" Kamu terlalu sibuk dengan urusan dirimu sendiri sampai lupa kalau aku juga butuh kehangatan"
" Tapi wajar saja, kita belum menikah dan kita sedang berusaha untuk kearah sana bukan?"
" Sudahlah nin, ikhlaskan saja berarti kamu bukan yang terbaik untuk dia hehe dan ternyata aku yang menang bukan?"
Yah terkadang hidup sulit dimengerti, tapi sakit yang datang bukan berarti akhir dari kehidupan bukan?
Terkadang sakit yang hadir justru mereka sedang membersihkan jalan kehidupan kita dari hasil yang buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Sejak pagi Nathan hanya melakukan panggilan sebentar karena hari ini akan mengadakan rapat internal, tentu saja Nindy mengerti dan tidak mempermasalahkan karena kemarin seharian bahkan sampai pagi tadi panggil video mereka baru terputus.
Makan siang hari ini Nindy makan bersama sang papa diruangan saja, tentu saja dengan masih melanjutkan obrolan terkait progres pekerjaan yang sedang dilakukan dan itu sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka kali ini apalagi semenjak sang papa kembali ke kantor karena sang kakak sedang melakukan bulan madu.
" Maaf jika sudah menunggu lama" suara seorang pria yang baru saja sampai membuat fokusnya teralihkan.
" Ahh tidak apa, silahkan duduk pesanlah makanan dan minuman" begitu jawaban yang cukup tenang dengan suara baritonnya.
kini Nathan dan Revano tengah duduk berhadapan disalah satu resto yang telah disepakati untuk pertemuan keduanya, semalam Nathan mengirim pesan kepada Revano untuk bertemu secara dewasa karena memang sebelumnya mereka tidak pernah terlibat perselisihan sehingga komunikasi mereka lancar.
" ekhem, langsung saja setelah semalam aku mengirimkan video kepadamu bagaimana tanggapanmu?" ucap Nathan setelah menyesap minumannya.
Semalam Nathan mengirimkan video yang ia rekam ketika Amel dan Nindy terlibat obrolan dikantor, tidak ada maksud apapun selain mencari solusi untuk hubungan dewasa yang lebih baik saja apalagi mereka keluarga.
" Bagaimanapun kedepannya kita akan menjadi saudara ipar, jadi sesama laki-laki aku ingin mengetahui bagaimana tanggapanmu dan jangan sampai kamu salah mengambil keputusan yang akan membuat adanya episode penyesalan part 2" ucap Nathan lagi setelah melihat tatapan Revano yang sepertinya sedang bingung akan jawabannya sendiri.
" Hahhhhh (tarikan nafas yang begitu dalam dan berat) sebenarnya aku benar-benar menyesal atas perbuatan yang telah aku lakukan kepada Nindy, bisa-bisanya aku tergoda oleh nafsu dan kini aku terjebak oleh kesalahanku sendiri" dengan suara beratnya kini Revano mulai membuka suaranya.
Nathan tentu saja akan mengubah menjadi mode pendengar yang baik, karena yang dibutuhkan oleh Revano saat ini adalah didengarkan dan diterima bukan diberikan nasihat yang akan membuat perasaannya menjadi tidak baik bahkan merasa dihakimi.
" Setelah berpisah aku merasa kehilangan begitu dalam, aku sadar sejak bersama Nindy aku bisa sampai berada dititik sekarang tapi karena nafsu dan kebodohan yang aku lakukan sampai akhirnya kini aku merasa jika aku telah salah melangkah tapi itu tidak akan merubah apapun untuk hubungan kami" Revano menjeda ucapannya karena dirasa dadanya kini terasa sesak.
" Setelah aku mengedarkan video semalam aku memutuskan untuk memperbaiki hubunganku bersama Amel, aku harus mempertanggungjawabkan atas keputusan yang telah aku ambil karena setiap keputusan apapun akan ada konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan" aahh kali ini jawaban Revano membuat Nathan merasa tenang.
" Aku ingin kesalahan yang telah aku lakukan menjadi pembelajaran bagi aku dan juga Amel, apalagi hubungan kamu sudah jauh ada rasa khawatir akan hasil perbuatan kami sudah menghasilkan kehidupan didalam perut Amel dan tentu saja aku harus bertanggungjawab bukan? Sebagai lelaki sudah seharusnya bertanggungjawab bukan pergi yang bisa jadi akan menimbulkan masalah baru" Revano kini suaranya terdengar lebih tenang, tatapannya mulai sendu.
Nathan menepuk pundak Revano memberikan ketenangan didalam sana, karena Nathan tidak ingin memotong pembicaraan Revano yang sedang nyaman bercerita.
" Dari Nindy aku belajar untuk menerima kehidupan yang sedang dijalani tanpa menyalahkan siapapun, aku juga akan membimbing Amel agar bisa lebih mengontrol emosi dirinya dan tentu saja lebih fokus pada hubungan kami. Aku pastikan jika Amel tidak akan menggangu kalian lagi mulai saat ini" Revano memang sudah benar-benar memikirkan hal ini semalam suntuk.
" Aku percaya padamu, banyak kesungguhan dari kedua bola matamu" aahh Nathan sengaja menjawab karena ingin membuat Revano semakin mempercayai dirinya sendiri dan tidak goyah.
" Bicaralah, sepertinya aku sudah selesai" kini Revano terkekeh memahami keraguan Nathan.
" Aku bangga padamu yang mampu mengakui kesalahan bahkan sekarang memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik, seperti kata Nindy mari kita fokus pada pasangan masing-masing dan tentu saja tujuan hidup masing-masing tanpa harus mencampuri urusan siapapun. Amel dan Nindy saudara satu ibu jadi mau gak mau, suka tidak suka kita akan menjadi saudara ipar bukan? Jadi mari kita menjalin hubungan baik sudah sedewasa ini bukan lagi saatnya beradu argumen apalagi kekerasan bukan?" Nathan memberikan tangannya untuk bersalaman dengan Revano.
Tangan itu saling bersambut sehingga terjadilah ikatan sebagai simbol saling mendukung satu sama lain, sampai akhirnya obrolan berlanjut namun tidak lama karena keduanya kini harus kembali ke rutinitas masing-masing setelah jam makan siang ini.
Lega sekali perasaan Revano dan juga Nathan setelah obrolan mereka kali ini, saling melepaskan dan saling berkolaborasi untuk menjalin hubungan lebih baik lagi.
🌟
Pukul 16.30 wib...
Tok.. tok.. tok..
" Masuk"
Ceklekkkkk.....
Nathan masuk kedalam ruangan Nindy setelah mendapatkan izin dari sang pemilik, ketika pintu itu terbuka terlihat wajah kaget dari sang kekasih kali ini.
Greeppppppp....
Nindy langsung menghambur kedalam pelukan nathan, memang sengaja Nathan tidak memberikan kabar kepulangannya hari ini setelah semalaman berjuang menyelesaikan pekerjaannya hingga tuntas dan siangnya bertemu dengan Revano.
" Kangeeennn, tapi kenapa ga bilang kalau hari ini pulang?" Nindy masih memeluk erat sang kekasih.
" Kejutan hehe, sekarang gabisa lama pergi jauh soalnya ada nyonya muda yang rewel kalau kangen heheh" goda Nathan seraya merapihkan Surai Nindy yang kini menutupi wajahnya.
" Ihh nyebelin deh" Nindy mendongkak menatap wajah Nathan yang sebenarnya baru seharian kemarin tidak bertemu, tapi sudah seperti berminggu-minggu tidak bertemu.
" Bakso mang Adjie yuk" sebelum negara ngambek menyerang mari kita serang titik lemah lawan hehehe.
" Ayukkk, aduh aku murahan banget deh mau ngambek tapi lulus dengan bakso doang tapi aku doyan gimana dong" Nindy mengomel lebih banyak membuat ruangan menjadi hangat karena suaranya.
" Engga murahan tapi emang hobi jajan gimana lagi, nanti kalau udah kenyang boleh dilanjutkan ngambeknya yaa sayang?" Nathan duduk manis dikursi Nindy seraya memperhatikan sang kekasih yang sibuk dengan perlengkapannya kini.
" Aaaaahhh mas Nathan ihh mana bisa, kalau kenyang ya tidur terus besok pagi udah lupa" Nindy memang bukan tipe pemarah dengan jangka waktu lama.
" Yauda lagian kalau ngambek kan rugi sendiri sayang jadi capek, kesel sendiri terus gak dapet jajan iya kan? Udah baikan yaaa maafin mas tapi kejutannya berhasil kan? Seneng gak?" Nathan menatap lembut wajah sang kekasih yang terlihat semakin mempesona, tidak lupa memakaikan jaket yang sudah ia bawa karena diluar cuaca sedang turun hujan.
" Gemes banget sih, terimakasih yaa selalu menjadi pelindung yang sangat baik untuk aku" siapa yang tidak meleleh mendapatkan perlakuan manis seperti ini dari sang kekasih.
apa bedanya, kk Din??
wkwkwk
kl mo marah hrs direncanakan,
disusun yg rapi..
kyk jdwl mata pelajaran..
hihiiiii
hajar,Jo!!!
emg kk Dinar tau gmn
pergerakan buaYa.....??
wkwkwk
gk niat..
atau....
blm mau???
wkwkwk
Abg Nindy namanya jonathan?
calon Nindy namanya Nathan kan??
jantung yg bergoyang???
wkwkwk