Semuanya telah benar-benar berubah ketika mantan kekasih suami tiba-tiba kembali. Dan Elmira Revalina berpikir jika berita kehamilannya akan dapat memperbaiki hubungannya dengan suaminya— Kevin Evando Delwyn
Namun, sebelum Elmira dapat memberitahukan kabar baik itu, mantan kekasih suami— Daisy Liana muncul kembali dan mengubah kehidupan rumah tangga Elmira. Rasanya seperti memulai sebuah hubungan dari awal lagi.
Dan karena itu, Kevin tiba-tiba menjauh dan hubungan mereka memiliki jarak. Perhatian Kevin saat ini tertuju pada wanita yang selalu dicintainya.
Elmira harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Kevin tidak akan pernah mencintainya. Dia adalah orang ketiga dalam pernikahannya sendiri dan dia merasa lelah.
Mengandalkan satu-satunya hal yang bisa membebaskannya, Elmira meminta Kevin untuk menceraikannya, tetapi anehnya pria itu menolak karena tidak ingin membiarkan Elmira pergi, sedangkan pria itu sendiri membuat kisah yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semoga Beruntung
[Davina Grizelle Ardonio, CEO baru perusahaan Ardonio Corporation dalam skandal plagiarisme]
[Daisy Liana dan Davina Grizelle Ardonio akan bertanding dalam waktu satu minggu. Siapakah diantara mereka berdua yang akan muncul sebagai pemenangnya?]
[Davina Grizelle Ardonio telah mencuri hasil karya Daisy Liana]
Berita tentang Davina yang di tuduh melakukan plagiarisme telah menyebar ke seluruh kota bak sebuah api yang langsung melahap dan merembet hutan, media internet telah di penuhi dengan berita utama tentang masalah tersebut.
Saat ini, Davina sedang melewati kantor utama dan secara tidak sengaja ia mendengar para karyawan sedang membicarakan berita tersebut.
"Skandal ini tidak akan baik untuk perusahaan kita. Aku sudah melihat bahwa sahamnya sedang anjlok," komentar seseorang.
"Ya... Aku tidak percaya mereka berdua datang dengan desain yang sama. Salah satu dari mereka pasti berbohong."
"Menurutmu siapa yang akan memenangkan kompetisi ini? Nona Davina tampak sangat percaya diri ketika di ruang rapat, kemarin."
"Tentu saja, Nona Daisy. Kita semua tahu Nona Daisy adalah desainer terkenal, sementara Nona Davina bukanlah siapa-siapa, kecuali seorang wanita yang tiba-tiba menjadi kaya dalam semalam setelah orang tuanya menyelamatkannya dari kemiskinan. Tidak mungkin dia akan menang," kata Anna.
"Menurutku kamu tidak seharusnya menghakimi Nona Davina padahal kamu belum mengenal dia. Kita tunggu saja kompetisinya dan kita lihat hasilnya. Setelah itu, kita bisa menilai." kata salah satu dari sedikit orang yang berada di pihak Davina, menegur Anna.
"Itu benar sekali, Nona Davina adalah putri dari dua desainer terkenal. Aku tidak sabar untuk melihat bagaimana karya yang akan dia buat."
"Oh ayolah, Davina seorang pencuri dan aku berharap Tuan Kevin menghukumnya karena telah mencuri hasil karya tunangannya." Teriak Anna.
Dari tempat mereka berdiri saat ini, Olafia menoleh kearah Davina dan berbisik. "Nona, jangan pedulikan mereka. Biar aku saja yang menegur mereka—"
"Tidak masalah Ola. Mereka hanyalah para karyawan yang sedang merasa bosan dan menghabiskan waktu mereka untuk mengobrol. Kamu tidak perlu mengurus mereka." Jawab Davina, menoleh kearah Olafia. "Kalau ada berita dari perusahaan, beri tahu aku. Aku ingin berkonsentrasi pada desainku selama beberapa hari ke depan."
Davina lantas melangkah pergi. Namun, dalam perjalanannya menuju ruang kerjanya, ia bertemu dengan seseorang yang sangat tidak ingin dia temui.
"Lihatlah siapa yang ada di sini...dia pencuri desain ku." Sindir Daisy.
Davina memutar bola matanya malas. Daisy benar-benar tidak tahu malu. Kebenarannya adalah Daisy yang telah mencuri hasil karya Davina, tetapi dia dengan berani menyebut jika pemilik asli sebagai pencuri.
"Nona Daisy, permisi. Aku tidak punya banyak waktu untuk bermain-main denganmu. Aku harus mengerjakan desain yang baru." Kata Davina dengan suara dinginnya.
"Desain baru? Apakah maksudmu.... Kamu ingin mencuri desain dariku lagi? Hahaha!." Daisy tertawa seperti orang yang tidak waras. "Selamat dirimu dulu dari rasa malu dan jangan harap bisa mengalahkan aku di dalam kompetisi ini. Kamu tidak punya tempat di sini... karena hanya aku satu-satunya yang bisa bekerja dengan Kevin."
Davina tersenyum untuk menahan tawanya. 'Jadi, akhirnya kamu memutuskan untuk menunjukkan sifat asli mu, ya?.' Batin Davina.
"Bagaimana tepatnya kamu akan bekerja dengan Kevin? Apakah itu artinya kamu akan meniru desain semua orang agar bisa bertahan di perusahaan ini?." Tanya Davina dan tatapan kemarahan terlihat jelas di mata Daisy..
"Jangan kita aku tidak tahu rencana, Nona Ardonio. Tapi rencanamu tidak akan pernah berhasil karena aku akan ada di sini untuk menghentikan mu. Aku tidak akan membiarkanmu mengambil Kevin dariku." Gerutu Daisy. Ia sangat membenci Davina! Terutama karena wajahnya yang sangat mirip dengan wanita jalang itu, Elmira! Rasanya seperti Elmira kembali dari neraka untuk menghantuinya dan menyiksanya.
Davina mencibir dan menatap Daisy dengan tatapan jijiknya. Ia melangkah maju dan membungkuk badannya, mengingat jika Daisy duduk di kursi roda. "Daisy, apa menurutmu semua orang seperti mu? Aku sama sekali tidak peduli dengan Kevin. Tidak ada yang istimewa tentang pria itu. Satu-satunya hal yang ingin aku ambil darimu adalah hasil karyaku! Dan aku tidak akan membiarkan orang sepertimu mencuri hasil karyaku, lalu lolos begitu saja."
"Kamu......"
"Nona Daisy, kamu tidak punya waktu untuk merepotkan aku. Kamu seharusnya mencari inspirasi untuk membuat desain sebelum batas waktunya dan semoga kamu beruntung." Kata Davina dan bersamaan dengan itu hati Daisy terasa hancur karena kepanikan mulai merayapi dirinya.
Daisy berharap ia bisa mengusir Davina sebelum batas waktunya, tetapi tampaknya Davina tidak berniat pergi meskipun dia telah menghadapi penghinaan yang sangat berat di hadapan Kevin.
"Semoga kamu juga beruntung. Dan semoga desainer terbaik yang menang." Jawab Daisy berpura-pura terlihat tetap tenang.
Davina menyeringai. "Ya, aku senang kita sepaham."
***
Aksa datang di kemudian hari untuk menemui Davina. Ketika wanita itu keluar dari kantor, ia mendapati Aksa telah berdiri didepan mobilnya sembari memegangi buket mawar merah.
"Aksa, kenapa kamu ada di sini?." Tanya Davina.
Banyak dari rekan kerjanya yang keluar masuk kantor sembari memperhatikan mereka dan berbisik-bisik.
Aksa tampak seperti seorang CEO dari novel romantis yang datang untuk mengejar cintanya. Wajahnya tampan rupawan, dan ia mengenakan setelan mahal dengan rambut cokelat keemasan yang ditata seperti bangsawan dari film aristokrat.
"Davina, aku sengaja datang untuk menghiburmu." Kata Aksa, tersenyum. "Kamu pasti bisa memenangkan kompetisi itu!."
Davina tersenyum. Ia berjalan mendekati Aksa. "Apa kamu menghiburku karena aku tidak bisa membuat desainku sendiri dan malah mencuri karya orang lain?." Tanyanya.
"Tidak! Aku sangat tahu kalau kamu tidak menjiplak karya siapa pun. Aku juga tidak pernah meragukanmu. Aku datang benar-benar untuk menghibur mu dan untuk menyakinkan kamu bahwa aku percaya padamu. Kamu pasti akan memenangkan kompetisi itu." Kata Aksa dengan yakinnya.
Kedua mata Davina terbelalak, ia tidak menyangka jika Aksa akan mempercayainya semudah itu.... Tidak seperti Kevin yang bahkan tidak bisa mendengarkan pendapatnya terlebih dahulu sebelum menyimpulkan.
Sebaliknya, Aksa tidak meragukannya dan mempercayainya begitu saja.
Kehangatan merayapi hatinya dan ia pun menerima bunga dari Aksa. "Terima kasih, Aksa. Kepercayaanmu padaku sungguh berarti."