5 hari sebelum aku koma, ada sesuatu yang janggal telah terjadi, aneh nya aku tidak ingat apa pun.
__________________
"Celine, kau baik-baik saja?"
"Dia hilang ingatan!"
"Kasian, dia sangat depresi."
"Dia sering berhalusinasi."
__________________
Aku mendengar mereka berbicara tentang ku, sebenarnya apa yang terjadi? Dan aneh nya setelah aku bangun dari koma ku, banyak kejadian aneh yang membuat ku bergidik ketakutan.
Makhluk tak kasat mata itu muncul di sekitar ku, apa yang ia inginkan dari ku?
Mengapa makhluk itu melindungi ku?
Apakah ini ada hubungan nya dengan pria bermantel coklat yang ada di foto ku?
Aku harus menguak misteri ini!
___________________
Genre : Horror/Misteri, Romance
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maylani NR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Polisi
Celine terlihat mendekati meja makan dan menyentuh gelas susu dengan jemari nya.
"Hangat, susu nya dan roti bakar nya masih terasa hangat."
Celine menoleh ke arah kiri dan kanannya, seperti meyakinkan dirinya sendiri, bahwa memang bukan manusia yang membuat sarapan untuk nya.
"Terima kasih atas sarapannya, aku akan memakan nya di tempat kerja."
Celine memasukkan roti bakar nya ke dalam kotak bekalnya, dan susu ke dalam botol minumnya.
Setelah memindahkan semuanya, Celine pun lekas bergegas meninggalkan ruangan nya, untuk pergi bekerja.
...****************...
Di loker tempat Celine bekerja, pukul 08:00.
Terlihat Celine mulai mengganti pakaian nya dengan seragam kerjanya, seraya memakan roti bakar yang ia bawa.
"Celine!" panggil Reina, dari luar ruangan loker.
"Ya Rein?" balasnya.
"Kamu di panggil Boss di ruangan nya."
"Oh, baiklah aku akan segera ke sana."
"Oke!"
Selesai mengganti seragam, Celine pun lekas menghabiskan susu yang ada di botol minum nya, dan segera pergi menuju ruangan Boss.
.......
.......
.......
Di depan ruangan Boss.
Tok! Tok! Tok!
"Boss, ini aku Celine."
"Masuklah!" seru Devid dari dalam ruangan.
"Baik."
Merasa mendapatkan izin dari Devid, Celine pun lekas masuk ke ruangan tersebut tanpa sungkan.
Klak!
"Permisi ..."
Sesaat pintu di buka, Celine nampak melihat di ruangan itu, ada tiga Polisi sedang berbicara dengan Devid.
"Polisi? Mau apa mereka?"
"Ah, Celine masuklah! Ada yang ingin aku tanyakan pada mu." seru Devid.
"Baik."
Dengan perasaan cemas Celine pun masuk keruangan tersebut, dan menutup kembali pintu ruangan itu.
Blam!
Tap! Tap! Tap!
Celine berjalan mendekat, dan memperhatikan mimik wajah ketiga Polisi, ia melihat tatapan Polisi menaruh rasa curiga terhadap dirinya.
"Ada apa Boss?" tanya Celine.
"Celine, para Polisi ini datang ke sini untuk mencari mu, mereka ingin menanyakan tentang kasus pembunuhan, yang terjadi di dalam gang dekat Apartemen tempat kamu tinggal."
"Kasus pembunuhan?" Celine nampak terkejut mendengar nya.
"Benar!"
Salah satu Polisi terlihat mendekati Celine, ia memberikan selembar berkas kepada Celine yang berisikan beberapa foto mayat dan sidik jari.
"Ini?"
"Kami mendapati rekaman video CCTV di lokasi tersebut, bahwa anda memasuki gang tersebut pada pukul 22:30 apa itu benar?" tanya polisi.
"Ya, itu benar." jawab Celine.
"Anda bisa jelaskan kepada kami apa yang sebenarnya terjadi, pada malam itu?"
"Saya memang berada di lokasi kejadian sebelum orang itu tewas, dia bersama kedua teman-teman nya, saat itu sedang melakukan tindakan pembullyan terhadap seorang laki-laki yang tidak bersalah."
"Lalu?"
"Mungkin anda tidak akan percaya dengan apa yang saya katakan, tapi saya berkata jujur, bahwa yang membunuh orang itu sebenarnya adalah ... hantu."
DEG!
Para Polisi yang mendengar cerita Celine nampak tidak percaya, mereka saling bertukar pandang dan menganggap Celine seperti merekayasa cerita.
"Tidak ada hantu yang bisa membunuh manusia, nona!" cetus Polisi.
"Tapi aku berkata jujur, orang itu tewas di bunuh hantu!" bantah Celine dengan yakin.
"Kalau begitu nona, anda harus ikut kami ke kantor Polisi untuk serangkaian pemeriksaan!"
"Apa? Tapi, aku kan sudah mengatakan yang sebenarnya!"
Polisi yang mendengar ucapan Celine terlihat tidak peduli, mereka tetap memborgol kedua tangan Celine, dan hal itu membuat Devid terkejut.
"Tunggu pak Polisi, anda tidak bisa membawa Celine tanpa izin dari saya!" ucap Devid tegas.
"Maaf tuan, tapi ini adalah prosedur kepolisian, kami hanya menjalankan tugas kami sebagai Polisi. Jika nona Celine memang terbukti tidak bersalah, dia akan kami antar kembali kepada anda."
Mendengar ucapan itu, membuat Devid merasa cemas, ia menoleh ke arah Celine dengan tatapan sendu.
"Celine ..."
"Tidak apa-apa Boss, aku akan segera kembali, aku akan buktikan kepada mereka bahwa aku memang tidak bersalah!" ucap nya, dengan yakin.
Dari tatapan Celine memancarkan kepercayaan diri yang tinggi, dan hal itu membuat Devid sedikit lebih lega.
"Baiklah, aku percaya pada mu."
"Hemmm ... terima kasih." Celine pun terlihat tersenyum kepada Devid, dan hal itu membuat nya terkejut.
"Baiklah, jika sudah tidak ada lagi yang perlu di bicarakan, kami akan segera membawa nona Celine ke kantor Polisi."
"Ya, kalian boleh membawa ku!" ucap Celine.
Dan akhirnya pihak kepolisian pun pergi membawa Celine dari ruangan tersebut.
Klak!
Blam!
.......
.......
.......
Sementara itu, saat Celine sudah pergi bersama para Polisi, Devid yang berada sendirian di ruangan nya terlihat melamun, seperti nya ia masih membayangkan senyuman Celine kepada nya barusan.
"Celine tersenyum kepada ku, itu adalah sesuatu yang jarang terjadi."
Devid meraih ponsel nya yang berada di atas meja kerja nya, dan segera menghubungi seseorang.
Pip pip!
Tuuuuuut!
Klak!
"Halo, tuan?"
"Jems, bisa kau datangi kantor kepolisian sekarang?"
"Ya tuan? Apakah ada masalah?"
"Celine di bawa oleh pihak kepolisian barusan, dan ia di tetapkan sebagai calon tersangka, dalam kasus korban pembunuhan."
"Begitu, jadi apa yang ingin tuan lakukan?"
"Urus pihak kepolisian, bersihkan nama baik Celine! walaupun Celine tidak bersalah sekali pun!" seru Devid dengan tegas.
"Baik tuan, saya akan segera mengurus semuanya!"
"Terima kasih Jems!"
Pip!
...****************...
Di kantor kepolisian pukul 09:00 pagi, terlihat Celine tengah duduk termenung di hadapan polisi yang sedang menginterogasi nya.
"Nona Celine, kami menemukan sidik jari anda di wajah kanan korban, bagaimana anda akan menjelaskan tentang ini?" tanya Polisi, seraya menunjukkan bukti di hadapan Celine.
"Tentu saja ada sidik jari ku, karena aku memukul wajahnya dengan tinju ku, dia berniat untuk memperkosa ku jadi aku memukul nya."
Polisi yang mendengar penjelasan Celine, mulai berasumsi secara opini nya pribadi.
"Saya mulai mengerti dengan situasi nya, dari data yang saya lihat, sepertinya anda mendapatkan tindakan kekerasan oleh korban dan teman-teman korban, tapi karena anda ingin membela diri anda sendiri, akhirnya anda melakukan tindakan alternatif yaitu membunuh korban secara langsung."
"Apa? itu tidak benar! Saya memang membela diri, tapi saya tidak membunuh nya! Orang itu tewas di bunuh oleh hantu, saya berani bersumpah."
"Sepertinya anda sedang berhalusinasi, dan mencoba mengarang cerita. Mana ada hantu yang bisa membunuh manusia?"
Polisi terlihat tidak percaya sedikit pun dengan penjelasan Celine, dan hal itu membuat Celine kesal.
"Ada saksi, di sana ada satu orang laki-laki yang menjadi korban pemukulan mereka, dia melihat ku! Aku yakin setelah anda mendengar penjelasan dari nya anda akan mengerti."
"Baiklah, kebetulan kami memang mengundang orang itu juga dalam interogasi ini, Alex bawa orang itu kemari!" seru Polisi itu kepada rekan nya.
"Baik!"
Dengan segera, Polisi yang bernama Alex itu lekas membawa laki-laki yang menjadi korban pemukulan, untuk masuk keruangan tersebut.
Tap! Tap! Tap!
Orang itu datang dan duduk di sebelah Celine, wajahnya terlihat babak belur, penuh memar dan luka-luka. Celine yang melihat merasa tidak tega pada nya.
"Orang ini penuh memar, kasian sekali."
"Baiklah tuan Arnon, anda adalah saksi di sini, bisa anda jelaskan kepada kami apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu?"
Arnon yang awalnya tertunduk cemas, tiba-tiba menoleh ke arah Celine dengan tatapan datar, seraya mengatakan. "Perempuan ini, yang membunuhnya!"
...Bersambung ......