Deskripsi: Hazel merasa dunia runtuh saat dia dipecat akibat fitnah dari rekan kerja dan baru saja mendapati kekasihnya berselingkuh. Dalam keputusasaan, dia pulang ke rumah dan menyerahkan segalanya pada orang tuanya, termasuk calon pasangan yang akan dijodohkan untuknya. Namun, saat keluarga dan calon suaminya tiba, Hazel terkejut—yang akan menjadi suaminya adalah mantan bos yang selama ini sangat dibencinya. Dihadapkan pada kenyataan yang tak terduga dan penuh rasa malu, Hazel harus menghadapi pria yang dianggapnya musuh dalam diam. Apakah ini takdir atau justru sebuah peluang baru? Temukan jawabannya dalam novel "Suamiku Mantan Bosku"😗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aping M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Cemburu
Namun, kebahagiaan itu terganggu ketika seorang pria, Lucas, mendekati mereka dengan niat untuk mengajak Sam bertengkar. Beruntung, Hazel berhasil mencegahnya dan membawa Lucas kembali ke hotel.
Di perjalanan, Lucas hanya terdiam, begitu pula dengan Hazel.
Sesampainya di kamar hotel, Lucas langsung meluapkan amarahnya. Ia tegas tanpa berkata kasar, "Jam 5 pagi bersama pria lain di luar tanpa sepengetahuan suamimu. Apa maksudmu, Hazel?" tanyanya dengan nada tegas.
Hazel hampir menangis, matanya sudah memerah. "Jam 10 malam hingga jam 5 pagi baru kembali untuk menemui wanita lain, apa saja yang sudah kalian lakukan?" balas Hazel.
"Kau harus ingat, Hazel, kau sudah menyetujui perjanjian kita. Itu bukan hakmu untuk bertanya hal itu padaku," jawab Lucas.
"Baik, jika itu yang kamu mau. Aku ingin kembali ke Indonesia hari ini. Aku akan segera merapikan pakaianku," kata Hazel, lalu berlalu pergi ke kamar.
Isak tangis Hazel menggema di ruangan, tak mampu ditahannya lagi. Hati yang retak semakin parah, mencari kekuatan untuk menghadapi apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Di dalam kamar yang dipenuhi dengan isak tangisnya, Hazel berusaha menenangkan diri sambil mengumpulkan kekuatan untuk memutuskan langkah selanjutnya. Dia mulai merapikan pakaian dan barang-barangnya dengan pikiran yang masih kalut.
Meskipun hatinya hancur, keputusannya untuk kembali ke Indonesia terasa menyakitkan, lantaran Lucas telah berjanji untuk membawanya berkeliling paris selama satu minggu ke depan.
Sementara Hazel sibuk dengan barang-barangnya, Lucas masih berdiri di ambang pintu, mengamati dengan ekspresi yang sulit dibaca. Sejenak, tampak ada keraguan di wajahnya, seolah-olah ada sesuatu yang ingin dia katakan, namun akhirnya dia hanya diam, membiarkan ruang antara mereka semakin terasa jauh.
Ketika Hazel hampir selesai merapikan barang-barangnya, tiba-tiba Lucas bersuara, "Hazel, bisakah kita bicara sebentar?"
Hazel menghentikan apa yang sedang dilakukannya, menoleh dengan mata yang masih sembab. Dia mengangguk, memberikan kesempatan kepada Lucas untuk berbicara, meskipun hatinya masih terasa berat.
Lucas mengambil napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara. "Aku tahu aku telah membuat banyak kesalahan. Keputusanku untuk bertemu Reina adalah sebuah kesalahan yang sekarang aku sesali. Aku sadar, tidak ada yang bisa membenarkan apa yang telah aku lakukan, dia sakit dan dia membutuhkan aku untuk menemaninya," ujarnya, suaranya sangat terdengar lembut.
“yang bapak katakan itu benar, tidak seharusnya aku mencampuri urusan bapak, aku ini hanyalah istri diatas kertas” kata Hazel sembari tersenyum getir.
Kali ini Lucas tidak tega melihat Hazel menangis, rasanya dia juga merasakan ada yang sakit dihatinya, spontan Lucas memeluk erat Hazel sangat erat dan membuat Hazel semakin menangis membanjiri air matanya. “maaf” ungkapan tulus Lucas.
Rupanya ada udang dibalik batu, Hazel telah merencanakan sesuatu untuk bisa merebut hati Lucas dari Reina kekasihnya. Dia tidak ingin seperti Hazel terdahulu yang hanya bisa diam terpaku mendengarkan perkataan dan sikap buruk Reina pada dirinya saat dia masih bekerja di kantor Lucas. Sedangkan, Lucas tidak pernah mengetahui itu. Karena Reina selalu memperlakukan Hazel dengan buruk dibelakang Lucas.
“Kita jangan kembali hari ini ya, aku kan sudah berjanji padamu untuk mengajakmu berkeliling selama satu minggu kedepan” ujar Lucas sangat lembut. Sangat berbeda dengan sikapnya saat dulu dia masih bekerja sebagai sekretarisnya.
Hazel yang mendengarnya merasa sangat senang, namun ada rasa ketakutan juga pada dirinya jika suaminya itu akan meminta haknya padanya. Namun justru Hazel malah memancingnya hingga dirinya pun terperangkap pada jaring yang tidak bisa dilepaskan.
“Sudah ayo kamu istirahatlah, pasti kamu kurang tidur kan” kata Lucas membawa hazel kembali ke kamarnya dan merebahkan Hazel di atas ranjang lalu menutupinya dengan selimut.
Namun, Hazel masih sangat membutuhkan pelukan hangat yang diberikan Lucas padanya. Saat Lucas akan tidur di sofa panjang seperti biasanya, Hazel justru menahan lengan Lucas dan menempelkan lengan lucas ke kedua asset kembar milik Hazel “Untuk kali ini, tidurlah bersamaku” kata Hazel memasang wajah menyedihkan.
Lucas hanya diam tanpa menjawab apapun, namun tubuhnya membaringkan dirinya diatas ranjang bersama Hazel. Bahkan Wanita itu dengan sengaja melepaskan jaket yang menutupi lekuk tubuhnya yang hanya dibalutkan lingerie Hitam yang sempat ia gunakan semalam dengan pandangan Lucas yang terus tertuju pada tubuh Hazel.
Hazel kemudian membaringkan tubuhnya lagi dengan membelakangi tubuh Lucas, dan dengan agresif tanpa malu Hazel segera menarik lengan Lucas agar memeluknya dari belakang hingga sangat menempel. Lucas yang diperlakukan seperti itu, membuat bagian pertahanannya mengeras, hingga lengan Lucas menyentuh kedua asset kembar besar yang tanpa menggunakan penyangga membuat Lucas dengan mudah memainkannya.
Namun, Lucas cukup merasa malu. Karena dia pergi begitu saja dan sempat ada perdebatan kecil diantara mereka. Hingga akhirnya keduanya justru tertidur dengan pulas.
…
Keesokan harinya di pagi hari, Lucas sudah bersiap sangat rapih dengan pakaian serta jasnya untuk pergi keluar, Hazel yang baru saja terbangun dari tidurnya karena merasa sangat pulas mendapati Lucas yang terlihat ingin pergi. Segera Hazel bangun dan dia tahu kemana Lucas akan pergi kalau bukan untuk menemui kekasihnya itu Reina.
“Tidak, aku tidak bisa diam begitu saja. Aku harus melakukan cara agar pak Lucas bisa menjadi milikku, buktinya saja semalam dia begitu hangat padaku” gumam Hazel dalam hatinya dengan penuh percaya diri.
Seketika ide nya terlintas begitu saja, saat Lucas akan bergegas pergi memakai jaketnya, Hazel juga bersiap untuk pergi dengan berpura pura mengambil tasnya.
Saat Lucas hendak berangkat, mengenakan jaketnya dengan tergesa-gesa, Hazel juga bersiap untuk pergi, pura-pura mengambil tasnya.
“Aku akan pergi sebentar,” ucap Lucas, sambil membuka pintu hotel untuk keluar.
“Aku juga,” jawab Hazel, berjalan cepat mendekati pintu.
Lucas segera berbalik masuk ke dalam hotel dan mengunci pintu, kemudian memasukkan kunci ke dalam sakunya.
“Kamu mau ke mana, baru saja bangun tidur?” tanya Lucas dengan nada tegas.
“Kenapa, sih? Pak Lucas sendiri kan akan pergi. Apa aku harus tinggal sendirian di hotel lagi dan lagi? Lebih baik aku juga keluar. Aku bosan sendirian di sini. Lagi pula, aku tidak mengikuti bapak, hanya ingin bertemu dengan seorang teman pria,” jawab Hazel.
“Tidak! Kamu tidak boleh pergi. Kamu harus tetap di sini. Mengerti? Bertemu dengan siapa? teman priamu yang kemarin mengobrol di pagi buta begitu?” Lucas meninggikan suaranya sedikit.
“Kenapa Pak Lucas egois? Aku hanya ingin keluar karena Pak Lucas juga keluar, kan!” Hazel memprotes dengan nada tinggi yang sedikit gemetar.
“Bapak keluar untuk bertemu dengan kekasih bapak, kan? Makanya, aku juga akan bertemu dengan teman pria ku!” tambahnya, meninggikan suaranya sedikit.
Lucas menghela napas panjang dan mendekatkan dirinya ke Hazel, sambil memegang kedua pundak wanita itu. “Aku hanya akan pergi sebentar, tidak akan lama, Hazel,” ucap Lucas dengan suara yang lebih lembut. Namun, Hazel memalingkan wajahnya dari pandangan Lucas.
“Maafkan aku jika aku bersikap egois,” kata Lucas sambil memeluk Hazel. Itu adalah pelukan yang hangat, salah satu yang terhangat yang pernah dirasakan oleh Hazel. Tangisnya pecah, hatinya sesak, bertanya-tanya mengapa dia harus berada dalam situasi seperti ini.
“Aku berjanji tidak akan lama,” ucap Lucas, mencium kening Hazel, yang dijawab dengan anggukan oleh Hazel.
Meskipun Hazel juga berencana untuk pergi membeli makanan, dia tidak menyangka akan bertemu dengan Reina.
Saat dalam perjalanan keluar dari hotel, Hazel tiba-tiba bertemu dengan Reina, perempuan yang paling tidak dia harapkan untuk muncul di hadapannya.
“Halo, istri Lucas di atas kertas,” ujar Reina dengan nada mencemooh.