Kisah Seorang Dokter Muda dengan segudang prestasi dan kesempurnaan dalam hidupnya, ternyata mempunyai masa lalu dari seorang laki-laki yang menyakitkan, semua itu membuatnya harus pergi meninggalkan kota kelahiran dan keluarganya
Dokter ALENA berasal dari Keluarga Milyarder yang hidup sederhana dengan menutupi identitasnya
Disaat Seseorang yang pernah menorehkan luka di hatinya tiba-tiba muncul kembali di kehidupannya, apa yang akan terjadi ?
Penasaran, yuk ikuti ceritanya ya
cerita ini adalah seri ke 2 dari kisah sebelumnya "POWER OF WOMAN"
Salam kenal dan jumpa dari Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Alena dan Edward akhirnya sampai di Apartemen Edward dan segera membuka pintu masuknya dengan menekan nomor kode pintu hingga terbuka
CEKLEK
Alena segera masuk sambil memapah Edward, sekilas Alena mengedarkan pandangannya memperhatikan suasana apartemen Edward yang sangat kelihatan mewah
"Hem, lumayan juga apartemen mewahnya" batin Alena
"Sebaiknya kita ke kamarku saja" ucap Edward
"Hah, tunggu-tunggu, kenapa harus ke kamarmu, apa tidak sebaiknya kita disini saja, kita cuma berdua ini" sahut Alena
"Siapa bilang, ada pak Hari, orang kepercayaan ku, sudah, ayok bantu aku ke kamar"
"Oh, iya" Alena langsung membantu Edward berbaring di tempat tidurnya
Sesaat kemudian datanglah pak Hari dengan tergesa-gesa dan langsung terkejut melihat keadaan tuannya
"Tuan Edward, apa yang terjadi ?" Teriak Pak Hari cemas
"Aku baik-baik saja, tergores luka tembak saja tadi" ucap Edward
"Apa, kok bisa, apa ada yang ingin mencelakakan tuan?"
"Sepertinya begitu" jawab Edward
"Saya akan menghubungi kak Delia dulu untuk mengambil peralatan ku, sepertinya lukamu perlu di jahit sedikit saja" ucap Alena, dan membuat pak Hari terkejut baru menyadari keberadaan Alena di sana
"Oh ,maaf nona Alena, saya tidak menyadari anda disini, terimakasih bantuanya" ucap pak Hari
"Iya pak" jawab Alena dan segera menghubungi Delia, memberi kabar tentang kejadian tadi, Delia dan Amaya terkejut segera menuju ke Apartemen Edward yang kebetulan letaknya di atas Bangunan Apartemen Delia
Tak lama kemudian Delia dan Amaya datang, Pak Hari segera membukakan pintu, mempersilahkan keduanya untuk masuk langsung ke kamar Edward
"Ini Al " kata Delia memberikan koper kecil alat kesehatan punya Alena
"Keadaan Pak Edward gimana Al?" Tanya Amaya yang sedang duduk di samping Alena
"Alhamdulillah, luka robek sedikit saja, gak terlalu parah"
"Oh, Syukurlah" sahut Delia
Alena segera menyiapkan peralatan heatingnya (peralatan jahit luka), dengan reflek seperti yang biasa dia lakukan kepada pasiennya yang mengalami luka-luka, Alena hendak menyingkap dan membuka kemeja Edward
"Eh, bentar, apa yang kau lakukan?" Tanya Edward menahan tangan Alena
"Tentu saja membuka bajumu, aku mau menjahit lukamu"
"Kenapa harus buka baju, lukaku ada di lengan saja" ucap Edward
"Bajumu itu kotor berlumuran darah, kalau tidak di buka dan di bersihkan nanti bisa menimbulkan infeksi pada lukamu Ed"
"Tapi_" kata Edward
"Apa sih ribet banget deh kamu, mau aku rawat apa nggak ni, heran aku sama kamu"
"Ish, iya tapi yang lain suruh keluar, emangnya tubuhku mau kamu pamerkan gitu ?".ucap Edward gak kalah nyolot
"He he, iya lupa, maaf ya" Alena tersenyum kecut
"Kalian keluar dulu, Pak Hari boleh nemani saya disini" ucap Alena
"Eh, gak bisa, semuanya pergi kecuali kamu" sahut Edward
"Kok cuma aku, kan Pak Hari laki juga Ed, gak masalah kan?"
"Gak boleh, kamu saja" ucap Edward
"Emang kenapa?"
"Kamu sudah terlanjur melihat tubuhku waktu itu" ucap Edward
Pernyataan Edward sontak membuat mata ketiga orang yang ada di sampingnya terkejut bukan main, pikiran mereka langsung bertanya-tanya, ada apa Antara Edward dan Alena di masa lalu
PLAK
"Aw, sakit Al, kira-kira mukulnya" Edward teriak kesakitan karena Alena memukul lengannya yang terluka
"Biar kapok kamu, di jaga kalau ngomong , mau, sekalian aku jahit mulut kamu ?"
"Apaan sih, kejam banget jadi orang"
Alena langsung menancapkan jarum jahit di kulit Edward
"Akh, shit ! Sakit banget Al !" Teriak keras Edward
Pak Hari, Amaya dan Delia ya mendengar jeritan Edward langsung berhamburan masuk kembali ke dalam kamar Edward
"Ada apa tuan ?" Kata pak hari cemas
"Kenapa Al ?" Ucap Delia was was
"Apa yang terjadi ?" Amaya bertanya
"He he, maaf aku lupa, belum aku anastesi " Alena nyengir bajing
GUBRAK
"Alena !" teriak Edward sangat kesal, seandainya Edward dalam keadaan sehat, mungkin Alena sudah di lempar keluar gedung Apartemen, masalahnya bisa di bayangkan, luka menganga yang sudah sakit, langsung di tancap jarum jahit tanpa di anastesi dulu, wah pasti sakitnya tu sampai ke hati ya, wkwkwk
"Dasar, Alena sudah mulai gila tu kak" ucap Amaya sambil duduk kembali di ruang tengah
"Bukan lagi, udah gak lurus itu otaknya"
Sahut Delia masih kesal sama kelakuan Alena
Sementara Pak Hari hanya geleng-geleng kepala, berharap tuannya baik-baik saja di tangan Alena
Alena dengan telaten menjahit luka Edward, sementara Edward dengan tenang mengamati apa yang di lakukan Alena, hingga kedua mata mereka akhirnya bertemu dan berjarak hanya beberapa senti saja
DEG
Alena merasakan jantungnya berdetak kencang, sementara Edward masih terus menikmati keindahan mata Alena tanpa berkedip
"Ngapain lihat-lihat, Naksir ?" Tanya Alena
"Emang kamu sudah baliq, takutnya masih bocah" jawab Edward
"Kamu itu, aku juga sudah bisa di hamili ya !" Ucap Alena emosi
"Mana buktinya ?"
"Maksutnya ?" Tanya Alena
"Sini aku coba hamili, kalau positif berarti bener kamu emang dah dewasa"
DUK
"Aw, sakit Al" teriak Edward saat Alena memukul lengannya yang terluka
"Rasain, mau aku cabut kembali jahitannya ?"
"Heh, kamu itu kok kejam banget jadi orang, kata-kata mu mengerikan, tau nggak ?"
"Bodo, aku lebih suka lihat kamu teriak kesakitan dari pada ngomong gak jelas kayak tadi"
"Aku lebih seneng kalau kamu teriak keenakan" ucap Edward
"Maksutnya ?" Tanya Alena polos
"Mau coba ?" Edward menggoda Alena
"Coba apa?" Alena makin bingung
"Coba membuat kamu teriak keenakan, sini !" Edward menggoda dengan menarik tubuh Alena kepangkuannya
"Edward, lepas, gak sopan kamu ya, dasar mesum!" Teriak Alena meronta-ronta di atas pangkuan Edward
Edward tertawa dan langsung melepaskan Alena saat merasa ada yang bangun di bawah sana
"Oh shit ! Ini kenapa juniorku ikut bangun sih" batin Edward segera menyelimuti bagian bawahnya
Sementara Alena langsung lari keluar kamar Edward dengan wajah ketakutan
"Ada apa sih Al, kayak lihat setan aja" kata Delia
"Emang kak Del gak lihat tadi ?"
"Enggak, masa sih Al" jawab Delia takut
"Beneran ada Al, mana sih?" Amaya langsung menempel ke Delia ikut ketakutan
"La tadi itu yang aku rawat lukanya" jawab Alena tanpa Dosa
"ALENA !" teriak Amaya dan Delia serempak, saking jengkelnya sama Alena
Alena hanya ngakak, sambil berlari menghindari pukulan kedua temannya
"Udah ah, ayok kita pulang " ucap Alena berhenti berlarian
Ketiganya langsung berpamitan dengan Pak hari, sementara Edward sudah tertidur pulas setelah meminum obat yang diberi oleh Alena
"Nitip Edward ya pak, jangan lupa minum obatnya harus rutin, jaga lukanya jangan sampai kena air dulu sampai lukanya kering, kontrol luka jahitannya 4 hari lagi pak" Alena memberikan penjelasan panjang kali lebar, membuat Pak Hari tersenyum
"Iya Dokter Alena, nanti akan saya sampaikan ke tuan Edward"
"Oh iya pak, jangan lupa harus banyak istirahat dulu ya, tu orang kecapekkan banget kayaknya, takutnya nanti lukanya gak cepet sembuh, karena badannya kurang Vit"
"Siap Dokter Alena, akan saya laksanakan !"
"Hem, makasih pak, kita pulang dulu ya"
"Iya Dokter, Terimakasih juga atas bantuan anda semua"
"Sama-sama pak" ucap ketiganya bersamaan dan tersenyum ke Pak hari, setelah itu segera pulang menuju ke Apartemen Delia
Bersambung
Terimakasih, jangan lupa jejak dukunganya (like komen, vote dll)