Partner Ranjang Mr Zen

Ica masuk ke dalam mansion dengan paperbag di tangan nya, dia belum menyadari keberadaan Zen.

"Sudah pulang belanja, By?" Tanya Zen datar. Ica membalikan badan nya dan melihat Zen berdiri dengan tangan yang bersedekap.

"Lho, Daddy sudah pulang?" Balik tanya Ica, karena jam di dinding masih menunjukan pukul 3 sore. Biasanya Zen akan pulang jam 5 atau telat nya jam 7 malam.

"Sudah, males kerja nya By. Bimo pergi cuti sampai besok.." Jawab Zen.

"Sudah makan?" Tanya Ica, Zen mengangguk mengiyakan.

"Kamu sudah makan sayang?"

"Tadi makan ayam goreng sama Hani, Dad.."

"Hani? Siapa itu Hani, By?" Tanya Zen dengan dahi yang berkerut.

"Temen aku waktu kerja di bar.." Jawab Ica.

"Ohh, sengklek gak By? Daddy takut kamu ketularan."

"Enggak dong Dad, dia temen yang baik." Jawab Ica dengan senyuman nya.

"Syukurlah, kamu beli pesanan Daddy?"

"Ini, Ica beli dua.." Ica menunjukan paper bag di tangan nya yang berisi dua setel pakaian haram.

"Ayo, Daddy sudah tak sabar.."

"Lho, mau sekarang Dad? Masih sore.."

"Gapapa, nanti pas selesai waktu makan malam sayang." Ica pun pasrah, mengikuti Zen yang menarik tangan nya ke kamar.

Zen masuk ke dalam kamar mandi dan Ica ke ruang ganti.

"Daddy selalu saja begitu, padahal masih sore." Gumam Ica dengan bibir yang mengerucut.

"Gak boleh menggerutu sayang, sudah tugas mu melayani Daddy.."

"E-ehh Daddy.." Ucap Ica sambil cengengesan, untung saja dia tidak bicara yang tidak-tidak, bisa berabe urusan nya nanti.

"Daddy berubah pikiran, sebaiknya jangan memakai pakaian itu. Buka saja pakaian mu, kamu pasti terlihat lebih sexy.." Zen mengerling nakal menatap gadis nya.

Ica mendelik mendengar ucapan Zen, secepat itu kah pria itu berubah pikiran? Mungkin dia merenungkan nya di kamar mandi barusan.

"Dad.."

"Ya By.." Jawab Zen, dia mendekat dan mendekap tubuh mungil Ica.

"Kenapa Dad?"

"Aroma mu sangat menenangkan sayang, membuat aku bergairah."

"Aku belum mandi, mungkin bau asam keringat."

"Tak masalah, kita sudah sering berbagi keringat kan?" Tanya Zen, suara nya serak menahan desakan di bawah tubuh nya yang terus meronta, ingin terlepas dari tempat nya.

"Ohh **!*, celana Daddy menyempit.." Ica menoleh ke bawah, dia melihat celana Daddy nya menggembung.

"Ini jadinya mau maen dimana? Di kasur apa disini Dad?" Tanya Ica.

"Kita coba disini sayang.." Jawab Zen, pria itu segera menurunkan celana nya yang terasa menyempit.

"Daddy.." Rengek Ica sambil menutup mata nya.

"Kenapa Baby? Jangan malu-malu, kamu sudah biasa merasakan nya kan?"

"Iya, tapi Ica kan gak pernah liat dia kayak gitu." Jawab Ica, dia sering memegang nya, tapi melihat nya dalam keadaan berdiri tegak, baru dua kali, waktu di jejeli dan saat ini.

"Mau coba gaya baru sayang?"

"Maksud Daddy?" Tanya Ica heran, selama ini dia hanya di masuki saat berbaring kan?

"Kita coba sambil berdiri.." Zen membuka seluruh pakaian Ica dan dia berdecak kagum saat melihat kemolekan tubuh sang gadis.

"Dad, mandang nya gitu banget. I-ica malu Dad.." Wajah Ica memerah, pria itu terus saja menatap tubuh nya yang polos.

"Kamu selalu cantik sayang.." Puji Zen membuat wajah Ica semakin memerah.

Zen mulai melancarkan serangan nya, dia mengecup basah leher jenjang Ica, menyesap nya hingga meninggalkan bekas kemerahan.

"Apa Daddy takkan membuka baju?" Tanya Ica, pria itu masih memakai kemeja nya.

"Kita coba sensasi baru.."

Zen membalik tubuh Ica, membelakangi tubuh nya. Tangan Ica bertumpu di sisi lemari pakaian saat pria itu mulai menyatukan diri.

"Dad, sesak.." Keluh Ica saat senjata Zen masuk sepenuhnya.

"Enak By?"

"S-sakit.." Ringis Ica, inti nya terasa penuh sesak.

"Daddy akan pelan-pelan," Zen mulai menggerakan pinggang nya maju mundur dengan perlahan.

"Eemmm, Dad.." Ica melenguh pelan saat Zen mempercepat gerakan nya, posisi ini sangat menguntungkan bagi Zen, karena senjata nya melesak masuk lebih dalam hingga menyentuh titik denyut gadis nya.

"Enak sayang?"

"Terus Dad, lebih cepat.." Ica terengah-engah saat merasakan sesuatu yang mendesak ingin meledak.

"Zen..." Pekik Ica saat dia meraih pelepasan pertama nya, tubuh nya mengejang. Hampir saja dia merosot, kalau tangan Zen tak memegangi nya dengan cepat.

"Lemas Baby?"

"Lutut ku gemetar Dad.." Jawab Ica.

Tanpa aba-aba, Zen menggendong Ica dan merebahkan nya di ranjang.

"Apa semua nya sudah berakhir?"

"Tentu saja belum, kita baru saja mulai." Jawab Zen, dia kembali menyerang gadis nya dengan buas, bahkan Ica di buat kewalahan dengan sentuhan Daddy nya yang memabukan.

Zen membuat Ica jerat jerit karena ulah senjata nakal nya di dalam lubang sempit itu. Beberapa kali, dia meminta menyudahi penyatuan, tapi bukan Zen nama nya jika menurut pada gadis nya sebelum dia benar-benar puas.

....

Bimo masuk ke dalam sebuah bar, dia memang menyukai minuman beralkohol belakangan ini, tentu nya tanpa sepengetahuan atasan nya, karena Zen melarang keras Bimo meminum minuman keras.

Bimo duduk di salah satu kursi di depan bartender.

"Hai Bim, dah lama gak kesini.." Sapa salah satu bartender yang memang mengenal Bimo.

"Banyak kerjaan, bro." Jawab Bimo santai.

"Minum?"

"Yang biasa ya.." Bartender itu menganggukan kepala nya, lalu mengambil sebotol minuman dengan kadar alkohol paling tinggi.

"Kau sendirian? Tak berminat menyewa wanita untuk menemani mu?"

"Kagak ada yang bagus, pengen yang masih segel. Ada gak?" Tanya Bimo, dia sudah mulai meminum beberapa gelas minuman keras.

"Elahh, kalo mau nyari gadis segel Lu datang ke tempat yang salah Bim.."

"Kali aja ada spesies langka." Celetuk Bimo.

"Permisi kak, pekerjaan saya sudah selesai. Saya pamit ya.." Pamit seorang gadis berpakaian seragam ala bar. Kemeja putih dengan rok hitam, juga stocking transparan.

"Oke, besok kesini tepat waktu. Besok ada pelanggan VIP." Peringat Bartender itu.

"Iya kak.." Jawab gadis itu, dia pergi dengan langkah santai sambil membawa tas selempang nya.

"Siapa?"

"Pegawai disini, dia cewek baik-baik Bim. Nah, Lo nyari cewek segelan kan? Dia orang nya.."

"Kayaknya bakal susah," Gumam Bimo, meski tak menutup kemungkinan gadis itu akan mau.

Bimo melanjutkan minum-minum nya hingga tepar dan terpaksa di bopong oleh bartender itu ke kamar yang tersedia di belakang.

....

🌷🌷🌷

Si Bimo doyan tepar😂