NovelToon NovelToon
Love You More Than Ever

Love You More Than Ever

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta Terlarang / Menikah Karena Anak
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MAKAM ARINI

Setelah itu Bu Riana berjalan dengan pelan menuju makam yang di tuju.

Anita pun selesai berbicara dengan makam ibunya, lalu Ia berdiri dan akan pergi meninggalkan makam, namun saat berjalan Anita berpapasan dengan Bu Riana.

Pertemuan itu membuat Anita sedikit gugup dan canggung, namun bagaimanapun Bu Riana adalah ibu Seno yang nantinya mungkin saja bisa menerimanya sebagai menantu kelak, jadi Anita menyapa dengan lembut.

"Tante Riana, apa kabar?"

Bu Riana tak percaya bisa bertemu Anita di tempat seperti ini, ada pertanyaan dalam hatinya makam siapa yang di kunjunginya.

"Keadaan Saya baik, tapi hati Saya yang tidak baik-baik saja"

Anita terdiam Ia mengerti akan maksud dari ucapan Bu Riana, lalu Bu Riana menanyakan kabar Seno.

"Seno baik-baik saja Tante, Seno terlihat bahagia dan sekarang.."

Belum selesai Anita bicara Bu Riana memotong ucapannya.

"Bahagia Kamu bilang, bagaimana bisa Kamu bilang Seno bahagia, bila ibunya merasa tidak bahagia, bukankah naluri seorang ibu dan anak itu menyatu"

Anita merasa ucapan itu sungguh dalam maknanya, namun Anita berusaha untuk menjawabnya dengan tenang.

"Aku mengerti perasaan Tante, Aku gak pernah paksa Seno untuk ninggalin Tante, dan Aku tahu Tante gak suka sama Aku, tapi setahu Aku semua orang punya kesempatan, termasuk Aku kesempatan bisa untuk dekat sama Tante dan bisa di terima di keluarga Tante"

"Cukup bicara Kamu, sekali Saya bilang tidak tetap tidak, kesempatan itu tidak akan pernah ada untuk Kamu, dan Saya pastikan Seno akan pulang dengan sendirinya, dengan hidup yang seperti ini, Saya yakin Seno gak akan sanggup"

Anita merasa terhina lagi dan lagi, Bu Riana tetap dengan pendiriannya, lalu setelah itu Anita pun pamit dan tak ingin mengatakan apa-apa lagi pada Bu Riana.

"Aku percaya Seno, Dia akan bisa melewati ini semua bersama Aku, kalau gitu Aku pamit Tante, permisi"

Namun Bu Riana tak menjawab Anita, Ia terus jalan ke makam seseorang.

Merasa penasaran Anita pun menoleh melihat kemana Bu Riana menyekar, namun saat Bu Riana menghentikan langkahnya di depan makam ibunya Anita terdiam bingung dan bertanya-tanya.

Merasa belum yakin, Anita pun berjalan mendekati Bu Riana, dan saat Bu Riana memegang papan nisan nama ibunya, Anita berkata pada Bu Riana.

"Tante mengenal Mamah Saya?"

Bu Riana kaget mendengar suara Anita, Ia langsung menoleh dan Mereka saling berpandangan, Bu Riana merasa kaget Anita bertanya hal itu.

"Kamu anak dari Arini?"

Tanya Bu Riana dengan wajah serius.

"Ya.. Saya anak Arini, ini makam Mamah Saya"

Bu Riana merasa tak percaya, lalu Ia mengatakan hal yang membuat Anita bingung.

"Tidak.. Tidak mungkin"

"Kenapa Tante, Aku bertanya sama Tante, apa Tante mengenal Mamah Saya"

Riana masih belum menjawab, Ia bersikap seolah tak percaya dengan menggeleng kepalanya, dan selalu menyebut kata,

"Tidak mungkin.. tidak"

Tak ingin menjawab ucapan Anita, Bu Riana langsung pergi berjalan meninggalkan Anita.

"Tante... Tante siapa Mamah, apa Tante teman Mamah?, atau keluarga Mamah?"

Tanya terus Anita sambil berjalan mengikuti Bu Riana dari belakang.

Tak menjawab apapun ucapan Anita, Bu Riana langsung masuk ke dalam mobil.

"Tante tunggu"

Anita menarik pintu mobil Bu Riana.

"Anita lepaskan, Saya ingin pulang"

"Tante jawab dulu pertanyaan Aku, Tante siapa Mamah, selama ini Aku gak tahu siapa keluarga Mamah, dan Tante tiba-tiba datang ke makam Mamah, Aku bingung Tante"

Namun Bu Riana enggan menjawab pertanyaan Anita yang begitu panjang lebar.

"Doni jalan"

"Tapi Bu pintunya"

"Sudah cepat"

Ucap perintah Bu Riana, Doni menginjakkan gas mobil, dan mobil berjalan dalam keadaan pintu terbuka, Anita terus berusaha untuk mencari jawaban siapakah Bu Riana bagi ibunya.

"Tante jawab pertanyaan Aku, Tante..."

Anita berteriak bertanya sambil berlari mengejar mobil Bu Riana.

Setelah jarak mobil jauh dari Anita, Bu Riana menutup pintu mobilnya, dan Ia langsung mengusap keringat di wajahnya dengan tisu.

"Bu Riana, apa ibu baik-baik saja"

"Doni, waktu itu Saya menyuruh Kamu untuk mencari tahu keluarga Arini bukan?"

"Iya Saya ingat Bu"

"Lalu informasi apa yang Kamu dapatkan"

"Saya tidak menemukan siapapun keluarga dari ibu Arini"

"Tapi Anita, Dia bilang Dia anak Arini"

Doni hanya terdiam merasa tidak tahu akan hal itu, lalu Bu Riana mengatakan kepada Doni untuk mencari tahu siapa keluarga Anita yang sebenarnya.

"Baik Bu Saya akan cari informasinya"

Anita berhenti berlari kini nafasnya yang terengah-engah karena mengejar mobil Bu Riana.

"Siapa Tante Riana itu bagi Mamah, Aku harus tanya Seno"

Karena tak mendapatkan jawaban yang puas dari mulut Riana, Anita memutuskan untuk pulang dan bertanya saja nanti saat Seno sudah kembali kerumah.

Seno merasa senang bisa bergabung dengan perusahaan Pak Farrel, dan inilah hari pertama Ia bekerja.

"Semoga Bapak Seno betah kerja di tempat Saya"

"Pasti Pak, Saya akan berusaha menjadi yang terbaik untuk perusahaan ini"

Pak Farrel tersenyum mendengar semangat Seno, lalu Pak Farrel memberikan pekerjaan pertama untuk Seno yaitu memegang proyek yang sempat Seno pegang saat masih menjadi CEO Putra Corporation.

"Jadi Saya akan sering bertemu dengan orang Putra Corporation"

"Ya begitu Pak, kenapa bapak keberatan dengan proyek ini, atau mau proyek yang lain gak masalah kok Pak, Saya ingin pak Seno merasa tenang bekerja disini"

Seno sebenarnya tak ingin ada lagi urusan dengan Putra Corporation, namun ini soal pekerjaan Ia merasa menjadi tidak profesional jika menolak pekerjaan dari atasannya terlebih jika memilih-milih pekerjaan rasanya sangat tidak etis.

"Gak kok Pak, tenang Saya cukup profesional, Saya akan pegang proyek ini"

"Bagus kalau begitu, selamat bekerja ya Pak Seno"

Dan Pak Farrel kembali ke ruangannya.

Saat Pak Farrel berjalan Ia tak sengaja bertabrakan dengan Lia yang sedang ingin bertanya mencari lowongan pekerjaan.

"Aduh"

Ucap Lia merasa bahunya sakit.

"Maaf, Saya tidak sengaja"

"Gak apa-apa kok, Saya juga minta maaf jalan gak hati-hati"

Pak Farrel pun langsung pergi dari hadapan Lia, namun Lia berbicara.

"Pak.. Maaf, apa disini butuh karyawan Pak"

Pak Farrel menghentikan langkahnya lalu Ia memandangi Lia dari atas hingga kakinya, Lia merasa tak nyaman dengan tatapan itu, lalu Lia berkata,

"Kenapa Kok bapak lihat Saya gitu banget"

Pak Farrel merasa aneh dengan ucapan Lia.

"Apa.. gitu banget bagaimana?"

"Ya bapak, lihat Saya dari atas sampai bawah, bapak jangan mesum ya otaknya"

Pak Farrel semakin aneh melihat tingkah Lia dan ucapannya.

"Siapa yang mesum, Saya lihat Kamu karena pakaian Kamu mau cari pekerjaan kok santai banget, apa gak punya baju formal"

Lia merasa Pak Farrel merendahkan dirinya, lalu Ia menjawab,

"Ya saya kan cuma ingin taruh lamaran"

"Oh cuma mau taruh lamaran, tuh disana, Kamu tanya saja sama resepsionis"

Pak Farrel menjawab dengan suara juteknya, lalu Ia melanjutkan lagi ucapannya sebelum melangkah pergi.

"Lain kali kalau mau cari pekerjaan Pakai baju yang formal, mau apapun itu pekerjaannya"

Setelah Pak Farrel pergi Lia menggerutu dengan ucapan Pak Farrel tadi.

"Dasar jutek, otak mesum bilang saja kalau lagi menghina Gue"

Ternyata Pak Farrel mendengar ocehan itu, Ia pun membalikkan badannya dan berkata,

"Eh tadi Kamu ngomong apa, Saya dengar loh"

Lia mulai panik, tiba-tiba Seno lewat dan melihat Lia.

"Lia...Kamu ngapain disini?"

"Eh Seno, Aku... "

"Dia sedang lagi cari pekerjaan tapi Dia malah bilang Saya otak mesum"

Seno terheran dengan perkataan Pak Farrel.

"Hah.. maksudnya bagaimana sih?"

Lalu Lia pamit pergi dengan cepat ke resepsionis.

"Aku pergi duluan ya mau ke resepsionis, dah Seno"

Lia berjalan dengan cepat, dan Pak Farrel terdiam memandangi Lia dengan wajah kesal.

Lalu Pak Farrel bertanya pada Seno tentang siapa Lia.

"Pak Seno kenal sama wanita tadi"

"Kenal Pak, Dia temanya calon istri Saya"

"Loh Pak Farrel sudah punya calon istri?"

"Iya, dan Kita berniat akan menikah dua Minggu lagi"

Pak Farrel cukup terkejut mendengar berita itu, karena tak lama ini Seno baru saja bercerai dari Anita.

"Wah... Pak Seno, Saya doakan semoga persiapannya lancar ya, baik kalau begitu Saya kembali ke ruangan Saya"

Seno pun pergi ke pantry untuk membuat kopi.

Lalu Lia berkomunikasi dengan bagian resepsionis, dan Lia langsung di terima sebagai office boy di perusahaan Pak Farrel, dan bagian resepsionis menyuruh Lia untuk langsung bekerja hari ini juga.

"Serius Mba hari ini kerja"

"Iya, Kamu langsung kebagian kantor GA nanti disana Kamu akan di arahkan sama kepala GA namanya Pak Roni"

"Baik Mba... Terimakasih banyak ya Mba"

Sesampainya Lia di kantor GA, Ia menyapa Pak Roni kepala GA.

"Selamat Pagi Pak, Saya Lia, kata mbak resepsionis Saya di suruh kesini, ini hari pertama Saya bekerja"

"Oh iya silahkan masuk, silahkan Kamu ambil seragam Kamu di loker pantry, untuk hari pertama sepertinya Kamu bersihkan debu-debu saja yang ada di langit-langit di sudut ruang rapat dan ruangan CEO"

"Oke baik Pak, Saya mengerti, kalau begitu Saya permisi"

Setelah bersiap memakai seragam Lia merasa senang bisa bekerja lagi tanpa harus menunggu lama.

"Alhamdulillah Aku sudah bekerja sekarang, apapun pekerjaannya yang penting halal, Aku harus semangat"

Lia pun segera membersihkan apa yang di perintahkan oleh kepala GA.

Lia memasuki ruang rapat, Ia melihat di sekeliling sudut ruangan, lalu Ia menemukan bagian di mana banyak sawang berserakan.

"Nah.. Itu tuh.."

Lia mengangkat tangga dan membuka tangga lipat, tapi Ia tak memeriksa baut baut tangga tersebut aman atau tidak, Dia pun langsung menaiki tangga tanpa mengecek terlebih dahulu.

Pak Farrel berjalan menuju ruang rapat bersama klien yang akan menangani mini market di pasar karang.

"Silahkan Masuk Pak"

Lia masih terus fokus membersihkan sawang sawang tersebut, namun saat Ia melangkah ke tangga lebih tinggi, tangga itu terasa goyang seperti goyah.

"Aduh kenapa nih kok goyang"

Lia menjadi panik, dan saat itu juga Pak Farrel sedang berjalan di dekat tangga itu.

"Aduh duh.. Eh.. Eh.. Eh"

Tangga pun goyah, Lia tak dapat menahan keseimbangan tubuhnya dan terjatuh lah Lia menimpa Pak Farrel.

"Aduh..."

Lia dan Pak Farrel berteriak kesakitan bersamaan, sedangkan klien hanya terdiam kaget melihat kejadian itu.

1
elaretaa
semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Arya wijaya: iya kak oke, makasih sudah mampir🥰
total 1 replies
Arya wijaya
thank you kak 😊
Vana Aretta
semangat kakk 😀😀
Arya wijaya: makasih kak😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!