Ka Rani hiks,tolong aku suamiku dipecat dari pekerjaannya dan dia pergi meninggalkan aku dengan wanita lain padahal aku sedang mengandung darah dagingnya.Aku tak punya siapapun lagi selain Kaka." Ucap Rena adik satu-satunya Rani
" Bagaimana bisa jadi seperti ini Rena,Lantas bagaimana kondisimu saat ini?"
" Aku luntang Lantung dijalan ka,rumahku baru saja disita pihak bank karena sertifikat rumahnya dijaminkan mas Reno untuk pinjaman di bank dan ternyata mas Reno ditak membayar cicilannya selama berbulan-bulan.
" Ya Tuhan malang sekali kamu Ren,sebentar Kaka diskusi dulu dengan mas Langit,Kaka mau minta izin untuk kamu tinggal bersama Kaka."
" baik ka terimakasih.
Beberapa saat kemudian.....
" hallo Ren!"
" Iya ka bagaimana?
" sekarang posisi kamu ada dimana,mas Langit setuju dan Kaka akan menjemputmu saat ini juga!"
" Allhmdulillah,baik ka terimakasih.Aku ditaman sakura jalan kenangan blok d.Kaka beneran mau kesini ka?"
" Iya dek,kamu jangan kemana-mana sebelum Kaka datang ya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12 Gerah
Setelah beberapa kali Rena mendapatkan pelepasan kigi giliran langit.
Dia mendorong miliknya semakin dalam dan mempercepat gerakan pinggulnya hingga tubuhnya bergetar hebat dibarengi erangan saat cairan hangatnya menyembur ke rahim Adik iparnya.
Hosh hosh hosh
Nafas keduanya masih tersengal disisa-sisa percintaan panas mereka.
Diluar hujan turun semakin deras,karena lelah mereka akhirnya tidur dalam satu selimut dengan kondisi masih polos tanpa busana.
Empptttthhhhh
" Astaga sudah jam 4 sebentar lagi ka Rani pasti pulang! Mas bangun mas bangun,kita harus mandi mas ka Rani sebntar lagi pasti pulang."
Rena merasa panik dan dia langsung membangunkan langit dengan mengguncang tubuhnya,langit terlihat masih begitu nyenyak.
" Mas cape Ren!" Ucapnya dengan mata terpejam.
" Tapi mas,ini sudah jam 4 ka Rani pasti sebentar lagi pulang.Kita harus membereskan kekacauan dikamar ini mas."
Aura tampak panik lantaran di seprei itu ada noda bekas sisa percintaan mereka.
" Jam 4!" Langit langsung duduk saat mendengar Rena mengatakan itu.
Wajahnya panik seketika.
" Duh mas ini gimana mana seprei basah lagi,kamu sih gak pake alas apa ke pas mau keluar jadi nyecer gini kan.Mana ini dikamar kamu,kalau dikamar aku si gak masalah." Keluh Rena sembari memunguti pakaiannya yang berceceran dilantai.
" Udah sana kamu kembali kekamar kamu,ini biar mas yang urus!" Langit bangkit dari tidurnya dan segera memakai celana boxernya.
Sementara Rena pergi kekamarnya masih dengan tubuh polosnya.
Jakun langit naik turun kala melihat Rena melenggok tanpa memakai busana saat pergi dari kamarnya.Tak terasa kejantanannya kembali bangun namun otaknya kembali waras saat melihat jam sudah menunjukan pukul 16.35 menit.
" Astaga semoga Rani kena macet dijalan dan dia terlambat sampai rumah." Gumam Langit sembari tangannya sibuk menarik seprei dan slimut yang kotor akibat cairan yang dikeluarkan olehnya dan Rena hasil dari aktifitas panasnya diranjang.
Sementara dikantornya ,Rani terlihat pucat dan juga gelisah.Vani yang terus memperhatikan Rani akhirnya bertanya karna merasa sahabatnya sedang tidak baik-baik saja.
" Ran,Lo kenapa si dari tadi gue perhatiin Lo ha fokus banget kerjanya.Lo kebanyakan ngelamun tau gak sih!"
Ucap Vani saat mereka berdua tengah jalan beriringan keluar dari ruang kerjanya.
Gak tau nih van,dada gue ko kaya ditusuk gitu rasanya.Ke sesek,sedih kepikiran tapi gak tau apa penyebabnya.Gue Juga bingung tau van,gue kenapa ya van.Apa gue perlu ke psikiater ya van.Gue bermasalah nih kayanya."
Tanpa sadar ucapan Ranj membuat hati Vani tersadar akan apa yang ia hawatirkan.Kendati demikian akal sehatnya terus menyangkal dan berharap jika apa yang ia hawatirkan hanya karena dia berlebihan memikirkan rumah tangga sahabatnya.
" Udah Lo tenangin diri Lo,gue yakin semua baik-baik aja ko.Gak perlu ke psikiater kali Ran,elo baik-baik aja ko.Mungkin karena akhir-akhir ini Lo banyak kerjaan jadi ya gitu deh.Besok kita jalan-jalan pas weekend okey!"
Vani terus saja menenangkan Rani meskipun tidak dengan hatinya.
Huuufff
Rani membuang nafas ke udara.Hatinya memang gelisah sedari ia meninggalkan rumah.Ingin sekali Rani pulang dan lebih memilih menjaga suaminya namun tuntutan pekerjaannya yang mengharuskan dia agar tetap berangkat bekerja.
" Lo bener van,mungkin juga karena mas Langit lagi sakit jadi gue gak fokus gitu.Ya udah kita pisah disini ya van,Lo bawa mobil sendiri kan."
" Iya iya gue bawa ko .Ya udah Lo hati-hati dijalan,inget gak boleh ngelamun kalau lagi bawa kendaraan bahaya!"
" Iya iya bawel!" Ucap Rani sembari terkekeh.
Setelah itu mereka berpisah dan masuk ke mobilnya masing-masing.
Kurang lebih 45 menit Rani sudah sampai dipelatarn rumahnya.Jalanan yang cukup ramai membuatnya sedikit terlamabat sampai rumah.
Deru mesin mobil terdengar begitu jelas sampai ke dalam rumah.Langit gegas keluar dan membuka pintu menyambut sang istri yang baru saja pulang bekerja.
" Haii mas,kamu sudah baik-baik saja?" Tanya Rani begitu melihat wajah langit.
" Hai sayang,aku sudah lebih baik.Kamu cape banget pasti ya sayang,apa jalanan macet sampai kamu terlambat. Cup,aku merindukanmu sayang." Langit mencium kening sang istri membuat wajah Rani bersemu merah.
Mendapatkan ciuman dari suaminya entah mengapa hati Rani justru terasa sakit.
" Cape aku langsung ilang mas,Lo mas kamu keramas mas? Harusnya jangan dulu dong mas kamu kan lagi demam,tadi mandi pake air hangat gak?" Todong Rani begitu melihat rambut suaminya yang basah.
" Oh iya mas gerah sayang jadi mas mandi keramas biar seger." Jawaban Langit justru membuat Rani merasa heran.
" Gerah? Bukankah sedari pagi hujan deras mas,aku aja kedinginan loh dikantor.Apa orang sakit itu gerah pas hujan?" Tanya Rani.
"Bukan ,itu anu mas kan abis minum obat sayang mas keringetan banget jadi mas mas mandi karena lengket." Kilah Langit.
" Udah ayo masuk sayang,mandi dulu biar badan kamu seger.Mas kangen mas pengin peluk kamu tapi kamu bau acem." Ucap Langit sembari terkekeh.
Langit sengaja mengatakan itu agar Rani tak banyak bertanya tentang rambutnya yang basah.
Rani i memutuskan langsung masuk kekamar karena dia memang merasa harus segera menyegarkan badannya setelah seharian berkuat dikantor,ditambah lagi setelah macet-macetan tubuhnya butuh diguyur dengan air hangat.
" Mas mas!" Teriak Rani saat masuk kedalam kamarnya mendapati sepertinya sudah berubah warna.
" Iya sayang kenapa?"
" Mas ganti seprei lagi ya? Padahal aku baru aja ganti kemaren,ko diganti mas kenapa?" Tanya Rani pasalnya saat ia meninggalkan kamarnya masih dalam keadaan bersih dan rapih meskipun suaminya masih tidur diatas ranjangnya.Namun Rani ingat betul bahwa sprei dan kamarnya baik-baik saja.
Andre menggaruk tengkuknya yang tak gatal,ia bingung harus menjawab apa pertanyaan yang Rani ajukan.
" Gue lupa kalau dia itu sangat teliti!" Batin Langit.
" Oh itu anu sayang,mas mutah ya mas mutah jadi mas terpaksa ganti.Tadi siang gak tau kenapa mas perutnya gak enak banget,pas mas paksa makan terus minum obat malah mas mutah jadi karna kotor akhirnya mas ganti yang bersih biar gak bau sayang." Papar Langit membuat Rani mengangguk percaya.
" Duh maaf ya mas,coba aku dirumah mas pasti gak harus ganti sendiri.Ya sudah gapapa aku mandi dulu ya mas.Mas keluar dulu aja panggil Rena buat makan nanti aku nyusul." Setelah mengatakan itu Rani lantas masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Kurang lebih 20 menit Rani didalam kamar mandi kini ia keluar dengan wajah dan badan yang jauh lebih segar.
Setelah berganti pakaian Rani lantas keluar dari kamar karena perutnya yang sudah keroncongan.
Rani keluar berbarengan dengan Rena yang juga baru keluar dari kamarnya sementara Langit sudah dibelakang menunggu mereka dimeja makan.
Sebelum mandi Rena sudah menyempatkan diri untuk menghangatkan makanan,Rena terpaksa memesan makanan dari luar karena tak sempat memasak.Demi menutupinya agar Rani tidak curiga, Rena menghangatkan makanannya dan membuat dapur sedikit berantakan agar terlihat bahwa ia baru saja selesai masak.
" Loh Ran kamu baru mandi juga,jangan dibiasakan mandi terlalu sore ra.Kasian adek bayinya kedinginan didalam sini." Ucap Rani sembari mengusap perut adiknya yang mulai membuncit.
" Iya ka,aku baru sempet mandi karena tadi masak dulu." Dusta Rena.
" Ran kamu keramas juga,kalian kompak banget keramas sore-sore." Kekeh Rani membuat dua orang yang sudah menghianatinya saling tatap tanpa sepengetahuan Rani.
" Em itu mba aku gerah jadi mandi keramas biar seger." Kilah rena.
" Wah jawabannya kompak bener,mas Langit juga bilang kalau dia gerah." Lagi-lagi Rani hanya terkekeh mendengar jawaban dari adiknya.
" Astaga kenapa aku sempat berfikir lain melihat mereka kompak keramas." Batin Rani.
" No Rani! Kamu tidak boleh berfikir terlalu jauh,kamu hanya terpengaruh dengan ucapan Vani.Mereka suami dan adik kandung kamu mereka tidak akan mungkin menghianati kamu.Stop berfikir terlalu jauh." Rani terus saja menyangkal isi hatinya.
" Ran ko diem!" Langit menegur Rani yang membuat lamunan Anjani buyar.
Bersambung.....
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."