NovelToon NovelToon
NOT PERFECT MOTHER

NOT PERFECT MOTHER

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ibu Cantik

Karena bosan dengan kehidupan yang dijalani selama ini, Rania gadis cantik berusia 25 tahun yang telah menyelesaikan s2 di luar negeri ingin mencoba hal baru dengan menjadi seorang OB di sebuah perusahaan besar.

Tapi siapa sangka anak dari pemilik perusahaan tersebut justru menginginkan Rania untuk menjadi pengasuhnya.

Sedangkan Raka duda berusia 40 tahun ,CEO sekaligus ayah dari 3 orang anak yang belum move on dari sang mantan istri yang meninggal pasca melahirkan anak ke 3 nya.

Bagaimana perjalanan Rania dalam menghadapi tantangan yang dibuatnya?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibu Cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sandal Dinosaurus

Ketika makanan datang, suasana menjadi lebih santai. Mereka berbincang seputar kebiasaan sehari-hari, dari mulai bangun tidur sampai kembali dari pekerjaan, meskipun terdengar membosankan tapi hal ini lah yang menjadi pencair suasana diantara mereka berdua.

Namun, di tengah-tengah obrolan, Zidane tiba-tiba terlihat gugup. Ia memutar-mutar gelas di tangannya sambil menatap Rania.

" Rania, aku sebenarnya ngajak kamu makan malam ini karena… ada sesuatu yang ingin aku katakan," kata Zidane dengan suara lebih pelan.

Rania menghentikan kunyahannya, menatap Zidane dengan bingung. "Ada apa, Mas? Kok kelihatan serius banget?"

Zidane menarik napas dalam-dalam. "Aku tuh... sebenarnya—"

Namun, sebelum Zidane bisa menyelesaikan kalimatnya, seorang pelayan tiba-tiba mendekat sambil membawa tagihan. "mohon maaf mengganggu,saya ingin memberikan tagihannya," katanya.

Zidane mengangguk cepat dan merogoh saku celananya, tapi wajahnya mendadak berubah pucat. Ia menggeledah sakunya berkali-kali, lalu menatap Rania dengan panik.

"Astaga, dompetku ketinggalan di mobil!" seru Zidane, membuat pelayan menahan tawa kecil.

Rania langsung tertawa lepas. "Mas Zidane, ini kok jadi kayak adegan sinetron, sih? Ya ampun, aku bayar dulu deh."

"Tapi, Ran—"

"Nggak apa-apa mas. Nanti kamu ganti. Jadi, tenang aja."

Setelah tagihan dibayar, mereka keluar dari restoran dengan Zidane yang masih canggung karena insiden memalukan itu. Namun, ia berusaha mengembalikan suasana.

"Kayaknya ini cara Tuhan ngingetin aku buat nggak terlalu serius malam ini," ujar Zidane sambil tertawa.

Rania hanya menggeleng sambil tertawa kecil. "Ya ampun, Mas Zidane. Untung aku bawa uang lebih. Kalau nggak, kita bisa cuci piring bareng."

Setelah makan malam selesai, Zidane bersikeras mengantar Rania kembali ke kos. "Nggak ada tawar-menawar. Aku harus memastikan kamu sampai dengan aman," ujarnya.

Sesampainya di depan kos Rania, Zidane turun dari mobil dan berjalan mengantar Rania sampai ke pintu. "Nah, selamat sampai tujuan," katanya sambil tersenyum lebar.

Saat mereka tiba di depan kos Rania, Zidane masih terlihat sedikit gelisah. Ia berdiri di samping mobil, menatap Rania dengan tatapan ragu.

"Rania," panggilnya pelan.

Rania, yang sudah hendak membuka pintu kos, menoleh. "Ya, Mas? Ada apa lagi?"

Zidane tersenyum canggung. "Tadi aku belum selesai ngomong. Maksudku... aku sebenarnya suka sama kamu,Ran."

Rania terdiam, mulutnya sedikit terbuka karena terkejut. "Apa?"

"Tapi bukan suka yang kayak... serius banget, sih. Maksudnya aku suka karena kamu orangnya tulus dan baik. Dan... aku mau kita terus dekat. Ya, gitu aja," kata Zidane sambil menggaruk kepalanya, wajahnya memerah.

Rania tidak bisa menahan tawa. "Mas Zidane, cara ngomongnya lucu banget. Tapi... makasih ya. Aku juga senang bisa punya teman sebaik kamu."

Zidane tersenyum lega. "Oke, berarti aku nggak salah ngajak kamu makan malam, kan?"

"Enggak, kok," jawab Rania sambil tersenyum kecil. "Tapi lain kali, bawa dompet, ya."

Mereka berdua tertawa, dan malam itu menjadi awal dari kedekatan yang lebih akrab di antara mereka. Namun, di hati kecil Rania, ia mulai bertanya-tanya: apakah Zidane benar-benar hanya menganggapnya teman? Ataukah ada perasaan lain yang mulai tumbuh?

Namun, saat Rania akan membuka pintu, Zidane tiba-tiba melirik sandal jepit tua yang tergeletak di dekat pintu kos. "Eh, itu sandal siapa? Kok bentuknya kayak dinosaurus punah?" Zidane menunjuk sandal tersebut dengan ekspresi serius.

Rania langsung tertawa keras. "Mas Zidane, itu sandal aku buat di kamar mandi! Kenapa emangnya?"

Zidane menggeleng-geleng sambil menahan tawa. "Aku serius, aku baru pertama kali lihat sandal kayak gitu. Sandal itu kayak punya aura perjuangan hidup."

Rania tertawa sampai bahunya berguncang. "Mas Zidane, kamu itu ada-ada aja. Kalau gitu lain kali traktir sandal baru aja, ya!"

"Tunggu aja, Rania. Besok aku bawain hadiah spesial buat si dinosaurus itu," jawab Zidane sambil tertawa .

Malam itu, setelah Zidane pergi, Rania masih tersenyum sendiri di dalam kamar kosnya. Ia merasa, di balik kepribadian ceria Zidane, ada seseorang yang benar-benar peduli padanya. Karena di keadaan seperti ini Rania merasa kesepian ka

Dan meskipun malam itu berakhir dengan tawa, Rania tidak bisa mengabaikan pertanyaan di hatinya: apakah ini hanya persahabatan, atau sesuatu yang lebih dari itu?

1
🎃SЯ ШłŁŁ🎃
Ceritanya bikin seru, terus lah menulis, author!
can: Terima kasih telah mampir di karya author.😍
total 1 replies
Nagisa Furukawa
Karakter keren! 😍
can: Terima kasih sudah mampir dikarya author 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!