NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:619
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Verlie terbangun dan melirik jam ternyata sudah sore.

"Sudah bangun?" tanya Naja. Verlie mengangguk dan turun dari tempat tidur. Ia baru menyadari kamar asing itu.

"Ini dimana?" tanyanya.

"masih di kantorku," jawab Naja.

"Aaah maaf aku ketiduran! Apa ini sudah jam pulang?" tanya Verlie panik. Naja mengangguk, Verlie semakin merasa tak enak hati karena Naja menungguinya yang enak-enakan tidur.

"Tak apa, kamu lelah menungguku," ucap Naja sambil mematikan ponselnya.

"Tidak juga, kita pulang?" tanya Verlie. Naja mengangguk.

Mereka membereskan barang-barang lalu beranjak keluar kantor. Tanpa disadari, Verlie menggandeng lengan Naja dan berjalan riang menuju lift.

"Apa kamu lapar?" tanya Naja.

"Sedikit, kamu mau makan di luar atau aku masak? Kalau masak sebaiknya kita mampir membeli beberapa bahan makanan. Persediaan bahan makanan sudah hampir habis,"

"Baiklah, kita mampir. Pasti anak-anak kangen masakan kamu," ucap Naja. Seketika Verlie ingat dengan Jimy dan Kefin yang sangat menyukai masakannya. Verlie tersenyum senang mengingat kedua teman Naja.

Tak mereka sadari ternyata di belakang mereka ada beberapa karyawan Naja yang ikut satu lift dengan mereka. Para karyawan saling melirik satu sama lain saat mendengar bos mereka menyebut anak-anak.

Saat di lobi mereka berpapasan dengan Kefin yang baru saja datang.

"Haaaah syukurlah ternyata kalian masih sama-sama," ucap Kefin.

"Memangnya kenapa?" tanya Verlie.

"Aku pikir kamu menghilang, Naja juga tidak membalas pesanku," ucap Kefin. Naja hanya diam saja.

"Tidak, aku menemani Naja kerja ternyata aku ketiduran," jawab Verlie santai, seketika Kefin menatap Naja penuh curiga.

"Apa?"

"Hmmmm..." Kefin menggoda sambil tersenyum.

"Kotor pikiranmu!" ucap Naja sambil menjitak kepala Kefin.

"Heiii! Bagaimana tidak kalau..."

"Kalau apa Fin?" tanya Verlie yang penasaran ucapan Kefin selanjutnya. Tapi kefin hanya diam sambil tersenyum.

"Tidak apa-apa, kalian mau kemana? Aku ikut!" ucapnya sambil menggandeng sebelah kiri Verlie. Sehingga Verlie diapit Naja dan Kefin.

"Kami mau..."

"Urus mobilmu!" ucap Naja memotong pembicaraan Verlie.

"Biar sajalah di kantormu! Besok aku ambil," jawab Kefin. "Kita mau kemana?" tanya Kefin lembut pada Verlie.

"Uhmmm... Belanja. Kata Naja, kalian sudah kangen masakanku. Jadi kalian temani aku belanja," ucap Verlie riang. Kefin melirik Naja sambil tersenyum. Naja pura-pura cuek.

"Baiklah, ayo belanja. Kami temani, aku sangat sangat sangat merindukan masakanmu," ucap Kefin melirik Naja. Naja segera menetralkan wajahnya yang menekuk cemberut.

Mereka singgah ke sebuah supermarket membeli banyak bahan makanan dan cemilan.

"Ver, sepertinya kalau kita bakar ikan sesekali enak juga," kata Kefin yang menariknya ke tempat ikan-ikan terpajang.

"Itu nanti saja! Sebaiknya kita ambil bahan kering dulu!" Naja segera menarik Verlie agar mengikutinya. Verlie bingung sendiri, dua orang itu mengacaukan konsentrasinya. Keduanya bergantian membawanya ke tempat yang mereka inginkan hingga mereka melewati jalan yang sama berulang kali.

Akhirnya Verlie mendudukkan keduanya disalah satu tempat istirahat dan memberikan keduanya makanan ringan. Lalu Verlie kembali menyusuri market membeli bahan makanan sesuai keinginannya. Lalu saat ia mengantri di kasir, Naja dan Kefin mendekatinya dan membayar semua belanjaan.

Saat membawa belanjaan ke mobil, keduanya juga berebut untuk membawa. Dimenangkan oleh Naja. Ia menenteng banyak belanjaan menuju mobil.

"Cinta bikin dia bego," ucap Kefin sambil tersenyum.

"Apa?" tanya Verlie yang tidak fokus.

"Tidak apa-apa, apa kamu ada memikirkan sesuatu tentang Naja saat ini?" tanya Kefin.

"Ada," jawabnya saat mereka jalan beriringan.

"Apa itu?" tanya Kefin penasaran.

"Kasihan! Makanya sana! Bantuin kek!" Verlie berkata dengan kesal dan mendorong Kefin agar menyusul Naja. Kefin hanya nyengir sambil menyusul Naja.

Sesampainya di rumah, mereka segera mengemas belanjaan. Tak lama Jimy bergabung.

"Rajin sekali," ucapnya sambil menguap dan duduk melihat mereka bertiga sibuk di dapur.

"Kemarilah! Bantu aku!" ucap Verlie. Jimy mendatanginya dan menerima baskom yang diulurkan Verlie. Ia bertugas membersihkan ayam, Naja membersihkan sayuran dan Kefin kebagian memasak nasi dan menyiapkan piring. Sedangkan Verlie sibuk membuat bumbu.

"Ver! Kamu cantik pake dress gitu sambil masak, seperti melihat istri di masa depan," ucap Jimy. Ia mendapat serangan dari kedua temannya berupa cipratan air.

"Hei! Salahku apa?!" protes Jimy. Verlie hanya menggeleng melihat kelakuan tiga pria di sekitarnya.

Dengan segala persiapan dan keribetan yang terjadi di dapur akhirnya mereka bisa duduk santai sambil menikmati makan malam. Mereka makan dengan lahap karena memang masakan Verlie bisa seenak itu.

"Aaaah aku kenyang! Ini enak sekali. Ver, kamu tinggal di sini saja biar kami bisa menikmati makanan lezat," ucap Jimy.

"Setuju!" ucap Kefin dan Naja bersamaan. Verlie menggeleng pelan. Mempertimbangkan jauhnya saat ia aka pergi kuliah.

"Kami akan mengantar jemputmu bergiliran," kata Kefin.

"Nooooo... Jangan merayuku!" ucap Verlie.

"Kalau begitu sering-seringlah menginap di sini!" pinta Jimy.

"Itu bisa dipertimbangkan!" ucap Verlie. Membuat ketiga temannya tersenyum senang.

"Malam ini tidurlah di sini," pinta Naja.

"Baiklah, tapi bajuku..."

"Sudah ada di lemari kamar, kapan kamu menginap tidak perlu memikirkan pakaian lagi," ucap Naja.

"Aaah terimakasih, kalian baik sekali. Baiklah besok kita membuat cemilan yang enak!" ujar Verlie. Ketiganya mengangkat jempol bersamaan.

Verlie sebenarnya merasa tak enak jika menginap di sana. semua sudah disiapkan oleh teman prianya. Bahkan Verlie merasa sangat malu saat membuka lemari bagian tengah berisi perlengkapan pakaian dalam. Bagaimana mungkin mereka menyiapkan ini semua untuk dirinya.

Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Verlie membaringkan tubuhnya di kasur empuk di kamarnya. Masih menjadi pikirannya, bagaimana mungkin ia bisa seakrab ini bersama tiga pria itu.Verlie menggeleng lelah memikirkan apa yang sudah terjadi.

Sementara itu, Naja yang tidak bisa tidur memikirkan Verlie. Gadis lucu yang ia temui di pantai. Awalnya ia ingin memarahi gadis itu saat melihat bagaimana ia memoto bayangan mereka tapi ia memutuskan untuk mengerjainya. Dan kini mereka menjadi teman akrab. Verlie adalah gadis yang apa adanya, bukan gadis yang sok akrab dengan mereka. Berbeda dengan kebanyakan gadis yang mereka temui.

Naja tersenyum saat terbayang wajah Verlie yang tersenyum, tertawa bahkan saat melihatnya menangisi mantannya dalam diam. Gadis yang lemah tapi sok merasa kuat. Naja kembali terkekeh mengingatnya.

Apakah ia meyukai gadis itu? Naja tidak tahu harus menjawab bagaimana. Bila dalam artian suka tentu suka. Verlie adalah gadis lucu. Jatuh cinta? Naja jelas menyangkalnya. Verlie bukanlah tipe gadis idamannya. Saat ini ia menyukai lingkaran pertemanannya dengan Verlie. Seperti simbiosis mutualisme, mereka berteman dengan saling menguntungkan. Tanpa merecoki kehidupan pribadi masing-masing. Kecuali bila menyangkut mantan Verlie yang sangat menyebalkan menurut Naja.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!