Arvin Evano dia adalah seorang Dokter Psikiater bisa dikatakan Dokter Gangguan Mental/Jiwa dia sangat terkenal tidak pernah tertarik dengan siapapun.
Namun hal berbeda terjadi pada dirinya, saat diminta untuk menyembuhkan satu pasien Gadis yang sudah lama berada dirumah sakit jiwa tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Lebih Lama
Drttt. Drrtt. Drrt.
" Ada apa?"
" Apa lo dapat panggilan dari Direktur Hendi?"
" Gue gak tau, kenapa?"
" Dia ingin kita kembali kerumah sakit, gue sangat lelah pengen tidur tolonglah"
" Nanti gue ngomong dengan Direktur Hendi"
Hari menjelang siang, dimana sudah menunjukkan jam 11 siang. Arvin terbangun karena mendapat panggilan dari Dicky.
Arvin menghelankan nafasnya, mencoba mengumpulkan nyawanya lalu dia menatap kearah bawahnya dimana dia melihat Priscilla sedang tertidur dilengannya sangat nyenyak sekali.
Tubuhnya ditutupi dengan selimut setelah olahraga pagi tadi yang dilakukan oleh Arvin. Dia juga sangat bahagia ternyata Priscilla benar-benar sangat polos sekali sehingga dialah orang pertama yang mengambil mahkotanya.
Arvin tersenyum sambil mengelus-elus pipi gembulnya Priscilla. Lalu dia kembali mengambil ponselnya dan menghubungi Direktur Hendi.
Setelah beberapa menit.
" Apa tidak ada waktu cuti untuk saya? Padahal anda tau saya baru saja menikah haruskah saya kerumah sakit terus? Dan bukan jadwal bekerja saya tolong beri waktu istirahat untuk saya dan Dokter Dicky"
" B-baiklah, kalian berdua boleh istirahat besok kembali masuk"
Arvin langsung mengakhiri panggilannya, dia menghelankan nafasnya dalam-dalam. Sekarang saat Arvin dan Dicky ingin mengatakan pindah ke Paris disana juga Direktur Hendi selalu menyuruh mereka berdua.
Karena tidak ingin mereka pergi makanya dari itu Direktur Hendi sangat ketakutan sepertinya, hari ini dimana Valencia dan Ardelle akan dikeluarkan dari rumah sakit karena itu utusan dari Ketua Dewan.
Ketua Dewan sangat muak sekali dengan pekerjaan mereka berdua, dia turun tangan karena Direktur Hendi belum juga memberikan surat pengeluaran mereka jadi begitulah Ketua Dewan membahas kepada anggotanya.
Untungnya saja anggotanya sangat setuju dengan hal itu makanya Ketua Dewan bisa membuat mereka berdua keluar dari rumah sakit tersebut.
Tetapi setelah mereka berdua pergi, pengganti mereka juga sudah ada disiapkan oleh Ketua Dewan.
******
Priscilla yang sudah bangun kini dia melihat kearah sekelilingnya mencari keberadaan Arvin dimana.
Saat mendengar suara percikan air didalam kamar mandi membuatnya tau bahwa Arvin sedang ada dikamar mandi.
Lalu Priscilla menatap kearah bawah selimutnya dia begitu lupa jika pagi tadi sedang melakukan dengan Arvin.
" A-apakah itu yang dinamakan hubungan intim?" gumam Priscilla dalam hatinya
Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, seketika juga Priscilla langsung sembunyi dibawah selimut dia merasa sangat malu atas kejadian tadi pagi.
Kini Arvin jalan melewati tempat tidur, namun pandangannya terfokus dengan Priscilla yang sedang bersembunyi dibawah selimut karena penasaran Arvin pun menghampiri.
" Sayang, sedang apa kamu dibawah selimut?" tanya Arvin saat tiba
" T-tidak" jawab Priscilla dengan gugupnya
" Hey" tegur Arvin lalu sambil menarik selimutnya
Dimana mata Priscilla terbelalak saat Arvin menarik selimutnya, dengan cepatnya dia menutupi tubuhnya namun ditahan oleh Arvin.
" Kamu malu?" tanya Arvin membuat Priscilla menganggukkan kepalanya
Arvin hanya terkekeh melihat Priscilla yang begitu malu dengan dirinya.
" Untuk apa malu? Aku sudah melihat semuanya loh tadi pagi, itu benar-benar sangat cantik sekali" kata Arvin dengan nada menggodanya
Dimana wajah Priscilla benar-benar sangat merah sekali. Arvin hanya terkekeh dia tidak bisa menahan untuk menggoda Priscilla.
" Sudah sekarang bersihkan dirimu dulu, setelah makan kita kembali ke Apartemenku"
Priscilla menganggukkan kepalanya, dia bergegas ingin bangun namun dia sangat tidak tau jika area keintimannya begitu sangat perih sekali sehingga dia kembali duduk.
Arvin yang melihat itu sangat paham sekali, mungkin permainannya sangat kasar tadi pagi sehingga membuatnya merasakan kesakitan.
" Perih ya? Maaf ya mungkin aku sangat kasar mainnya, kalau begitu ayo aku gendong"
" Ah stop jangan" teriak Priscilla membuat Arvin terkejut
" Loh kenapa jangan? Aku kan cuma ingin membawamu kekamar mandi sayang"
" A-aku masih belum terbiasa dengan situasi ini jika berdekatan denganmu aku benar-benar gugup dan malu" merengeknya Priscilla
Arvin hanya semakin terkekeh saat mendengar rengekannya Priscilla, bukan merasa marah atau apa namun Arvin semakin ingin sekali rasanya menggoda Priscilla.
Dimana Arvin berjalan menuju kearah Priscilla, dia tidak mendengarkan apapun yang diucapkan oleh Priscilla.
" Ayo aku bantu agar kamu cepat tiba dikamar mandi sayang"
" J-jangan, biarkan aku sendiri pergi"
Arvin tidak mendengarkan apapun perkataan Priscilla, saat dia ingin menggendong Priscilla tiba-tiba saja handuk Arvin yang melilit dipinggangnya seketika melorot.
Hal itu membuat Arvin menjadi telanjang bulat sehingga membuat Priscilla langsung menutup kedua matanya.
" Mengapa ditutup hm?" tanya Arvin dengan nada menggodanya
" Udah sana pakai bajumu" jawab Priscilla membuat Arvin terkekeh
Bukannya menuruti, namun Arvin malah menaiki tempat tidur itu membuat Priscilla menjadi panik.
" M-mau ngapain?" tanya Priscilla dengan paniknya
" Aku ingin mengulangnya kembali yang pagi tadi sayang" jawab Arvin yang sambil merangkak mendekati Priscilla
" A-arvin" panggil Priscilla dengan gugupnya
" Iya sayang, aku disini"
Arvin yang sudah menjepit Priscilla dibawahnya membuat Priscilla hanya bisa pasrah saja, dia benar-benar tidak bisa melawannya karena sangking gugupnya.
jadi gak terlihat..😟😟