Satu demi satu kematian terjadi di sekolah.
Jika di waktu biasa, orang tua mereka akan langsung menuntut balas. Tapi bahkan sebelum mereka cukup berduka, perusahaan mereka telah hancur. Seluruh keluarga dipenjara.
Mantan anak yang di bully mengatakan, "Jelas ini adalah karma yang Tuhan berikan, atas perbuatan jahat yang mereka lakukan."
Siswa lainnya yang juga pelaku pembully ketakutan, khawatir mereka menjadi yang selanjutnya. Untuk pertama kalinya selama seratus tahun, sekolah elit Nusantara, terjadi keributan.
Ketua Dewan Kedisiplinan sekaligus putra pemilik yayasan, Evan Theon Rodiargo, diam-diam menyelidiki masalah ini.
Semua kebetulan mengarahkan pada siswi baru di sekolah mereka. Tapi, sebelum Evan menemukan bukti. Seseorang lebih dulu mengambil tindakan.
PERINGATAN MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 HANYA KARENA IRI
Setelah Sammy selesai menutup pintu, dia langsung kembali ke tempat duduknya. Saat itu Jessica sudah mulai bercerita.
"Sebelumnya ada sebuah kejadian di sekolah. Seorang siswi melakukan bunuh diri, pada tahun ketiga sekolahnya. Kejadian itu terjadi kurang lebih setahun yang lalu. Mungkin, kamu bertanya, apa hubungannya dengan klub kita...."
Aria menggenggam erat tangannya. Dia sangat tahu apa kelanjutan ceritanya. Ini juga salah satu alasan kenapa dia memilih klub ini. Mencari tahu apa yang sebenar nya terjadi.
"Senior itu adalah anggota klub Kesehatan, bahkan bukan hanya anggota saja, Dia telah menjabat sebagai ketua selama kurang lebih 2 tahun. Itu sangat luar biasa bukan, dia bahkan dipilih menjadi ketua, bahkan meski saat dia masih anggota baru. Senior adalah siswa yang cerdas, belum ada yang melebihi prestasinya dalam klub ataupun di luar klub sejauh ini," Jessica tersenyum saat mengingat prestasi seniornya, itu adalah masa kebanggaan klub mereka. Meski saat itu terjadi Dia belum menjadi anggota klub ini. Tak urung dirinya merasa bangga.
Sammy yang melihat ketuanya tersenyum, diam-diam mencela dalam hati. Sejujurnya dia masih tidak mengerti, apa yang patut dibanggakan, jika pada akhirnya klub akan segera hancur.
Jessica tidak tahu apa yang dipikirkan Sammy, tatapannya kembali beralih pada Aria, dia kembali berkata, "Sebenarnya bunuh dirinya, bukan karena klub sama sekali. Hanya saja saat kematiannya adalah hari yang bertepatan, saat Dia akan menyerahkan kepemimpinannya, pada ketua selanjutnya. Kejadiannya adalah pagi hari, 30 menit sebelum waktu acara yang ditemukan. Senior ditemukan bunuh diri di kolam sekolah."
Ekspresi Jessika menjadi semakin menyendu. Cerita mengenai seniornya selalu membuatnya terbawa emosi. Dia menghelas nafas berat, dan kembali melanjutkan.
"Karena itu entah bagaimana, semua orang membuat asumsi, bahwa senior tidak ingin menurunkan kepemimpinannya. Orang-orang jadi takut masuk ke klub Kesehatan. Mereka berpikir kami orang gila dan tidak waras, yang terobsesi menjadi dokter abal-abal."
"Rumor itu bahkan lebih keterlaluan lagi. Mereka sampai mengatakan kita melakukan experimen pada anggota baru. Kita bahkan bukan seorang ilmuwan," Sammy mendengus kesal.
Jessica mengangguk, "Banyak rumor tentang klub. Itu yang membuat semuanya takut untuk bergabung dengan kita."
"Lalu kalian? Kenapa tetap disini." tanya Aria penasaran.
"Ah, kami. Emmm, sebetulnya itu hal yang memalukan," kata Jessica sambil tertawa malu.
Sammy menyela, "Jangan berpikir tinggi, bahwa kita datang karena panggilan hati. Kami hanya menyinggung beberapa orang dan dikeluarkan dari klub. Sedangkan kita wajib mengikuti 2 klub. Kita bergabung dalam klub ini karena tidak ada pilihan lain," katanya blak-blakan.
"Kau ini," Jessica memukul Sammy dengan keras. Dia lalu memandang malu pada Aria, lalu berkata, "Meski awalnya keterpaksaan. Setelah kami datang, kami jatuh cinta pada klub ini. Sekarang kami benar-benar berharap, klub ini akan bertahan bahkan sampai seratus tahun kedepan."
"Harapanmu terlalu tinggi," cibir Sammy.
"Diamlah, kamu. Aku tahu kamu juga memiliki harapan yang sama sepertiku," ucap Jessica. Dia mengetahui sangat baik, meski di luar terlihat tidak suka. Sammy adalah yang paling berusaha untuk klub.
Sammy memalingkan muka, dalam hati dia bergumam, "Itu haya agar kita tidak menjadi yang terakhir menghancurkan klub. Aku tidak mau memiliki riwayat yang memalukan, huh."
Aria yang telah lama terdiam, tiba-tiba bicara, "Senior itu, apa yang terjadi, kenapa dia bunuh diri?" tanyanya. Pertanyaan ini, yang masih belum dia temukan jawabannya. Sulit mengetahui kejadian dua tahun lalu. Karena semua kabar disembunyikan oleh sekolah.
Aria juga tidak bisa bertanya langsung pada orang yang mengetahui kejadian itu. Karena mereka pasti akan langsung mencurigai nya. Itulah kenapa Dia masuk dalam klub, serta kelas yang sama, seperti kakak perempuannya. Selain untuk menyisir memori tempat dulu kakaknya berada. Alasan lainnya untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.
Sedangkan kenapa Dia tidak memilih masuk ke klub yang sama seperti kakak laki-laki nya. Jelas karena gosip seorang gadis lebih mudah didapatkan.
"Aku tidak tahu," jawab Jessica menggeleng pelan. Kejadian hari itu sangat dilarang dibicarakan. Yang membicarakan diam-diam pun hanya tahu sebagian cerita.
"Aku tahu, senior Olin memberitahuku, yang terjadi saat itu-" kata Sammy.
Mendengar itu, Jessica seketika menoleh, "Senior Olin, kenapa dia memberitahumu tapi, tidak memberitahu ku," ucapnya heran.
Muka Sammy seketika sedikit memerah, "Ehem," dia berdehem kecil, lalu berkata, "Itu karena aku sering berjaga dengannya."
"Oh, begitu," balas Jessica percaya dengan mudah. Karena apa yang dikatakan Sammy Padang memang kenyataan. "Lalu cepat katakan, apa yang senior Olin beritahukan padamu," desaknya tidak sabar.
"Iya-iya, sabar," Sammy memutar bola mata. Rasanya dia sudah akan bercerita tadi. Tapi Jessica yang memotongnya. Sekarang dia yang tidak sabar. "Sebenarnya, banyak orang telah dibungkam. Mereka yang mengetahui kejadian ini diminta untuk tutup mulut. Sedangkan yang tidak mengetahui apa-apa, juga tidak berani membicarakannya. Sekolah benar-benar tidak ingin di cap buruk. Mereka tidak segan mengurangi nilai dari murid yang ketahuan membicarakan hal ini. Hanya saja, kebetulan senior Olin salah satu yang tidak bisa dibungkam dalam kejadian itu."
"Benar, dia putri presiden kan," sahut Jessica mengingat identitas seniornya, "Siapa yang berani membungkamnya."
Sammy mengangguk, "Jadi, sebaiknya kalian berdua menjaga rahasia ini. Saat itu saja banyak orang dengan mudah dibungkam. Orang-orang di belakang kejadian ini, kita tidak boleh mengusiknya."
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Jessica semakin penasaran.
Aria juga bergumam kalimat yang sama di dalam hati.
"Senior Adelia, semua orang mengenalnya, siswi beasiswa yang memiliki prestasi luar biasa. Nilai sempurna, paras yang cantik, juga memiliki hati yang baik. Dua tahun sekolahnya semuanya masih normal. Prestasinya masih sangat gemilang. Dan banyak orang mengaguminya. Sampai Dia memasuki tahun ketiga. Sesuatu yang buruk terjadi."
Sammy melihat langit-langit mengenang wajah seniornya dalam hati. Meski belum pernah bertemu, saat itu fotonya selalu terbajang di bener-bener sekolah. Sebagai siswa baru dia tentu memperhatikannya.
"Semuanya berfikir mereka akan segera kehilangan, sosok seluar biasa itu. Tapi kemudian kabar adiknya berhasil masuk dengan peringkat terbaik, dan langsung naik ke tingkat kedua, mengejutkan semua orang. Dua kakak adik yang jenius, siapa yang tidak kagum. Tapi tentu saja tidak sedikit yang iri. Jessica pasti tau sampai hal ini kan."
Jessica mengangguk mengiyakan, itulah kenapa dia sangat kagum pada almarhum seniornya itu.
Sammy menarik nafas, mengambil jeda dalam ceritanya, "Seperti yang kukatakan tidak sedikit yang iri. Meski kebanyakan akan menelan rasa iri mereka. Ada salah satunya yang bertindak, Alok Dirgantara" Dia menggertakkan gigi marah, saat menyebut namanya, tatapannya penuh rasa jijik. Rasanya tidak ingin mengakui orang ini sebagai orang yang memiliki gender yang sama dengannya. "Pria itu satu kelas dengan adik senior Adelia. Tapi bukannya berlaku selayaknya teman sekelas. Dia malah iri, pada kemampuan temannya, dan merencanakan hal buruk. Dia menjebak senior Adelia, lalu bertindak melecehkannya."
Jessica menutup mulut, matanya melotot, tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Saat itu dia dan Sammy hanya murid baru. Saat mereka mendengar kabar bunuh dirinya mereka sangat terkejut. Tapi dia tidak pernah menyangka seniornya mengalami kejahatan ini.
Aria sendiri sedang menahan emosinya. Kukunya bahkan sudah menancap dalam telapak tangannya. Tidak tahan dengan apa yang didengarnya.
"Yang paling menjijikkan adalah, dia merekam kelakuannya itu, dan menyebarkannya diam-diam. Senior Adelia, sejak kejadian itu, semuanya memandangnya dengan berbeda. Kalian pasti sudah membayangkan, yang terjadi setelah nama baik seorang gadis hancur-"