Yasmin Ningrum, gadis cantik berjilbab 22 tahun harus hidup tanpa kasih dari kedua orang tuanya akibat kecelakaan beberapa tahun lalu yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Kini Yasmin tinggal bersama paman dan bibinya yang perhitungan sekali kepadanya.
Bahkan untuk biaya hidupnya Yasmin harus mencari sendiri dengan bekerja sebagai penjaga toko bunga.
Kehidupan Yasmin berubah, saat dirinya di pertemukan dengan sahabat lamanya waktu SMA. namun sayang, sikap sahabat laki-lakinya itu sedikit berbeda dari biasanya.
Namun takdir berkata lain, Yasmin di pertemukan sahabatnya dengan cara yang tidak terduga.
Dirinya digerebek warga saat sedang sama-sama berteduh dari hujan, di sebuah gubuk.
Pada hari itu juga, status Yasmin berubah menjadi istri sahabatnya.
Apakah pernikahan mereka akan bertahan layaknya pasangan yang saling mencintai?
Dan apa penyebab berubahnya sikap sahabatnya itu?
Ikuti kisahnya dalam cerita mereka, ya!
Jangan lupa tinggalkan jejak, like, komentar dan follow. 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
Setelah selesai memasak Yasmin pun, mengantarkan makanan itu ke ruangan alvino. namun saat menuju ruangan Alvino, Yasmin kembali bertemu dengan niken yang sepertinya, akan masuk ke ruangan Alvino.
"Bawa apa kamu?" Niken memicingkan mata, menatap sesuatu yang di bawa oleh Yasmin.
Yasmin tersenyum. "Aku akan mengantarkan makan siang untuk tuan alvino, kak." jawabnya ramah.
Niken mendelik, mendengar jawaban dari Yasmin. dia tidak menyangka, alvino menolak ajakannya tapi meminta Yasmin untuk membawakan makanan untuknya. niken yang kesal pun, merebut nampan yang di pegang oleh Yasmin.
"Kak niken, mau apa? Biar Aku saja, yang mengantarkan makanan ini!" Yasmin pun terlihat panik, karena tanpa meminta izin niken mengambil alih nampannya.
Niken menatap tajam. "Diam, kamu! Seharusnya, Aku yang menyiapkan makanan ini. Dan ingat, jangan coba-coba mencari perhatian pada tuan alvino!" balasnya sarkas.
Yasmin pun terdiam, mendengar niken yang terlihat kesal padanya. dia pun membiarkan niken, untuk membawa makanan alvino. sebab dia tidak ingin, membuat keributan lagi dengan niken.
Niken yang percaya diri pun, masuk ke ruangan alvino. dia yakin, jika alvino akan memujinya. perlahan di berjalan membawa nampan dan tersenyum semanis mungkin.
"Tuan alvino, ini makan siang untuk anda." Niken menyimpan nampan itu di meja lain, yang berada di ruangan alvino.
Alvino yang sedang fokus bekerja pun, menatap tajam niken yang berani masuk tanpa meminta izin. Alvino awalnya mengira, jika yang masuk ke ruangannya adalah Yasmin. "Apa, yang kamu lakukan di sini? Saya tidak meminta mu, untuk membawa makanan ke sini. Jadi sekarang, keluar!" bentaknya marah.
Niken pun tersentak, mendengar alvino membentaknya. dia tidak menyangka, jika atasannya akan semarah itu. "Ta-tapi, tuan Alvino. Saya hanya, membantu perempuan itu saja. Saya pikir, seorang office girl tidak pantas membawakan makanan, untuk anda. Jadi saya berinisiatif, untuk membawakannya ke sini." ujarnya membela diri.
"Sekarang juga, keluar dari ruangan saya! Jangan pernah melakukan hal ini lagi, jika kamu masih ingin bekerja di sini!" Alvino kembali ke duduk di kursinya. kini rasa laparnya pun seketika hilang, saat melihat keberadaan niken di sana.
Niken yang takut akan kemarahan alvino pun, segera keluar dari sana. dia tidak ingin sampai alvino, benar-benar memecatnya.
Di waktu bersamaan niken keluar dari ruangan itu, Martin pun masuk ke dalam. dia melihat, jika atasannya itu sedang kesal. Martin pun menghampirinya.
"Panggilkan, Yasmin ke sini." titah Alvino dengan nada dingin.
Martin yang hendak bersuara pun, mengurungkan niatnya saat alvino mendahuluinya. dia pun segera mencari keberadaan Yasmin,saat itu juga.
***
Tak berselang lama, Yasmin pun sampai di ruangan alvino. Martin pun, menyuruhnya untuk masuk ke dalam.
Yasmin yang awalnya enggan kini, mau tidak mau harus masuk lagi ke ruangan alvino. dia pun tidak mengerti, kenapa alvino suka sekali jika dirinya di ruangannya. padahal Yasmin tahu, jika alvino saat ini sangat membencinya.
"Kamu panggil aku, Al." Yasmin berdiri di hadapan alvino.
Alvino menatap tajam. "Siapa, yang menyuruh niken ke sini bawa makan siang, gue?" tanyanya ketus.
Yasmin terdiam, ternyata alvino marah padanya karena hal itu. Yasmin pun menceritakan hal tadi, yang terjadi saat dengan niken.
Alvino mendengus kesal, karena mengetahui jika niken melakukan hal itu. dia berdiri dan berjalan menghampiri, Yasmin. "Sekarang, temani gue makan siang." titahnya, tidak ingin di bantah.
Yasmin pun mengangguk pelan, memilih menemani Alvino untuk makan. dia merasa kasihan, karena Alvino dari tadi belum makan siang. Yasmin hanya menjadi penonton, melihat Alvino yang makan dengan lahap.
Alvino yang sadar sedang di perhatikan oleh Yasmin pun, menatap sekilas pada Yasmin. "Lo mau makan?" tanyanya acuh.
Yasmin pun, tersenyum dan menggeleng pelan. "Tidak. Aku sudah makan tadi." tolaknya halus.
Alvino mengangkat bahu acuh, melanjutkan kembali makannya. dia sebenarnya merasa risih, saat Yasmin selalu memperhatikannya. namun apa boleh buat, karena permintaannya maka alvino hanya membiarkannya.
Tak lama kemudian alvino pun, selesai makan siangnya. dia pun menyuruh Yasmin, untuk membereskan semuanya. setelah itu meminta Yasmin, untuk keluar dari ruangannya.
***
Sore hari semua para karyawan, pulang. begitu pun Yasmin, yang pulang dengan menggunakan ojek.
Alvino yang memperhatikannya dari kejauhan, terlihat kesal. "Ojek lagi! Minimal naik taksi!" gerutunya ketus.
Tanpa Yasmin ketahui, alvino mengikutinya dari belakang. alvino takut, jika terjadi sesuatu pada Yasmin.
***
Sesampainya di halaman apartemen, Yasmin pun turun dari motor dan memberikan uang, kepada tukang ojek langganannya. "Terima kasih ya, pak. Sudah, mengantarkan saya pulang." ucapnya tulus.
Tukang ojek itu pun tersenyum. "Sama-sama mbak." balasnya sopan, kemudian pergi dari sana.
Yasmin pun, berjalan menuju ke apartemen. Namun saat akan masuk ke dalam lift, Yasmin tiba-tiba saja terdiam. dia takut kejadian pada pagi hari, terulang lagi. apalagi, keadaan di sana saat ini terlihat sepi.
Di saat Yasmin sedang kebingungan, tiba-tiba saja alvino datang dan mengajaknya masuk ke dalam lift. "Masuk. Lo aman sama gue." ucapnya acuh, seakan tahu jika Yasmin sedang ketakutan.
Yasmin pun bernafas lega, karena akhirnya ada alvino yang menemaninya. sehingga dia tidak perlu lagi khawatir, dengan kejadian yang paling ditakutkannya terjadi lagi.
Sesampainya di depan apartemen alvino, mereka langsung masuk ke dalam. namun tidak berselang lama, alvino pun pergi dari apartemennya.
"Kamu mau kemana, Al?" tanya Yasmin heran, melihat alvino kembali keluar.
Alvino menatap Yasmin dengan tajam. "Malam ini, gue harus pulang ke rumah. Dan lo, tetap di sini." jawabnya acuh, dan keluar dari apartemennya.
Yasmin terlihat sedih, saat mengetahui jika malam ini dirinya tinggal sendiri di apartemen. dia hanya berharap, tidak terjadi sesuatu pada dirinya malam ini.
***
Di rumah alvino
Hendrik terlihat sedang berbicara serius, dengan alvino yang baru saja tiba di rumahnya.
"Sekarang jelaskan, siapa perempuan berhijab yang tinggal bersama mu di apartemen?" Hendrik yang penasaran pun, langsung berbicara pada intinya.
Alvino terdiam, mendengar pertanyaan dari Hendrik. dia tidak menyangka, jika papahnya akan menanyakan hal itu.
Hendrik tersenyum miring. "Apa karena perempuan itu, kamu ingin melampiaskan kekecewaan, Al. Ingat! Jangan pernah menyembunyikan apapun dari papah." ujarnya dingin.
Hendrik tidak ingin, sampai alvino mengambil jalan yang salah. apalagi dia dengar dari anak buahnya, jika saat ini alvino tinggal berdua dengan seorang perempuan berhijab di apartemennya.
"Apa, papah memata-matai ku?" tanya alvino tersenyum, sinis. dia tidak menyangka, jika papahnya akan secepat ini mengetahui hubungannya dengan Yasmin.
Hendrik tersenyum sinis. "Kenapa? Apa kamu terkejut? Ingat Al, meskipun kamu sudah dewasa, tapi papah tidak akan membiarkan mu bersikap seenaknya. Sekarang jelaskan, siapa perempuan yang berada di apartemen mu?" tanyanya menekan.
Alvino akhirnya memberitahu, tentang siapa perempuan yang tinggal bersamanya, di apartemen. "Dia istri ku, pah." jawabnya tegas.