Seorang pendekar muda bernama Panji Rawit menggegerkan dunia persilatan dengan kemunculannya. Dia langsung menjadi buronan para pendekar setelah membunuh salah seorang dedengkot dunia persilatan yang bernama Mpu Layang, pimpinan Padepokan Pandan Alas.
Perbuatan Panji Rawit ini sontak memicu terjadinya kemarahan para pendekar yang membuatnya menjadi buronan para pendekar baik dari golongan putih ataupun hitam. Sedangkan alasan Panji Rawit membunuh Mpu Layang adalah karena tokoh besar dunia persilatan itu telah menghabisi nyawa orang tua angkat nya yang memiliki sebilah keris pusaka. Ada rahasia besar di balik keris pusaka ini.
Dalam kejaran para pendekar golongan hitam maupun putih, Panji Rawit bertemu dengan beberapa wanita yang selanjutnya akan mengikuti nya. Berhasilkah Panji Rawit mengungkap rahasia keris pusaka itu? Dan apa sebenarnya tujuan para perempuan cantik itu bersedia mengikuti Panji Rawit?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hutang Budi
Panji Rawit menoleh ke arah Pramodawardhani dan Pangkaja setelah mendengar berita ini. Melihat anggukan kepala halus dari Pangkaja, Panji Rawit seolah mengerti apa yang harus ia lakukan.
"Kau kembalilah dulu ke perguruan. Aku akan bersiap-siap", ucap Panji Rawit yang membuat si murid Perguruan Pedang Perak ini segera mengangguk hormat sebelum bergegas meninggalkan tempat itu.
" Menurut kalian apa yang harus kita lakukan sekarang? ", kembali Panji Rawit menatap dua orang seperguruan itu meminta pertimbangan.
" Urusan Perguruan Pedang Perak bukanlah urusan kita. Tidak baik terlalu ikut campur dalam urusan orang lain.
Menurut ku lebih baik kita segera meninggalkan tempat ini sebelum semuanya terlambat. Kamu juga baru saja pulih Panji Rawit, bertarung lagi akan membuat luka mu yang belum sembuh benar itu kembali menyakitkan ", ungkap Pangkaja menyampaikan pendapat nya.
" Tapi sebagai pendekar, kita tidak boleh berpangku tangan saat melihat angkara murka merajalela di muka bumi, Kakang Pangkaja..
Meskipun aku tidak menyukai Rara Kartikawati, akan tetapi sedikit banyak ia telah membantu Kakang Panji Rawit memulihkan diri. Aku tidak ingin ada hutang budi antara kami. Jadi saat ini aku lebih setuju untuk membantu nya sebelum pergi dari tempat ini", sahut Pramodawardhani segera.
"Menyinggung Akuwu Tanjungsari sangat berbahaya, adik ku. Ia adalah sepupu Adipati Lwaram, Aji Wiraprabhu. Apa kau ingin bermusuhan dengan pihak Lwaram?", tukas Pangkaja sembari menatap heran ke arah Pramodawardhani.
"Aku tidak perlu takut, Kakang Pangkaja.. Apa kakang lupa kalau aku adalah anak dari pejabat pemerintah Kerajaan Medang?
Bagaimanapun juga, Adipati Aji Wiraprabhu akan berpikir dua kali untuk bermasalah dengan pejabat Istana Medang Sawit di Kotaraja Tamwlang hanya untuk membela sepupunya yang bertindak semena-mena. Jadi kita tak perlu takut menghadapi orang-orang Pakuwon Tanjungsari", pungkas Pramodawardhani yang membuat Pangkaja menghela nafas berat.
"Karena sudah diputuskan, maka kita akan membantu Perguruan Pedang Perak. Setelah ini rampung aku akan ke Padepokan Pandan Alas untuk mencari tahu siapa orang yang terlibat dalam pembantaian keluarga ku", ucapan Panji Rawit membuat Pramodawardhani mengangguk mengerti. Mereka bertiga segera bergegas meninggalkan tempat itu menuju ke Perguruan Pedang Perak yang tak jauh dari sana.
Di Perguruan Pedang Perak, pertarungan sengit antara orang-orang Pakuwon Tanjungsari dan para murid Perguruan Pedang Perak telah berlangsung saat Panji Rawit datang. Tanpa pandang bulu, mereka langsung membantu para murid Perguruan Pedang Perak yang sedang di keroyok oleh para prajurit Pakuwon Tanjungsari.
Mata Panji Rawit cepat menyisir seluruh tempat itu dan melihat Rara Kartikawati sedang menghadapi seorang laki-laki paruh baya dengan pakaian bangsawan yang tak lain adalah penguasa Pakuwon Tanjungsari, Akuwu Mpu Sambi. Segera Panji Rawit bergegas mendekati pertarungan mereka.
"Apa kau benar-benar ingin melihat tempat ini rata dengan tanah, Kartikawati?!
Hehehehe, asalkan kau bersedia menjadi istri kelima ku, aku akan membiarkan perguruan busuk mu ini tetap berdiri bahkan aku akan membangun nya menjadi lebih megah. Bagaimana? Kau bersedia? ", senyuman licik tersungging di bibir Mpu Sambi.
" Tua bangka tak tahu diri!! Siapa juga yang sudi menjadi gundik mu hah?!
Phhuuuiiiiihhhhhhh....!
Bahkan jika semua laki-laki di dunia ini habis dan hanya kau yang ada, aku pun tetap pada pendirian ku.. ", tegas Rara Kartikawati yang seketika membuat darah di kepala Akuwu Mpu Sambi mendidih.
" Perempuan sialan!!!! Jangan kira karena kau punya wajah cantik lantas seenaknya menghina orang hah?!!
Baik... baiklah Kartikawati! Jangan salahkan aku bersikap kejam kepada mu.. ", sembari membentak marah, Akuwu Mpu Sambi segera menghunus keris di pinggangnya. Setelah melakukan beberapa kembangan ilmu silat, lelaki paruh baya itu segera menerjang ke arah Rara Kartikawati.
Dengan penuh nafsu membunuh, Akuwu Mpu Sambi segera menusukkan kerisnya ke arah putri Mpu Kartikabuana itu. Kartikawati menyambutnya dengan tebasan pedang bergagang perak miliknya dan pertarungan sengit antara mereka pun segera terjadi.
Thhhrraaaaaannngggg thhhrrrriiiiiiiinnnggg...
Plllaaaaaaakkkkk dhhaaaassshhh dhhaaaassshhh!
Rara Kartikawati memang pendekar wanita yang hebat. Meskipun dia di serang Mpu Sambi dengan ganas, akan tetapi ia tetap tenang menghadapi nya. Dua puluh jurus berlalu dengan cepat.
Shhreeeeeeettttttt...
Kuda-kuda Rara Kartikawati sedikit goyah setelah menghindari sabetan keris di tangan kanan Akuwu Mpu Sambi. Putri dari pimpinan Perguruan Pedang Perak ini terhuyung-huyung mundur walaupun masih belum jatuh.
Dari ekor mata nya Akuwu Mpu Sambi melihat hal ini. Dia langsung meraup tanah di bawahnya dan melemparkan nya ke arah Rara Kartikawati.
Whhhuuuuuuuuusshhh!!
Aaaaaauuuuuuuggggghhhhh..!!
Lemparan debu dan tanah ini membuat mata Rara Kartikawati kelilipan. Akuwu Mpu Sambi menyeringai lebar sembari melesat ke arahnya. Lalu pimpinan Pakuwon Tanjungsari ini segera memutar tubuhnya dan melayangkan tendangan keras beruntun ke perut perempuan cantik itu.
Bhhhuuuuggghh bhhhuuuuggghh..
Aaaaaaarrrrrrrgggghhh...!!
Jeritan keras Rara Kartikawati terdengar berbarengan dengan tubuhnya yang terpental ke belakang. Saat itulah Panji Rawit menyambar pinggang nya yang hampir menyusruk tanah. Adegan ini membuat mata Rara Kartikawati terpaku pada wajah tampan Panji Rawit dan jantung perempuan cantik itu seketika berdebar kencang.
"Kau baik baik saja? ", ucapan Panji Rawit seperti suara bidadara dari kahyangan yang terdengar merdu di telinga Rara Kartikawati.
" B-baik baik saja iya baik-baik saja.. ", jawab Rara Kartikawati dengan penuh kegugupan. Mendengar nya Panji Rawit tersenyum lega dan menurunkan tubuh Rara Kartikawati di sebelah nya. Setelah itu ia menoleh ke arah Akuwu Mpu Sambi yang melotot ke arah nya.
" Aku paling tidak suka melihat seorang lelaki menindas seorang perempuan. Kakek tua, aku sarankan kau lekas pergi dari sini. Jika kau membandel, maka aku tidak akan segan-segan untuk menghajar mu.. ", tegas Panji Rawit yang membuat Akuwu Mpu Sambi meradang. Sementara Rara Kartikawati terkekeh kecil mendengar sebutan kakek tua bagi penguasa Pakuwon Tanjungsari itu.
" Bocah keparat..!! Kau memanggil ku apa? Kakek tua?!! Kapan aku menikah dengan nenek mu hah?!
Minggir kau! Jangan ikut campur urusan ku..!! Perempuan itu calon istri kelima ku, apa yang aku lakukan itu bukan urusan mu..", balas Akuwu Mpu Sambi ketus.
"Tua bangka cabul..!! Rupa-rupanya kau benar-benar bosan hidup ya. Aku tidak keberatan untuk mengantar mu menemui Dewa Yamadipati!! "
Setelah menggembor buas, Panji Rawit segera melesat cepat ke arah Akuwu Mpu Sambi. Kecepatan nya yang luar biasa membuat Akuwu Mpu Sambi sampai kaget karena tiba tiba pemuda ini muncul di hadapannya sembari melayangkan tendangan keras ke perutnya.
Dhhiiiieeeeeeeesssssshhhh..
Ooooooouuuuuuugggghhhhhh!!!
Tubuh Akuwu Mpu Sambi mencelat jauh ke belakang. Belum sempat tubuhnya menyentuh tanah, lagi-lagi Panji Rawit muncul di sampingnya sembari melayangkan kepalan tangannya ke arah rusuk kiri sang akuwu.
Bhhhuuuuggghh krreeeeekkk!!!
Aaaaaaarrrrrrrgggghhh..!!!!
Suara seperti tulang patah terdengar kala kepalan Panji Rawit telak menghujam rusuk lelaki tua itu. Jelas tulang rusuk kiri nya retak atau patah. Akibat serangan serangan ini, tubuh tua Akuwu Mpu Sambi berubah arah dan jatuh menghujam tanah. Darah segar langsung muncrat keluar dari mulut penguasa Pakuwon Tanjungsari ini.
Mata Akuwu Mpu Sambi melebar penuh ketakutan kala ia melihat Panji Rawit berjalan mendekati nya. Dia berusaha keras untuk menjauh.
"Ja-jangan mendekat. A-aku aku mengaku kalah. Ampuni nyawa ku pendekar.. ", hiba Akuwu Mpu Sambi dengan wajah takut. Dia benar-benar tak pernah menyangka bahwa pemuda yang masih sepantaran dengan anak sulungnya ini memiliki kemampuan kanuragan yang tinggi.
" Suruh orang-orang mu berhenti, kalau tidak...
Glleetttuuukkk glleetttuuukkk glleetttuuukkk! "
Suara gemerutuk dari kepalan tangan Panji Rawit jelas bukan hanya untuk menakut-nakuti. Akuwu Mpu Sambi langsung berteriak keras dan para prajurit nya seketika menghentikan serangan.
"Pergi kalian sekarang juga!! Jika di kemudian hari aku mendapati kalian membuat masalah di Perguruan Pedang Perak, aku akan datang mencari mu dan mencabut nyawa kalian satu persatu.. "
Mendengar ucapan Panji Rawit, Akuwu Mpu Sambi segera bangkit dari tempat jatuhnya dan segera bergegas meninggalkan perguruan itu meskipun dengan langkah kaki pincang. Para pengikutnya pun segera mengekor di belakang nya.
Setelah kepergian Akuwu Mpu Sambi, Panji Rawit bersama dengan Pramodawardhani dan Pangkaja mendekati Rara Kartikawati yang berdiri di samping beberapa murid Perguruan Pedang Perak.
"Hutang budi kami pada kalian sudah impas. Karena itu, ijinkan kami untuk pergi. Kami mohon pamit.. ", ucap Panji Rawit sebelum berbalik badan dan melangkah meninggalkan tempat itu. Wajah cantik Rara Kartikawati langsung muram karena sedih.
Namun belum sempat Panji Rawit keluar dari pintu gerbang Perguruan Pedang Perak, Rara Kartikawati berteriak lantang,
"Kakang Panji Rawit, setelah ayah ku kembali sehat dan semua urusan Perguruan Pedang Perak selesai,
Aku pasti akan mencari mu..!! "
eh lha kok justru nyawa mereka sendiri yang tercabut 😆
modyar dengan express dan success 😀
bisa membuat tanah terbelah...keren! 👍
Ajian Malih Butha tak ada gregetnya di hadapan Lokapala 😄
up teruus kang ebeezz..🤗🤗
tuh kan bnr iblis pencabut nyawa cmn skdr nama.
nyatanya nyawa mreka sndiri yg di cabut