FORCED LOVE

“Ck…ck sudahlah kami tidak ingin terkena masalah karena mu! Salah sendiri kenapa menarik kesimpulan dari pela**r seperti Loli!!”. Kesal Jodie menatap Josha masih terasa ngilu di pipinya ketika Bajha memberi pukulan karena menghalangi kemarahan Bajha “Toh kau tidak akan bisa menggunakan kekuasaaan kedua orang tua mu, bisa-bisa kami yang mati!”.

“Ck kalian memang tidak berguna”.

“Lebih baik begitu dari pada mati!”. kesal Jodie

Noah yang melihat percekcokan kedua sahabatnya hanya bisa diam, untungnya  dia tidak terkena amukan Bajha karena dia akan kabur jika sudah melihat pria berbadan besar itu

Ketiga orang itu nongkrong di kantin sambil membicarakan beberapa kegiatan mereka seperti hari biasa karena kegiatan kampus yang mulai padat mereka juga akan melaksanakan magang

Jadi tidak banyak waktu mereka untuk melakukan hal lain karena meski mereka adalah anak-anak nakal mereka sendiri bekerja keras untuk nilai terbaik yang di barengi dengan ketegasan orang tua mereka juga

Mata mereka tertuju pada dua orang gadis yang berjalan sambil bercengkerama dengan menyenangkan, Noah yang melihat itu lantas tersenyum kala melihat gadis di samping Ashila gadis yang beberapa lama ini dia perhatikan hanya saja dirinya tidak berani untuk menyapa karena Sino yang terkenal sangat galak dan cuek

Beberapa waktu berlalu kehidupan Ashila mulai kembali seperti semula hanya saja kini lebih cerah karena pikiran nya juga mulai terbuka dengan keberadaan orang-orang di sekitarnya

Dia lebih aktif untuk ber komunikasi dengan orang lain setelah sebelumnya berpikir dunianya akan hancur karena luka yang di berikan kedua orang yang dia sayangi

Meski Josha kadang-kadang akan menemui nya meminta maaf dan mengembalikan hubungan mereka, Ashila menolak dengan tegas bukan hanya keberanian, Sino yang sigap selalu berada di sampingnya jika gadis itu mengalami kesulitan karena Josha

Di tambah ketegasan dari Bajha yang akan memberikan nya pelajaran yang tidak main-main, tidak segan pria itu akan menghajar nya jika sudah begitu tentu teman-teman Josha tidak akan berani ikut campur

Badan Bajha sangat tinggi dan besar sulit bagi pemuda seperti mereka melawan pria seperti Bajha

“Kau akan magang di perusahaan Ostankino?”. Tanya Sino kala melihat berkas milik Ashila “Wah kau hebat sekali bisa masuk ke sana!”.

“Ah biasa saja, toh kau juga magang di proyek besar di kota ini”.

“Huh kau benar, hanya saja aku sedikit risih”. Mata Sino melirik ke arah meja Josha dan teman-temannya “Kau tahu proyek itu milik Ayah Noah, huh aku malas jika harus bercengkerama dengan mereka”.

“Noah… Huh kau tidak perlu risau, meski Noah berteman dengan Josha pemuda itu cukup baik kok”.

“Cukup baik?”. Benarkah? Jika dia memang baik kenapa dia berteman dengan orang sejahat Josha, ck mereka tidak akan jauh-jauh sebaiknya aku berhati-hati jika bertemu dengannya

*******

Sebuah Gedung tinggi di tengah kota menjadi pusat Perusahaan terbesar di negara itu saat ini, Ashila dan beberapa anak magang lain nya bahkan tertegun karena besarnya bangunan itu

Kali ini Ashila meneguk ludahnya kembali dia lebih gugup dari pada yang dia bayangkan kemarin.

Pasti orang-orang yang bekerja di perusahaan ini sangat makmur, mereka bahkan memakai barang-barang branded. Gumam Ashila memperhatikan satu persatu orang-orang di sana

Hingga seorang wanita cantik berumur setengah abad menghampiri mereka untuk memberi intruksi, mereka semua mendengarkannya dengan baik

“Baiklah panggil saya Miss.Ani, sudah bertahun-tahun saya mengawasi mahasiswa seperti kali dan ku harap kalian sama seperti orang terpilih lainnya tidak melakukan kesalahan dan bekerjalah dengan baik selama kalian di sini mengerti?”.

“Baik”. Jawab mereka secara bersamaan

Ani membuat beberapa bagian sesuai dengan jurusan mereka, Ashila yang notabatenya seorang Mahasiswa jurusan Bisnis akan di posisikan di bagian data pemasaran di lantai paling atas

Mereka akan bertugas membuat laporan dan juga pendataan yang akan di berikan pada petinggi perusahaan, Ashila sendiri memiliki nilai yang bagus dalam ujian jadi Ani memberi posisi yang cukup berat meski dia hanya anak magang

Di lantai atas dia menatap beberapa mata kariawan yang tersenyum kepadanya terutama tatapan beberapa pria di sana, wajahnya yang cantik tentu memikat beberapa dari mereka

“Hai adik.… Kau akan bekerja di sini, aku Brian”. ucap seorang pria menghampiri gadis itu “Tidak perlu sungkan, kau akan belajar dengan ku karena …”

“Ehhem!”. Ani berdehem keras sabil menatap Brian dengan tajam, itu artinya Brian sendiri sudah mendapatkan ultimatum untuk tidak mengganggu anak magang manapun “Aku tidak akan membiarkan mu Brian, ini adalah urusan pekerjaan dan kau tidak punya kemampuan mengatur anak Magang jadi aku akan menitipkan gadis ini pada Maha Devan dia memiliki potensi yang besar di bidang ini”

“Huh Ayolah, setiap tahun kau memberi Devan mahasiswa yang cantik apa aku tidak punya kesempatan?”.

Ani menggeleng keras membuat Brian kecewa mau tidak mu pria itu pergi kembali ke tempat duduknya dengan terpaksa dia tidak ingin terkena masalah.

Lalu pria yang di maksud Ani datang dengan wajah tampan dan terkesan hangat pria itu memiliki jabatan tinggi yaitu Kepala Manajer di bagian pemasaran

Pria yang yang juga sangat berkompeten dalam bekerja juga mengajari anak magang yang memiliki potensi selama lima tahun belakangan ini

Bebeberapa Mahasiswa yang dia ajari mendapat pengalaman baik darinya hinga bisa melanjutkan pekerjaan di sana dan beberapa di antara mereka juga sampai melanjutkan pendidikan keluar negeri terbaik, Devan bukan hanya mengajari mereka pendidikan mengenai dunia kerja tapi juga akademi

Maha Devan menatap dua perempuan di depannya bisa di pastika perempuan muda di samping Ani akan menjadi anak didiknya kali ini

Cantik…  Gumam pria itu saat menatap Ashila. “Halo… Saya Maha Devan, saya akan menjadi Supervisior mu selama berada di sini”

Ashila menunduk hormat dengan sopan membuat Maha Devan tertegun, tidak banyak anak muda jaman sekarang seperti gadis itu

“saya Ashila Pratama Pak, Mohon bimbingannya”.

“ya Mohon juga kerja samanya”.

Tatapan mereka saling bertemu bukan hanya Devan yang kagum, gadis itu juga demikian Devan memiliki sikap yang hangat dengan wajahnya yang terlihat sangat lembut benar-benar soft boy yang dia idamkan seperti yang ada di novel.

Devan mengarahkan Ashila menuju sebuah ruangan bersama dengan beberapa karyawan lainnya, mereka menerima Ashila di sana dengan mudah karena sikap Ashila yang terkesan sopan

Devan sendiri sengaja menaruh Ashila di antara orang-orang pilihannya agar tidak ada penjilat seperti Brian yang mengganggu gadis itu

“Kau bisa mulai bekerja di sini, mereka akan mengajar mu dan detailnya akan ku jelaskan nanti”.

“Baik Pak”.

Letak ruangan mereka berada di antara ruangan Kepala Manajer dan para staff bagian pemasaran, tempat itu akan cukup tegang jika saja Devan melakukan pengecekan tapi lebih dari itu ketegangan akan terjadi jika CEO turun untuk memantau langsung

“Kau tahu jika CEO kita tidak akan memaafkan seseorang yang berbuat salah meski jika mereka adalah anak Magang”. Seorang wanita bernama Septi memperingati Ashila membuat gadis itu tertegun “Berperilaku lah yang baik, kami tidak ingin terkena masalah”.

“Ba…baik”. Ucap Ashila gugup

“Nah panjang umur! Cepat kembali ke tempat masing-masing CEO akan lewat dari sini”. Ucap Septy

Mereka semua kembali pada pekerjaan mereka termaksud Ashila yang langsung mengambil kesibukan dengan data-data di depannya dia mengerti dan langsung mengerjakan data tersebut tanpa banyak tanya

Hingga seorang pria bertubuh tegap melangkah ke arah mereka, tinggi nya sama seperti Bajha dan juga tegap

Wajah pria itu begitu maskulin dan tampan membuat siapapun akan terpikat jika tidak tahu sikap aslinya

Ashila yang gugup sontak melirik pada pria itu tanpa sengaja dia bisa melihat jelas wajah CEO yang di bicarakan oleh para Karyawan di sana

Se…seram. Gumamnya langsung cepat menunduk.