NovelToon NovelToon
Widuri

Widuri

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kaa_Zee

Widuri memilih kabur dari rumah, pergi jauh dari keluarga kakeknya yang tiba tiba menjodohkannya dengan sesosok pria yang bahkan tidak dia kenal.
Akibat perbuatannya itu sang kakek murka, tidak hanya menarik uang sakunya yang fantastis, sang kakek juga memblokir kartu kredit, mobil bahkan kartu kartu sakti penunjang hidup dan modal foya foya yang selama ini Widuri nikmati.
Akankah Widuri menyerah ataukah bersikeras pada pendiriannya yang justru membuatnya semakin terjerumus masalah??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaa_Zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 02

Daniel mencekal lengan Widuri, membuat gadis berusia 21 tahun itu kembali terperanjat kaget lalu menekur kepalanya kebawah. Melihat apelnya kembali menggelinding jatuh.

Bukan hanya cekalannya saja yang kuat, sorot mata Daniel pun ikut menajam tatkala Widuri yang hanya berfokus pada apelnya dilantai.

Ia masih tetap diam tanpa menjelaskan apa yang terucap dibibirnya, membiarkan Daniel sibuk dengan fikirannya sendiri.

"Lepas deh. Sakit tahu...!" keluhnya dengan membalas tatapan tajam Daniel tanpa takut sedikitpun.

Ya, Widuri tak pernah takut apapun. Bahkan kemarahan kakeknya yang dia abaikan dengan melakukan tindakannya saat ini.

Daniel mengendurkan cengkramannya, bagaimanapun dia begitu menyayangi saudaranya itu, lagipula Daniel tidak ingin membuat Widuri kesal. Dipastikan dia tidak akan memiliki kesempatan melihatnya lagi seperti saat ini jika terlalu keras.

Tatapan Daniel kini meredup. Meskipun tidak berniat melepaskan tangan Widuri, takut jika gadis itu kabur lebih jauh.

"Aku tanya apa maksud ucapanmu, Widuri?!"

Suara Daniel melembut, seperti biasanya. Daniel tidak pernah bisa marah lama-lama jika berurusan dengan Widuri.

Pelan namun pasti, Widuri menepis jemari kuat Daniel dilengannya hingga terlepas. Lalu berjongkok mengambil apel miliknya. Sementara Daniel hanya bisa menatapnya, mengikuti pergerakan tubuhnya.

"Sudahlah, tidak usah pura-pura deh. Rahasia aman pokoknya asal aku juga terlindungi!" Ucap Widuri masih diposisi jongkok menepuk debu yang menempel pada apel lalu menggosoknya pelan pada celana bagian lututnya.

"Aku memang tidak mengerti! Dan ya, bukan itu masalahnya saat ini, Widuri! Ayolah, jangan seperti anak-anak. Kau sudah harus menikah agar punya karier yang bagus, punya anak dan tentu akan bahagia." terang Daniel.

Widuri bangkit berdiri, kembali menikmati apel yang sudah dua kali jatuh, mengunyahnya santai kemudian berjalan kearah monitor CCTV.

Daniel mengernyitkan dahi, apa sejak awal dia hanya memperhatikan kekacauan diluar sana?

"Sebatas itukah pemikiranmu, Daniel." Cicitnya, mendudukkan bokongnya pada kursi dengan terus menatap monitor lalu menghembuskan nafas kasarnya. "Sebentar lagi aku pergi, rahasiakan ini dari kakek. Ok!" lanjutnya.

Daniel menghela nafas berat lalu mendekatinya. "Ayolah, jangan membuat semuanya semakin rumit. Kau fikir kakek akan diam saja? Dia akan mencarimu kemanapun sampai ke liang terkecil sekalipun dan menyeretmu pulang. Seperti kita saat kecil,"

Widuri menggeleng, bangkit dari kursi dan berjalan ke arah belakang dimana tas ranselnya berada. Percuma berdebat dengan sepupunya itu, memberikan penjelasan atas apa yang dia utarakan tadi pun enggan "Bukankah kau mau aku bahagia?" cicitnya dengan memasukan barang berharga miliknya ke dalam tas.

Ponsel, kartu identitas dan tentu dompet berisi uang dan juga kartu sakti yang selama ini menjadi penunjang hidupnya tak lupa ia masukan. Hanya beberapa lembar pakaian saja yang ia bawa.

"Widi... Ayolah!? Bukan kebahagian ini yang aku maksud!"

"Kalau begitu kita tidak searah dalam pemikiran, Daniel. Bahagia ku yang dengan cara ini. Widuri menoleh ke arah dimana Daniel berdiri. lalu bergidik, "Menikah dengan orang macam Reno, bisa bisa aku kena penyakit." lanjutnya pelan.

Ransel sudah tersampir dikedua bahu tegaknya, tak lupa dia menguncir rambut panjangnya dan memakai topi. Dirinya siap keluar dari rumah setelah memastikan jika keluarga Hendra sudah tidak ada.

"Oh, demi keamananmu juga pastikan kau tutup mulut. Ok Daniel!" ucapnya menepuk bahu Daniel sebelum ia menghilang dibalik pintu.

Daniel hanya menghela nafas panjang menyaksikan kepergiannya.

Widuri mengendap-endap menuju arah belakang rumah. Dia sengaja pergi saat semua sibuk di depan dimana saat ini kakeknya sudah pasti tengah menginterogasi semua orang. Seperti selama ini ia tahu kebiasaan dan sepak terjang sang kakek.

Setelah tiba dipersimpangan jalan, Widuri segera masuk kedalam taksi. Tujuannya adalah keluar dari kota nun jauh disana agar kakeknya tidak bisa menemukannya. Senyum kemenangan terbit dari bibirnya saat ia menyandarkan tubuhnya dikursi penumpang, topi yang menutupi rambutnya ia buka, dan melepaskan ikatan rambutnya juga.

"Bandara pak!" titahnya.

"Sial... Benar-benar sial...!"

Widuri tak hentinya merutuk, berjalan mondar mandir didepan petugas bandara. Entah kenapa tiket atas namanya tidak bisa di proses. Bahkan data-data dirinya masuk kedalam datfar tercekal. Apa maksudnya.

"Baiklah kek, kalau itu mau kakek. Aku tidak akan keluar kota!" Gumamnya pelan, tidak pernah menduga sang kakek lebih cepat dari yang ia kira.

Widuri berbalik arah, ia keluar dari bandara dan berniat menuju stasion kereta. Ya, pesawat terbang tidak bisa ia andalkan tentu saja masih ada kereta api, fikirnya.

Widuri menikmati perjalanannya kali ini, melihat hiruk pikuk kota dengan segala kekacauannya. Debu polusi maupun asap dimana mana tidak membuat dirinya menyerah. Justru sangat menyenangkan bisa keluar dari sangkar emas yang selama ini menyesakkan dirinya.

Merasa bebas mengexpresikan diri Widuri menjadi kalap. Keluar masuk toko yang belum pernah ia jejali. Uang cash yang dia pegang berhambur dengan cepat, membeli segala makanan dan minuman yang belum pernah ia rasai. Benda benda tidak penting dan juga barang tidak berguna pun ia beli, kartu sakti pun bekerja lebih cepat dari biasanya.

Hingga awan cerah berubah gelap Widuri baru tiba di hotel disebuah kota. ia segera masuk ke dalam kamar dengan jendela besar menghadap laut yang sengaja ia pesan, melemparkan barang-barang yang hanya hanya akan menjadi sampah itu dilantai penatnya setelah seharian berpetualang.

Gadis itu melemparkan dirinya diatas ranjang. Senang rasanya sampai-sampai rasanya ia tengah berada disurga dengan segala kedamaiannya, rencana-rencana yang tersusun dan juga daftar keinginan yang akan ia lakukan dengan hati riang gembira, hingga terlelap saking lelahnya.

Widuri mengerjap kaget, beberapa kali pintu kamarnya digedor dari luar. Ia mengucek kedua matanya lalu menggapai ponsel yang berada tak jauh darinya. Namun tidak ada notifikasi apa-apa karena sengaja ia matikan data internetnya sejak pagi.

"Apa-apaan sih!" gerutunya seraya bangkit, menggeliat lalu menguap.

Tangannya dengan malas membuka pintu, berharap layanan kamar atau semacamnya karena hotel yang ia pilih ini memang terkenal layanannya yang sangat bagus.

"Maaf, anda harus segera meninggalkan tempat ini karena deposit anda telah dibatalkan." ucap seseorang saat pintu baru saja terbuka.

Widuri mengerjap sempurna, apa-apaan ini. Nyawanya masih belum terkumpul semua, tapi kesadarannya langsung berkumpul paksa.

"Apa. Coba ulangi?" Tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Nona, deposit anda telah ditarik. Jadi, segeralah berkemas dan silahkan pergi." kali ini Staff hotel mengulangi dengan lebih jelas. "Demi kedamaian juga nama baik hotel kami," lanjutnya.

Widuri menghela nafas, lagi-lagi fikirannya langsung tertuju pada Handoko. Sang kakek yang terkenal otoriter itu tidak akan mudah membiarkan Widuri hidup tenang padahal baru sehari saja.

Dengan emosi Widuri membereskan barangnya, memasukkan benda yang bisa muat diranselnya dan meninggalkan barang lainnya. Para staff masih setia menunggunya didepan pintu dengan wajah ramahnya sementara Widuri tersungut menyeret kedua kakinya dari kamar.

"Setidaknya berikan aku sarapan!"

1
lina
udh mao bae
lina
normal klo m widuri 🤣🤣

cus lah update k. yg banyak
lina
hayo update k. penisirin oy
lina
karna marsel d kirim ma zee buat jd jodoh u 🤣🤣🤣
lina
mulai perhatian tuh
lina
astagaaaa aku lupa novel ku dewek 😅😅
lina: eet udah abis bae
Zєє wallupattma: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ayo balik sana
total 2 replies
lina
widiiih niat kabur malah nyari jodoh 🤣🤣
lina
pasti marsel lagi
lina
buseeeh bales widuri. masa kalah m marsel
Momy fadilhafiz
karena aku udah punya calon sendiri kakek ☺️🤭
Zєє wallupattma: hihihi
total 1 replies
Momy fadilhafiz
suka ceritanya...sayang sekali cerita sebagus ini peminatnya sedikit
Momy fadilhafiz
ya elah Daniel... seorang CEO kok gak mau nyelidikin.latar belakang seseorang sich!!!
Zєє wallupattma: /Facepalm//Facepalm/itulah kenapa ya dia bodo amatan
total 1 replies
Momy fadilhafiz
ceritanya seru ... semoga dilanjut sampai tamat
Momy fadilhafiz: siap kk
Zєє wallupattma: Makasih kak... terus kasih othor dukungan biar makin semangat ya kak/Heart/
total 2 replies
lina
🤣🤣 ada gunanya juga itu s marsel yg duduk
Zєє wallupattma: suruh bayarin ya jangan diem bae/Facepalm/
total 1 replies
lina
jiwa pembangkan widuri
Zєє wallupattma: heeh wkwkwk
total 1 replies
lina
minta ama kake mu neng 😁
syifa fadila fasha
lanjuttkannn thor😍
syifa fadila fasha
besttt🔥🔥🔥🔥
syifa fadila fasha
bagusssssss bgt, lanjuuut thor🔥
Zєє wallupattma: makasih kak/Determined/
total 1 replies
Zєє wallupattma
kak... 😢 makasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!