat pagi itu, berselisihan dengan warga warga yang hendak ke sawah, aneh nya mereka terus memperhatikan ke arah Rizal dan Azka dengan tatapan keheranan.
Azka sadar dengan tatapan itu. Pasti ada yang gak beres ini batin nya.
10 menit berkendara tibalah mereka di surau itu. Rumput di halaman nya sudah setinggi paha, mereka pun memarkirkan motor nya di halaman surau itu, mereka lalu mengambil alat untuk membabat rumput yang di bawa dari rumah Kirana tadi. Lalu mulai membabat rumput yang tumbuh di halaman surau itu.
Orang yang melintas di sana memperhatikan mereka berdua dengan penuh keheranan.
Lagi asik asik mereka membabat rumput,
tiba.. Tiba..
"Hei sedang apa kalian di sini...!! "teriak seorang laki laki paruh baya sambil menenteng cangkul di bahu nya.
Mendengar itu Azka dan Rizal, langsung berdiri membalik badan ke arah asal suara itu.
"Kami hanya membersihkan surau pak, semak sekali halaman nya" jawab Azka sopan
"Siapa yang menyuruh kalian...!!" kata bapak bapak itu dengan nada tinggi
"Tidak ada yang menyuruh pak, hanya inisiatif kami saja, kasian surau ini masih bagus tapi tidak terawat" jawab Rizal se sopan mungkin
"Kalian pendatang kan, tidak boleh sesuka hati di kampung orang, lebih baik kalian pergi...!"
Teriak bapak itu lagi...
Mendengar ucapan bapak itu, Azka kesal..
"Pak, saya lahir di sini, bapak saya asli orang sini, bapak yang siapa? Dari dulu bapak gak pernah saya liat di kampung ini. yang pendatang itu bapak, lagi pula saya dan teman saya gak macem macem kok di sini, kami hanya membersihkan surau.....!!" jawab Azka yang udah kepalang kesal hati nya.
Melihat itu Rizal langsung menghampiri Azka dan berusaha menenangkan..
"Udah, udah.. Istighfar Azka, orang tua itu jangan di lawan.." ucap nya sambil menepuk nepuk bahu Azka
Mendengar jawaban Azka itu, bapak bapak itu pun langsung terdiam, dan segera berlalu pergi...
"Kesel Rizal.. Maen usir usir aja, kaya kita di sini ngapain aja, heran bener liat orang orang di sini" Azka yang masih kesal menggerutu..
"Udah udah..! Istighfar ini ujian.... Kita kemari dengan niat baik, sabar... " Rizal mencoba menenangkan Azka yang sedang kesal
Mereka pun kembali melanjutkan kan pekerjaan mereka yang tadi tertunda..
Di rumah Kirana....
Terlihat petugas PLN pun tiba, dan mulai menyambung aliran listrik rumah ini yang di putus.
"Kirana ini anterin minum nya kedepan" titah Kirana pada adik nya itu..
Nisa pun langsung mengangkat nampan berisi teh, dan langsung bergegas mengantar kan nya ke depan.
Sementara Kirana, akan memasak untuk makan siang mereka nanti....
"Ini bang silahkan di minum dulu" ucap Nisa sambil menyajikan teh untuk dua orang petugas PLN itu.
"Owh iya iya dek terimakasih" salah satu diantara nya...
Tak lama kemudian, listrik kembali bisa nyala, petugas PLN itu pun pamit, karna pekerjaan mereka sudah selesai.
Kirana juga sudah siap siap menyusun nasi dan lauk pauk nya untuk di bawa ke surau.
Setelah mengunci pintu, mereka berdua berboncengan berangkat ke surau....
yang semangat dong yang semangat dong
aku penasaran nih
semangat terus pokoknya author saya tunggu lanjutan eps nya👍🔥🔥🔥