NovelToon NovelToon
Rain : Losing Us

Rain : Losing Us

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Time Travel / Cerai / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Roman-Angst Mafia
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Rain Angello, seorang pembunuh bayaran yang sangat terkenal. Wanita yang bekerja dengan bayaran fantastis itu tak pernah menunjukkan identitas nya pada siapapun, termasuk orang terdekat nya.

Setiap melakukan tugas nya, Wanita yang selalu di panggil Angello itu selalu melakukan penyamaran dengan mengubah wajah nya menggunakan topeng silikon. Tentu saja dia melakukan itu agar tak ada yang mengetahui identitas nya.

Pekerjaan ini memang sangat beresiko, tapi dia nyaman dengan apa yang dia lakukan. Namun siapa yang menyangka, kehidupan nyaman nya berubah dalam sekejap mata hanya karena dia yang ingin menikmati hidup.

Mati? Masuk ke dalam tubuh orang lain? Apakah itu nyata ada nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12 Final, Cerai

"Tak perlu membela wanita itu di hadapan ku!! Kau dan dia tak ada beda nya!! Sama-sama murah dan brengsek!" Marah kakek Mark pada Arnold.

Pria itu itu kembali duduk setelah meluapkan amarah nya, nafas nya masih tersengal. Tangan nya memijat pelipis nya yang sudah keriput.

Drttt...

Drttt...

Suara dering ponsel milik kakek Mark mengalihkan atensi pria itu, dia segera meraih ponsel nya dan melihat siapa penelpon. Ternyata yang menelpon nya adalah asisten pribadinya.

"Ya, ada apa?" Ucap nya setelah mengangkat panggilan tersebut, dapat di dengar dari suara pria tua itu jika dia benar-benar lelah.

'Maaf menggangu anda tuan, tapi saya harus memberi kabar buruk ini pada anda. Perusahan LaineGrup memutuskan kerja sama secara sepihak dengan perusahaan kita tuan, dan bukan hanya itu. Mereka juga meminta denda terhadap perusahaan karena kecurangan kita pada mereka. '

Kakek Mark memegang dada nya, dia kesulitan bernafas saat ini. Arnold dan sang ayah panik melihat nya, mereka berdua segera menghampiri kakek tua itu sebelum pria itu tak sadarkan diri.

"Kakek..."

"Bukan kah aku sudah sering mengingatkan mu, jangan pernah membuat masalah sekecil apapun." Regan menepis tangan Arnold saat pria itu akan membantu nya membopong tubuh tua Mark.

🦋🦋🦋

Rain dan Janet kembali ke kediaman setelah merasa puas menghabiskan waktu dan menyenangkan Janet yang tengah patah hati, mereka bahkan sampai lupa waktu hingga kembali ke kediaman dini hari.

"Apakah kalian sudah puas bersenang-senang, anak-anak?" Tanya Mauren yang entah sejak kapan berada di sofa di ruang tamu.

Rain dan Janet yang mengendap-endap karena takut ketahuan akhirnya hanya bisa pasrah, kedua wanita itu menghadap ke arah Mauren dengan kepala tertunduk.

" Maafkan aku Mama, aku yang mengajak Rain berjalan-jalan hingga dini hari." Ucap Janet sebelum sang ibu memarahi kakak ipar nya itu.

"Tidak Mama, aku yang mengajak Janet. Jika kau ingin marah, maka marahi aku saja." Sahut Rain cepat, karena memang pada dasar nya dia lah yang mengajak adik ipar nya itu untuk jalan-jalan hingga lupa waktu.

Mauren tersenyum melihat putri dan juga menantu nya yang saling melindungi satu sama lain, entah sejak kapan mereka bisa sedekat ini. Tapi itu lebih baik meski sangat terlambat. Mauren berjalan ke arah kedua nya, wanita paruh baya itu memeluk Rain dan juga Janet.

"Mama tidak marah..." Ucap Mauren dengan sangat lembut.

"Rain, terima kasih sudah membela Janet di depan semua orang. Mungkin jika tidak ada dirimu, Janet hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri." Mauren berterima kasih pada menantu nya, dia sangat mengenali putri nya seperti apa.

Meski yang selingkuh adalah Arnold, tapi Janet selalu menyalahkan dirinya sendiri dengan bertanya-tanya apa kurang nya dia.

Rain mengerutkan dahi," Apakah ini bukan kali pertama nya pria itu ketahuan berselingkuh?" Tanya Rain yang kini melepaskan pelukan Mauren.

Sedangkan wanita paruh baya itu hanya mengangguk mendengar pertanyaan dari menantu nya, "Kurang ajar, tau gitu aku tadi memukul nya lebih keras." Kesal Rain dengan tangan mengepal.

Mauren terkekeh geli melihat tingkah menantu nya itu, sedangkan Janet hanya bisa menyembunyikan wajah nya di dalam pelukan sang ibu karena malu. "Janet, jika pria itu datang lagi kepada mu dan meminta mu untuk kembali, katakan pada nya untuk berlutut dan menjilat sepatu mu..."

"Apakah setelah itu kau meminta aku kembali bersama nya?" Sela Janet sedikit nyolot.

"Bodoh, dengar kan aku dulu." Kesal Rain yang ucapan nya langsung di potong oleh adik ipar nya.

"Dengarlah Mama, dia mengatai aku bodoh di depan mu." Janet malah mengadukan perkataan Rain tadi, sedangkan Rain wanita itu menatap malas pada adik ipar nya.

"Kalian berdua sama-sama bodoh," Mauren menjewer telinga kedua nya, hingga Janet dan Rain mengasuh bersamaan.

" Mama, ini sangat sakit.." Rengek Janet yang sudah jarang sekali Mauren dengar.

"Lebay," Cibir Rain, padahal dia juga sama-sama tengah menahan sakit karena jeweran dari Mauren tidak lah pelan.

Theodore melihat apa yang tengah istri dan juga putri nya lakukan, dia juga merasa tenang saat Janet tak murung dan bersedih karena bantuan Rain. Tapi kini dia yang merasa bersedih, tepat hari ini. Panggilan dari pengadilan tentang perceraian Rain dan juga Maximilliam akan segera dilakukan, dan atas permintaan wanita itu persidangan hanya akan dilakukan satu kali dan mereka akan langsung bercerai.

"Hey, kalian bertiga sangatlah berisik." Tegur Theodore yang turun dari tangga.

Ketiga nya langsung menoleh ke asal suara, Mauren masih tak mau melepaskan tangan nya dari telinga dia wanita itu. Sedangkan Janet, wanita itu langsung memasang wajah menyedihkan saat melihat kedatangan sang ayah.

"Papa... Mama dan kakak ipar merundung ku.." Adu Janet yang membuat mata Mauren dan Rain membola.

Dan saat itu juga, tangan Mauren melepaskan telinga kedua nya. Rain langsung menggosok telinga nya yang terasa panas, sedangkan Janet sudah berlari dan bersembunyi di balik tubuh Theodore.

" Lihat lah Ma, setelah memfitnah kita dia langsung kabur dan bersembunyi." Rain malah memprovokasi Mauren, wanita itu dengan jahil memberikan bantal sofa pada Mauren untuk menjadi senjata wanita paruh baya itu.

"Hey, jangan kabur kau!!" Teriak Mauren mengejar Janet yang mengelilingi tubuh Theodore.

Rain tertawa melihat wajah ketakutan Janet karena di kejar oleh Mauren, sedangkan Theodore hanya bisa pasrah meski tubuh nya terombang ambing. Di ambang pintu, seseorang melihat kejadian yang begitu menyejukkan itu. Rasa iri di hati nya membuat nya seolah terbakar, tapi dia tidak berani untuk masuk ke dalam.

Dan dalam sekejap mata, orang itu kembali pergi tanpa masuk untuk menyapa terlebih dahulu.

🦋🦋🦋

"Rain, apakah kau yakin benar-benar ingin bercerai dengan Max?" Kini Mauren kembali menanyakan keputusan Rain, wanita paruh baya itu sungguh sulit melepaskan menantu nya itu.

"Maafkan aku Ma, aku benar-benar sudah lelah hidup bersama dengan Maximilliam. Mungkin jika awal pertemuan kita baik, aku dan Maximilliam tidak akan berakhir seperti ini." Rain menggenggam kedua tangan Mauren, saat ini mereka tengah berada di pengadilan.

Janet bahkan ikut ke pengadilan meski Rain yakin suasana hati wanita itu tidak baik-baik saja," Janet, terima kasih sudah mau menemani ku disini. " Ucap Rain yang menatap adik ipar nya itu dengan senyuman tulus.

Begitu juga dengan Janet, wanita itu menatap kakak ipar nya yang sebentar lagi akan menjadi mantan kakak ipar nya dengan tatapan tulus. "Aku akan selalu mendukung keputusan, dan aku juga yang akan menyaksikan kebahagian mu kelak."

Kedua wanita itu berpelukan, Mauren menghapus air mata nya yang mengalir. Wanita paruh baya itu benar-benar dilanda kesedihan saat ini.

Beberapa waktu berlalu, persidangan di mulai. Rain dan Maximilliam duduk di kursi penggugat dan tergugat, pengacara kedua nya saling membela dan membeberkan asalan dari perpisahan mereka, pihak Maximilliam tak menyangkal nya dan membuat persidangan itu selesai dengan cepat.

"Dengan ini, Nyonya Rain Sallvasy Angello secara sah berpisah dengan tuan Maximilliam McLaine.."

Tok...

Tok...

Tok...

Hakim sudah memukul palu, dan saat itu juga Rain merasa benar-benar terbebas dari belenggu yang selama ini memerangkap nya dalam kegelapan.

" Nick, Andrew.. Tunggu aku kembali.. "

1
Regina Putry
Luar biasa
Ufuk Senja🦋: terima kasih Kak☺🥰
total 1 replies
Salsabila Arman
lanjut
Padriyah Balqis
maaf ko disini jadi bodoh kemana kemampuan agen rahasianya...apa pura2 si🤔
Ufuk Senja🦋: lagi Flashback, alias menceritakan masalalu Rain sebelum nikah dan masih jadi model. bukan Angello nya ya, di teliti baik² ya ka☺🙏🏻
total 1 replies
Salsabila Arman
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!