NovelToon NovelToon
Melihat Kematian Dari Cermin

Melihat Kematian Dari Cermin

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: ERiyy Alma

Nafisa, gadis istimewa yang terlahir dari seorang ibu yang memiliki kemampuan istimewa. Tumbuh menjadi gadis suram karena kemampuan aneh yang dimiliki.

Melihat tanda kematian lewat pantulan cermin, membuatnya enggan bercermin seumur hidupnya. Suatu ketika ia terpaksa harus berdamai dengan keadaannya sendiri, perlahan ia mulai berubah. Dengan bantuan sang sahabat, ia menolong orang-orang yang memiliki tanda kematian itu sendiri.

Simak kisah menarik Nafisa, kisah persahabatan dan cinta, juga perjuangan seorang gadis menerima takdirnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERiyy Alma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cermin 6

Semilir angin dari celah jendela kelas di lantai dua membuat seorang gadis mengantuk, sudah beberapa kali kepalanya terjatuh, bahkan hampir terantuk kursi siswa di depannya. Nafisa merasa lehernya sakit karena rasa kantuk yang tak bisa ditahan itu.

Penyebabnya adalah begadang hingga pukul 3 pagi, itu karena ulah buntelan putih yang mendendam, terus menggedor jendela dan atap kamarnya. Nafisa sengaja tak mengadukan hal itu pada ibunya karena tak ingin sang ibu marah, jelas-jelas ia sendiri yang mencari gara-gara dengan menyemprotkan pengharum ruangan pada wajah gosong makhluk itu.

Kalau diingat lucu juga, tapi karena itu ia jadi mengantuk di kelas dan berakhir terkena hukuman dari pak Rafan. Wali kelasnya, seorang guru muda yang sangat disiplin.

“Bapak tanya, kenapa kamu mengantuk di kelas? semalam begadang apa gimana?” hardik lelaki itu, Fisa hanya diam melirik teman-temannya yang saling berbisik menahan tawa.

“Nafisa, bapak tahu kamu anak baru, tapi itu tak lantas menjadi alasan untuk bapak mengasihanimu. Siapapun yang melakukan kesalahan di jam pelajaran bapak, akan bapak hukum. Jadi, sekarang juga kerjakan semua soal di papan tulis!” Pak Rafan menunjuk blackboard, lalu menyerahkan kapur tulis pada Fisa.

Beruntung sekali ia sudah mempelajari soal ini dari Arjuna semalam, Arjuna yang pintar menjelaskan cara memecahkan soal dengan begitu mudah dan jelas, Fisa kini hanya tinggal mempraktekkannya. Tak sulit, bahkan Fisa bisa menyelesaikan 5 soal kurang dari 3 menit.

“Sudah Pak,” ucapnya mendekati pak Rafan yang sedang mengawasinya, beliau lantas berjalan mendekati papan tulis untuk mengoreksi hasil kerja Fisa, setelah itu beliau manggut-manggut dan meminta Fisa kembali duduk.

Seisi kelas menatap Fisa heran, pasalnya soal-soal matematika di papan tulis tadi tidaklah sederhana, tapi Fisa dapat menyelesaikannya dengan cepat.

“Anak-anak, kalian lihat murid baru ini. Dia bisa menyelesaikan soal yang menurut saya lumayan rumit, kalian belajarlah dari dia,” kata pak Rafan, Nuria menjadi yang pertama bertepuk tangan diikuti teman-teman lainnya, “meski begitu Nafisa, kamu tetap tidak boleh tidur di kelas, sekali lagi kamu mengulanginya hukuman akan berbeda, mengerti?”

“Iya Pak,” jawab Fisa lirih.

Bel istirahat berbunyi, anak-anak segera menutup buku pelajarannya, begitupun pak Rafan yang segera pergi meninggalkan kelas setelah berpamitan. Anak-anak berhambur keluar, sebagian dari mereka bergegas ke kantin, dan sebagian lain ke toilet atau ke perpustakaan.

“Hai Fisa, jajan yuk,” ajak Nuria tiba-tiba duduk di depannya. Gadis itu tak peduli tatapan aneh teman-teman kelas yang kebetulan tak menyukai Fisa. Di mata Nuria, Nafisa sangat keren, ia hanya ingin berteman saja.

“Maaf, tapi aku sedang tidak lapar,” jawab Fisa lirih.

Saat itu datanglah Arjuna bersama tiga temannya, kedatangan lelaki itu menciptakan huru hara, rupanya para gadis di sekolah sangat penasaran kenapa kakak kelas tampan itu datang ke lantai dua. Apalagi mereka kini masuk dalam kelas X, kelas anak-anak baru.

“Hai Naf, ini hadiahmu.” Arjuna memberikan sebuah tas kecil berisi novel yang sangat diidamkan Fisa selama ini, Fisa tersenyum senang menerimanya, tapi senyum itu pudar saat ia menyadari banyak mata yang menatap mereka dari luar kelas, mata-mata itu menyiratkan kebencian. Perasaannya mulai tak nyaman, bahkan Nuria merapatkan diri di sampingnya, gadis itu bertanya apakah Nafisa akrab dengan Arjuna?

“Siapa dia Arjun? cewekmu?” tanya seorang lelaki bertubuh tinggi tegap yang datang dengan Arjuna, disampingnya lelaki lain berkulit putih dengan mata sedikit sipit. Fisa yakin itu teman-teman Arjuna, hanya saja ia heran kenapa Arjuna membawa mereka untuk menemuinya?

“Dia, adikku,” jawab Arjuna enteng.

“Wah, yang bener dong kalau ngomong, setahuku adikmu cowok masih balita juga, tapi ngomong-ngomong cantik juga kenalin dong.”

“Jangan dengerin dia Hyung, kamu tahu sendiri Pandu playboy, lebih baik kenalin padaku saja,” sahut Haikal tak mau kalah.

"Ngomong apa kau?" Pandu bersiap-siap memukul Haikal.

“Udah, berisik kalian ini. Naf, ke kantin yuk!” ajak Arjuna menarik tangan Fisa melewati kerumunan gadis di depan pintu, Fisa bisa mendengar sorakan dan bisikan mereka yang ramai, beberapa mengatakan jika Fisa beruntung bisa dekat dengan seorang Arjuna, tapi ada juga yang sengaja berbicara lantang jika Fisa pasti kegatelan menggoda Arjuna. Sementara yang tak mengenal Fisa mempertanyakan siapa gadis buluk yang lancang mendekati Arjuna itu

“Arjun, aku… aku nggak lapar, kamu ke kantin sendiri aja deh ya.” Fisa berhenti di tengah jalan, ia melirik sekeliling dimana para gadis menatap sinis padanya. Arjuna mengerti apa yang terjadi, ia memang cukup populer di sekolah ini, bahkan hampir setiap hari selalu menerima surat cinta. Jadi, kalau dia tiba-tiba menggandeng gadis begini, tentu saja mereka heboh.

“Udahlah, ikut aja temani aku, anggap ucapan terimakasih dari hadiah yang kuberikan tadi,” katanya kemudian. Fisa tak lagi bisa menolak, ia juga jengah mendapat tatapan yang seolah mengulitinya itu, sehingga memutuskan mengikuti langkah Arjuna setelah sebelumnya melepaskan tangannya.

Alis Arjuna berkerut, Fisa berkata dirinya bisa jalan sendiri, cukup tunjukkan saja arahnya karena belum pernah ke kantin. Arjuna tersenyum berjalan lebih dulu di depan, dan Fisa mengikutinya di belakang. Sementara itu Pandu, Haikal dan Nuria tepat berada di belakang Fisa. Tentu saja pemandangan ini menjadi semakin menarik di mata murid-murid lain.

Pasalnya siapa yang tak mengenal Arjuna, Pandu dan Haikal? 3 sahabat yang terkenal karena ketampanan dan juga prestasi akademiknya, selain itu Arjuna yang aktif di klub bela diri, sedangkan Pandu dan Haikal tergabung di klub basket sekolah. Banyak siswi menggila karena mereka, termasuk Alena.

Ya, Alena Rose, gadis blasteran Indonesia korea itu adalah putri satu-satunya pemilik perusahaan Beaver Builders, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembangunan terbesar di kota mereka. Gadis itu sudah lama menyukai Arjuna, tapi selama ini Arjuna selalu menolaknya, lagi dan lagi.

“Siapa gadis itu? berani-beraninya menggoda Arjunamu Al,” bisik salah satu temannya.

“Beri pelajaran!” bisik Alena di balik muka masamnya.

***

Seperti kantin pada umumnya, saat istirahat sekolah seperti ini sudah pasti ramai oleh para siswa dan siswi yang berebut jajanan, sebagian dari mereka yang sudah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan tampak duduk manis di meja, tapi sebagian lain mengantri di depan mamang-mamang penjual bakso, gorengan dan snack-snack ringan.

Fisa berada di salah satunya, karena menurut Arjuna bakso di sekolah sangat enak dan mereka harus mencoba jadilah dia sekarang sedang berada di tengah-tengah antrian murid membeli bakso. Fisa yang bertubuh kecil dan imut terdorong kesana kemari, beruntung Arjuna berhasil memesan dua mangkuk sekaligus dan mengajak Fisa segera keluar dari kerumunan murid-murid yang tengah kelaparan itu.

“Hah, orang kelaparan itu lebih serem daripada setan,” gerutu Nafisa begitu keduanya berhasil keluar antrian. Arjuna tertawa lirih, mengajaknya menemui Haikal dan Pandu yang sudah melambai-lambaikan tangan di meja ujung, rupanya mereka memilih menu berbeda.

“Sini Arjun biar aku bawa,” pinta Fisa berlari lari kecil mengejar langkah lebar Arjuna.

“Udah, biar aku aja yang bawa,” balas Arjuna dengan santainya, lelaki itu benar-benar tak sadar jika hampir semua mata tertuju pada mereka kini.

Fisa yang merasa tak nyaman dengan pandangan itu memutuskan berjalan di belakang Arjuna sambil terus menunduk, firasat gadis itu benar-benar tak enak, jika mengingat pembicaraan mereka tadi sepertinya alasannya karena ia dekat dengan Arjuna. Apa Arjuna sehebat itu di mata mereka? Batin Fisa.

Saat ini Fisa hanya ingin segera sampai di meja dan makan bakso dengan sambal pedas, kepalanya sudah terlalu pusing rasanya, seolah kurang tidur semalam masih belum cukup membuatnya menderita hari ini, malah ditambah sikap Arjuna yang mengesalkan begitu, lelaki itu entah bodoh atau berpura-pura bodoh, bersikap baik padanya begini justru bisa menimbulkan permasalahan lain.

PRANG…

“Aaah, panas!!” teriak seorang gadis, Fisa berhenti tepat di depan meja, bahkan Arjuna baru saja meletakkan bakso mereka. Keduanya reflek menoleh ke belakang, seorang gadis tersiram kuah bakso panas di tangannya.

“Fisa, apa kamu menyenggol dia?” tanya Haikal.

“Ah, e-enggak tuh, nggak.” Fisa menggerakkan dua tangan di depan wajah, ia merasa tak menyenggol gadis itu, meski jalannya menunduk bukan berarti Fisa tak berhati-hati. Namun, ia heran karena mereka justru menatap kesal padanya kini, padahal Fisa tak mengerti apa kesalahannya.

Tapi pada akhirnya Fisa tahu kelakuan siapa itu. Di atas meja para gadis, hantu leher panjang merangkak dan melambaikan tangan padanya. Hantu itu adalah hantu yang sama dengan yang ditemuinya di toilet kemarin.

...

1
Heri Wibowo
mungkin Husein cemburu melihat anaknya dekat dengan cowok
ERiyy Alma: Biasa Kak, bapak-bapak posesif ama putrinya. 🤭
total 1 replies
ERiyy Alma
Haloha readers tercinta, mohon maaf untuk hari ini author belum bisa update karena ada acara keluarga mendadak. Insya Allah next ya... makasih 🙏
Heri Wibowo
beruntung Arjuna diasuh di dalam keluarga penyayang.
Heri Wibowo
lanjut kak
Heri Wibowo
lanjut kakak
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
takdir kematian sudah ditetapkan, tidak ada satu manusia pun bisa menghindarinya.
ERiyy Alma
Maaf ya agak telat, sudah update dari semalam sebenarnya. Tapi entahlah kenapa bisa baru muncul. 🤭🙏
Heri Wibowo
Terima kasih double update-nya kakak
ERiyy Alma: sama-sama... 😊
total 1 replies
Heri Wibowo
Alhamdulillah Ana bisa diselamatkan
ERiyy Alma
Maaf, untuk bab selanjutnya mungkin agak molor ya. Karena hari ini acara author padat sekali. Tapi, insya Allah next bisa langsung dua bab. hehe 🙏🤭
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
ditunggu update selanjutnya kakak
Heri Wibowo: oke kakak
ERiyy Alma: Tunggu ya Kak, insya Allah nanti kalau udah longgar bakal update normal, sehari 2x kayak biasa. Beberapa hari ini memang lagi ada acara, jadi padet jadwalnya. Hehe..😅🙏
total 2 replies
Werewolf hayho
Jadi itu yg bkin Alena nakal, hmz..
Heri Wibowo
dibalik kenakalan Alena di sekolah ternyata dia sering mendapatkan kekerasan dari ayahnya
Heri Wibowo
Apa mungkin Hana bisa diselamatkan ya
Heri Wibowo
Iyah gantung, lanjut kakak.
Heri Wibowo
nggak apa-apa Kak yang penting update setiap hari
ERiyy Alma: insya Allah diusahakan Kak... 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!