Seyra Adlina, wanita muda 23 tahun dengan paras cantik, menjalani kehidupan ganda yang menarik. Di siang hari dia bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe kecil dan di malam hari bertransformasi menjadi pelayan di sebuah club malam. Hubungannya dengan sang pacar harus berakhir karena pengkhianatan yang ia saksikan sendiri. Perasaan patah hati dan marah, membuatnya melakukan tindakan tidak masuk akal dalam keadaan mabuk
Takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang CEO yang mengetahui identitas dan latar belakangnya yang selama ini disembunyikan. Situasi tak terduga memaksa mereka untuk menikah kontrak dengan tujuan masing-masing.
Mampukah benih-benih asmara tumbuh diantara mereka setelah melewati berbagai tantangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maisaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ditinggal Joya
Saat Seyra sudah keluar dari ruangan, ia bertemu dengan Agung saat hendak pergi meninggalkan kantor.
"Sey, mau kemana?" tanya Agung
"Mau pulang lah" jawab Seyra dengan nada ketus lagi, berjalan melewati Agung
Agung pun bergegas mengikuti Seyra, karena sebelumnya ia sudah di perintahkan oleh Virsha untuk mengantar Seyra pulang ke apartamen milik Virsha.
"Tunggu Sey, gue anter" ujar Agung, mendahului langkah Seyra untuk ke parkiran
Seyra tidak mengucapkan apa-apa, ia terus berjalan keluar kantor dan menunggu Agung disana yang sedang mengambil mobil di parkiran.
Tak lama dari itu, Agung datang membawa mobil miliknya, Seyra langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang.
Kini, Agung mulai mengemudikan mobilnya. Saat dedang menyetir mobil, sesekali ia melihat wajah Seyra dari cermin mobil.
"Lo kenapa sih Sey?" tanya Agung, penasaran, tetap fokus menyetir
Seyra menghela napas keras, tidak menjawab pertanyaan Agung.
"Anter gue ke Kafe Joy, Gung" titah Seyra
"Loh, tapi Virsha nyuruh gue buat anter lo pulang ke apartemennya" tegas Agung
"Hey, gue kesana cuma mau ambil baju-baju gue ya. Lo jangan banyak omong deh." ketus Seyra lagi
Agung hanya bisa terdiam, ia bingung dengan Seyra yang tiba-tiba bersikap aneh.Ya walaupun ia tahu, emang dari dulu sikapnya emang seperti itu, selalu ketus ngomong sama orang saat suasana hatinya sedang buruk.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di Kafe Joy.
Saat keluar dari mobil, mereka melihat kalau Kafe Joy tidak buka padahal di depan kafe ada mobil Joya yang tengah parkir.
"Loh, Kafe Joya bisa nutup juga?" tanya Agung dengan nada bercandanya
Seyra melotot ke arah Agung, dan Agung langsung bungkam karena tatapan tajam Seyra itu. Tanpa banyak bicara, Seyra langsung masuk ke dalam kafe.
"Jo" panggil Seyra dengan nada yang berteriak pelan, mencari keberadaan Joya
Di dalam dapur, Joya mendengar teriakan Seyra yang memanggil namanya. Ia langsung bergegas keluar dari dapur dan menemui Seyra.
"Eh Sey, kenapa?" tanya Joya, sambil melepas sarung tangan memasaknya
Seyra pun menghampiri Joya yang masih terlihat kebingungan. Sedangkan, Agung setelah masuk ke dalam kafe, langsung duduk di kursi.
"Kok kafe tutup?" tanya Seyra, mengerutkan dahinya kebingungan
Joya menghela napas panjang, tersenyum dengan pertanyaan Seyra.
"Sebelum gue jawab pertanyaan lo, gue mau nanya dulu sama lo" ujar Joya, memegang kedua bahu sahabatnya itu
"Lo mau ngapain kesini?" tanya Joya dengan nada lembutnya
"Ya gue mau ambil baju-baju gue Joya sayang" jawab Seyra, membalas nada bicara lembut Joya
Agung yang mendengar percakapan kedua sahabat itu, langsung merinding. Padahal tadi dalam perjalanan, Seyra selalu menjawab pertanyaannya dengan ketus dan marah, tapi sekarang dia malan bicara dengan nada yang dihaluskan.
"Yaudah, sekarang lo jawab pertanyaan gue tadi" tegas Seyra, menatap dalam mata Joya yang terlihat lelah dan banyak pikiran
"Sebenernya__" Joya masih enggan memberitahu Seyra tentang keadaannya saat ini
"Gue mau ke luar negeri Sey" ucap Joya, membuat Seyra mematung, begitu juga Agung yang langsung berdiri dan mendekat ke arah mereka
"Maksud lo?" tanya Seyra lagi, memastikan maksud Joya
"Penyakit mama gue makin parah Sey. Terus dokter nyaranin buat berobat ke rumah sakit yang ada di luar negeri. Jadinya, gue juga harus ikut dong buat jagain nyokap" jelas Joya, melepaskan tangannya dari bahu Seyra
"Oh ya, gue udah buatin lo kue" ucap Joya, berlari ke dalam dapur untuk mengambil kue yang telah ia persiapkan untuk Seyra
Mendengar penjelasan Joya tadi, membuat Seyra tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya bisa memaklumi keadaan sahabatnya itu, tidak selamanya Joya akan tetap berada disampingnya.
Sedangkan Agung, ia juga ikut terdiam dan merasa seperti kehilangan. Walaupun mereka tidak terlalu dekat dan jarang bertemu, tapi dia tetap akan merasa kehilangan sosok Joya yang asik dan bisa mencairkan suasana.
Joya keluar membawa kotak yang didalamnya berisi kue khusus buat Seyra.
"Masih dalam rangka hari bahagia, gue buatin ini buat lo Sey, spesial" ujar Joya, memberikan kotak kue itu ke Seyra
"Dalam rangka bahagia atau dalam rangka perpisahan?" tanya Seyra dengan nada datar
Joya menaikkan sudut bibirnya dan menaruh kotak kue itu dia atas meja dekat mereka berdiri.
"Sey, gue gak bakalan lama disana, palingan cuma beberapa hari atau mungkin satu bulan. Kalau nyokap gue udah sembuh, terus gue balik ke sini, gue bakalan nemuin lo lebih dulu deh" jelas Joya, mendekati Seyra dan mencolek hidung Seyra dengan jari telunjuknya
Seyra langsung memeluk erat Joya, tanpa ia sadari setitik air membasahi pipinya. Bagaimana tidak, seseorang yang setiap hari ia temui, berbagi cerita suka dan duka, menjadi garda terdepan saat ia kesulitan, kini akan pergi jauh dari dirinya. Walaupun cuma sebentar, terap akan sangat terasa sepinya.
"Janji ya, awas aja lo lupain gue" jelas Seyra, dalam pelukannya
"Iya, Seyra bawel" Joya membalas pelukan Seyra, dan mengelus pelan punggungnya
"Yaudah, tadi katanya mau ambil baju. Kasian Agung tu, lama nunggu" ujar Joya, melirik ke arah Agung
Seyra pun melepaskan pelukannya, melirik tajam ke arah Agung di belakang. Agung sengaja menoleh ke arah lain, menghindari tatapan tajam Seyra.
"Mau gue bantuin?" tawar Joya
"Gak usah Jo, gue bisa sendiri" ucap Seyra, masih dengan nada lembutnya dan langsung berjalan menuju kamarnya di lantai dua
Kini, tersisa Joya dan Agung di sana. Agung menatap dalam mata Joya, menghampirinya. Joya hanya tersenyum melihat Agung yang berjalan ke arahnya.
"Agu__"
Joya menghentikan perkataannya, belum sempat selesai memanggil nama Agung. Tiba-tiba Agung memeluknya, membuat Joya terkejut.
"Lo baik-baik di sana ya" ujar Agung, memeluk erat Joya
"G...ung, lo serius meluk gue?" tanya Joya, dengan nada sedikit terbata-bata karena kaget
Agung yang mendengar pertanyaan Joya, langsung sadar dan melepaskan pelukannya itu.
"Eh, sorry Jo. Gue kebawa suasana" jelasnya, menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Gapapa" ucap Joya, terkekeh dengan sikap Agung yang salah tingkah
"Oh ya, terima kasih ya" ujar Joya dengan nada serius
"Terima kasih? Untuk?" tanya Agung, kebingungan
Joya hanya mengulum senyumnya dan kembali lagi masuk ke dapur. Ternyata, selain menyiapkan kue buat Seyra, ia juga menyiapkan kue kering coklat untuk Agung.
"Nih, gue udah buatin lo kue kering, lumayan buat teman ngopi" ujar Joya, memberikan toples kue kering itu ke Agung
Agung menaikkan kedua sudut bibirnya, memperlihatkan gigi putih bersihnya.
"Terima kasih" ucapnya dengan nada lembut dan penuh kasih sayang
Mereka terlihat seperti sepasang kekasih, saling melempar senyum satu sama lain, tertawa bersama dengan tingkah mereka masing-masing. Mereka yang awalnya tidak terlalu dekat bahkan jarang berkomunikasi saat bertemu, tiba-tiba sekarang terlihat seperti orang yang sudah saling kenal sangat lama.