NovelToon NovelToon
Campur Tangan Mertuaku Di Keluarga Kecilku

Campur Tangan Mertuaku Di Keluarga Kecilku

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Tina Mehna 2

Menjadi ibu baru tidak lah mudah, kehamilan Yeni tidak ada masalah. Tetapi selamma kehamilan, dia terus mengalami tekanan fisik dan tekanan mental yang di sebabkan oleh mertua nya. Suami nya Ridwan selalu menuruti semua perkataan ibunya. Dia selalu mengagungkan ibunya. Dari awal sampai melahirkan dia seperti tak perduli akan istrinya. Dia selalu meminta Yeni agar bisa memahami ibunya. Yeni menuruti kemauan suaminya itu namun suatu masalah terjadi sehingga Yeni tak bisa lagi mentolerir semua campur tangan gan mertuanya.


Bagaimana akhir cerita ini? Apa yang akan yeni lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tina Mehna 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12. CTMDKK

Suasana makin memburuk. Adikku menyerahkan Reza pada Nesa. Dan dia kembali menyerang Syifa dengan menjambak serta mendorong nya lagi.

“Aduhhh,,, hey! Lepaskan anakku!” Ucap Mertua ku Marni.

Tiba-tiba saja, mertua ku mendorong Salma hingga dia terjatuh ke atas tanah.

“Aw…” rintih nya kesakitan.

Aku menolong adikku itu begitu pula dengan Pak Rt dan Bu Rt.

“Bu Marni, saya sebagai ketua Rt disini, berhak ikut campur atas ini. Anda membuat keributan hingga membuat celaka orang lain. Sebenarnya ada apa ini? Kamu Ridwan, kenapa kamu diam saja melihat semua ini?”

“Heh Pak Rt, Ini semua salah dia. Kalau saja dia tidak kembali ke sini, kita nggak akan ribut.” Mertua ku menunjuk—nunjuk ku.

“Memang nya Yeni salah apa bu? Ini rumah nya, kenapa dia tidak boleh kembali ke sini? Anda adalah mertua nya, sebaiknya anda memberikan perhatian pada menantu dan cucu anda bu.” Jelas pak Rt menasehati.

“Pak! Tadi Ridwan mengusir Yeni pak terus Bu Marni tiba—tiba dateng dan marah-marah nggak jelas.” Ucap Nesa membenarkan.

“Kenapa di usir Ridwan? Istri kamu salah apa? Dia habis melahirkan loh, kenapa kamu malah mengusirnya? Coba di jelaskan apa kebenarannya.

“Ya elah, pokoknya ya pak Rt, Dia itu tuh ngechat katanya mau pulang ke kampung nya. Dia mau ninggalin kak Ridwan coba. Ya benar dong, harus di usir. Kenapa malah balik ke sini?” Celoteh Syifa ikut-ikutan.

“Heh! Kalau ngomong yang bener ya! Kalau nggak tau kamu harusnya diam!” Sahut Salma menanggapi dengan emosi.

“Eh ini kenyataan nya. Kamu juga kan marah-marahi ka Ridwan. Sok banget kamu. Dih..”

“Hehh… mulut kamu ini memang pantas di sumpal. Awas kamu..” Adikku ingin menampar Syifa lagi namun dihalangi oleh ku dan Bu Rt.

“Cukup! Jangan begini. Lebih baik mari kita masuk dan cari titik penyelesaiannya. Benar kan pak?” Ucap Bu Rt.

Kami semua pun masuk kedalam rumah ku dan duduk di ruang tamu ada juga yang berdiri karena kursi tamu di rumah ku terbilang kecil.

“Bu Marni, Saya bicara sebagai penengah dalam masalah ini. namun saya tidak bermaksud untuk ikut campur di dalam masalah keluarga anda. Sekarang, ada apa ini sebenarnya bu? Saya sarankan anda agar tidak gegabah. Apa anda sudah menanyakan alasan kenapa Yeni ingin pulang ke rumah nya? Yeni? Bisakah kamu mengatakan alasan kenapa kamu ingin pergi ke kampung halaman mu?”

“Pak, saya ke kampung halaman hanya untuk memulihkan diri pak. Setelah melahirkan, aku…” Ku akan bercerita namun seperti biasa Mertua ku menyela diriku.

“Kamu nggak betah di sini? Gara-gara ku marahi terus? Lemah sekali. Kamu ini memang tak punya sopan santun sih.”

“Sopan santun, Situ yang memang pada dasarnya tak suka kan sama Yeni?” Sahut Nesa masih menggendong bayiku.

“Eh eh, gimana mau suka. Dia tidak pernah melakukan segala hal dengan benar. Dia itu tuh selalu saja buat ku kesal.”

“Iya ngeliat wajahnya aja udah buat ku kesel. Iihh” Ucap juga Syifa menyalahkan ku.

“Apaan sih. Ikut-ikutan aja kamu.” Syifa membalasnya dengan sewot.

“Lu tuh sok tau banget. Hihh..”

“Kamu!” Adikku beranjak ingin mengajaknya berkelahi lagi namun ku halangi.

“Jangan, sudahlah.”

Ku lihat mas Ridwan, begitu pula dengannya yang menatap ku juga.

“Kenapa kamu diam mas? Apa kamu tidak ingin membela ku meski hanya sedikit?” Ucap ku dalam hati.

“Heh Bu Marni. Bukannya anda yang selalu cari kesalahan Yeni? Malah Yeni yang di salahkan. Anda seharusnya intropeksi diri. Pake sok-sokan nyalahin orang lain padahal memang masalahnya ada di hati anda yang busuk dan nggak suka mantu anda bahagia. Jadi selalu di doktrin tun si Ridwan.”

“Eh Bu Fitri! Kalau ngomong di jaga ya! mulut kau itu yang busuk. Kau tuh yang nggak ngerti gimana sifat dia yang sebenernya. Sok-sokan sekali menilai.”

“Eleh, semua warga di sini juga tau. Kalau anda yang bener-bener cari masalah sama Yeni. Bilang aja anda memang dari awal nggak suka sama Yeni kan? Anjing ini menggonggong terus sih.”

Semua malah ribut sendiri. Namun tiba-tiba ku kaget dan semuanya juga kaget karena mas Ridwan menggebrak meja.

Bruk!

Semua menoleh kearahnya, “Cukup! Pak Rt, saya mohon kalian semua keluar dari rumah ini. Kecuali Yeni, ku ingin bicara dengannya berdua.” Ucap Mas Ridwan.

“ya baiklah, memang sebaiknya begitu. Masalah keluarga mu jangan pernah biarkan siapapun mencampuri nya. Baiklah, ayo keluar kita keluar.” Ucap Pak Rt lalu mereka semua pun pergi.

Kini giliran aku dan mas Ridwan saja yang ada di dalam.

“Mas, Apa kamu sangat ingin aku pergi dari rumah ini? Mas, ku baru melahirkan anak kita. Kamu pasti tau kan keadaan ku? Mengapa kamu sama sekali tak peduli mas?” ucapku memulai pembicaraan.

“Tau, ku sangat tau. Tapi kamu juga harus sadar kalau kamu melakukan kesalahan yang besar.”

“Kesalahan? Apa mas?”

“Kamu tak tau apa kesalahan mu?”

“Tidak. Mas.”

“Mama seringkali menasehati mu tapi kamu malah selalu saja membuatnya marah dan jadinya begini dari awal kita menikah kamu berjanji bukan untuk menyenangkan mama agar dia juga perlahan-lahan menyukai mu? Tapi apa ini? Dia selalu marah-marah dan selalu saja tidak merasa senang. Kamu tau kan kalau mama sangat penting dalam hidupku? Ku tak tahan melihatnya marah-marah seperti itu terus. Seharusnya kamu sebagai menantu selalu bersikap hormat dan nurut apa kata nya. Kalau begitu, mama pasti akan perlahan menyukai mu. Kalau kamu disukai oleh mama”

“Apa aku tak sepenting itu mas di dalam hidup kamu? Reza? Apa dia tidak penting juga. Mas, kalau menghormati dan berusaha buat mama suka, aku setiap hari mas berusaha.”

“Kalau kamu berusaha, kamu akan selalu nurut. Tapi kamu sama sekali tidak nurut dan tak percaya dengan mama. Mama sudah sangat berpengalaman dalam kehidupan tapi kamu malah sering ngeyel sejak melahirkan.”

Ku sangat sakit mendengar suamiku tak sedikit pun berusaha mengerti dan membela ku.

“Kenapa diam? Itu kesalahan kamu. Lebih baik kamu memang pergi dari sini Yen.”

“Mas! Kamu tega sekali mas. Apa kita menikah untuk berpisah seperti ini? Mas! Mana janji kamu, Ingat kamu juga punya janji mas. Hidup semati dengan ku. Kamu juga berjanji akan selalu mencintai ku. Tapi apa ini? Aku kecewa mas dengan mu!” Ku meninggikan suaraku tak tahan lagi.

Entah kenapa ku langsung perlahan berdiri dan berjalan perlahan membuka pintu rumah ini lalu keluar. Di depan rumah nampak banyak sekali orang yang menungguku. Di sisi kiri ku nampak juga mertua dan adik ipar ku yang terlihat tersenyum licik padaku. Adikku mendekati ku dan berkata, “Mba, bagaimana?”

“Kita pulang Sal,” Jawabku singkat.

Adikku sempat melirik mas Ridwan dan kedua wanita itu lalu ku dengar dia mengertakkan giginya. Setelah itu dia pun menggandeng ku berjalan lebih jauh dari rumah itu.

Bersambung…

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!