NovelToon NovelToon
Alunan Takdir

Alunan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: nurliana

Apakah kalian pernah takdir?

Itu yang saat ini sedang Arya usahakan, dia ingin takdir membawa nya kepada sahabat masa kecil, sahabat yang selalu bersama nya di panti asuhan, Arya dipisahkan dari sahabat nya, karena ada sepasang suami istri yang ingin mengadopsi sahabat nya itu, apakah takdir akan membawa Arya pada sahabat nya itu? apakah Arya akan tetap percaya bahwa takdir akan mempertemukan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 -Alunan Takdir-

Setelah menunggu beberapa jam, Rania sadarkan diri, yang pertama masuk adakah Arya, hanya menatap Rania saja sudah cukup bagi nya, dalam kondisinya yang sekarang dia juga tak begitu kuat untuk berbincang banyak dengan Rania.

" Aku harap kau segera sembuh dan kembali bermain ke panti, aku sudah menunggu mu kemarin, tetapi kau tidak datang, kau malah ke rumah sakit Rania " ucap Arya yang berada di sebelah Rania

Rania dengan wajah nya yang pucat dan juga tenaga nya tidak begitu banyak " kau tenang saja, aku Rania, akan baik-baik saja, besok setelah pulang dari rumah sakit aku kembali bersekolah, setelah itu aku baru akan ke panti " tersenyum

Karena ada Wulan dan Dodi yang ingin masuk juga, jadi Arya tak begitu lama, dia keluar setelah Rania mengatakan keadaan nya baik-baik saja dan akan datang ke panti, Arya langsung pulang ke panti bersama buk Ratna karena badan nya yang kurang sehat.

Dodi dan Wulan masuk dan melihat Rania dengan wajah lemas nya terbaring di atas ranjang rumah sakit, rasa bersalah sebagai orang tua muncul di hati mereka, baru sehari sudah seperti bagiamana jika satu atau dua tahun nanti nya.

Wulan berjalan ke arah ranjang Rania, dia mengambil tangan Rania yang masih di infus " sayang maafkan ibu nak, ibu sama sekali tidak tau jika kau sedang sakit, andai saja ibu tidak pergi mungkin ini tidak akan terjadi pada mu sayang "

Rania menatap Wulan, wajah nya terlihat sangat sedih, walau Rania tau semua ini ada kaitan dengan Ros, tetapi dia sama sekali tidak mengakan apapun tentang nenek nya itu.

" Ibu Rania baik-baik saja, setelah minum obat akan sehat, ibu tidak perlu merasa khawatir dan ini bukan salah ibu, Rania sakit itu sudah takdir dari yang di atas, jadi ibu tidak perlu merasa khawatir ya "

Dodi mencoba untuk membuat Wulan tenang, dia mengusap punggung nya Wulan yang menangis " sudah sayang, Rania juga mengakan kalau dia baik-baik saja, tidak ada yang perlu kita khawatir kan sekarang, Rania sayang, kamu harus minum obat dan istirahat, ayah dan ibu akan datang lagi nanti ya nak "

Wulan menatap Dodi " kita mau pulang mas? Mas saja yang pusing, aku akan tetap berada di sini bersama Rania, "

Wajah Dodi Seperi mencurigakan, ada yang ingin dia katakan kepada Wulan tapi tidak ingin Rania dengar " sayang kita harus pulang sebentar, kau harus menyusun baju-baju Rania, dia akan di rawat di sini malam ini " mencoba untuk membuat Wulan mengerti

Wulan akhirnya mau untuk pulang, dia mencium kening Rania " kau tidur lah sayang, nanti jika merasa tidak enak atau terjadi sesuatu, pencet saja bel nya " ucap Wulan sebelum berpamitan

Dodi juga mencium kening Rania, mata nya berkaca-kaca, tidak tau aka yang sedang dia pikirkan sekarang " ayah dan ibu kurang sebentar ya sayang, tolong jaga dirimu baik-baik " menatap Rania

Rania hanya tersenyum, kedua nya pergi ke parkiran mobil dan mencari mobil mereka, lalu pulang dan dalam perjalanan pulang, mereka berdua sama sekali tidak bicara, hanya diam dan asik dengan pikiran mereka sendiri.

*

*

*

Sampai di rumah, Wulan turun dengan cepat karena dia ingin menyusun barang-barang Rania, setelah nya dia juga harus membeli makan malam untuk mereka di sana.

Saat membuka pintu, Ros sudah duduk di ruang tamu menatap Wulan yang terlihat sangat khawatir " kepala kau terlihat begitu terburu-buru Wulan? tidak bisakah kau biasa saja? " menatap Wulan

Belum dekat di jawab oleh Wulan, Dodi masuk dan menatap sang ibu " apakah ini yang bisa di katakan sebagai nenek? perbuatan ibu hampir saja membuat nyawa Rania hilang ibu, apakah ibu sadar? " Dodi membentak Ros

Ros berdiri dan menatap Wulan, dia sama sekali tidak bicara dengan Dodi " jadi istri mu ini sudah mencuci otak mu? sehingga mau menjadi melawan kada ibu mu? " semua nya menyalahkan Wulan

Dodi menarik Wulan " kamu masuk ke dalam kamar Rania dan kemasi semua pakaian nya, tidak hanya pakaian Rania tapi juga pakaian kita, aku, istri dan anak ku akan pergi dari sini " ucap nya kepada Ros

Ros yang merasa jika dirinya di tinggal sendiri tidak bisa apa-apa, Karana dia tidak bekerja, tentu saja akan dapat uang dari anak nya, tetapi dia akan tinggal di rumah sebesar ini sendirian? dia tidak mau dan dia harus ikut kemanapun Dodi pergi.

Wulan pergi dari ruang tamu, dia masuk ke kamar Rania dan mengemasi semua baju nya, setelah itu dia juga masuk ke kamar nya dan Dodi, dan melakukan hal yang sama, mengemasi barang kedua nya,

" Jika kalian pergi ibu sama siapa Dodi? Abang mu belum kembali dari tugas nya, dan untuk saat ini ini di titipkan kepada mu kan nak? " Ros menatap Dodi, dia tau Dodi tidak akan tega meninggalkan dirinya sendirian

Dodi sama sekali tidak peduli " jika ibu tidak merubah sikap ibu, maka Dodi tidak akan membawa ibu pergi bersama kami, ini tau kan Rania adalah anak pertama kami bu "

" Iya ibu tau, baiklah ibu berjanji tidak akan mengulangi nya lagi, itu tadi hanya sebuah kesalahan karena ibu tidak fokus, ibu pikir dia hanya terdiam dan "

" Dan apa? Dan meninggalkan nya di sana selama dua jam lama nya? ibu bisa menelepon ku dan Wulan bu, ibu monster bukan manusia " pergi dari sana dan menarik Wulan dari kamar nya

" Aku akan datang ke sini hanya untuk mengambil barang-barang kami, karena kami sekeluarga akan pindah ke rumah kami yang baru " membawa Wulan keluar dan segera pergi menuju ke rumah sakit

*

*

*

Sampai di rumah sakit, Dodi dengan amarah dan juga rasa kecewa nya kepada sang ibu, Wulan menahan tangan Dodi " mas kalau kamu masih marah sama ibuk, kamu jangan masuk dulu mas ke ruangan Rania, nanti dia bisa tau kalau mas sedang marah "

Dodi menatap Wulan dan memberikan tas yang ia bawa " ya sudah kamu saja yang masuk, mas akan cari makan malam sambil menenangkan pikiran " mencium kening Wulan lalu pergi

Wulan masuk sendirian ke dalam ruangan Rania, dia menyusun pakaian Rania ke dalam lemari dan menatap Rania yang sedang tidur, hingga tak sengaja dia membuat suara yang berisik, membuat Rania bangun.

" Sayang maaf, ibu sedang memasukkan pakaian mu tadi, apakah kau sudah merasa lebih baik sekarang nak? " menatap Rania

Rania yang melihat wajah Wulan, seperti baru saja selesai menangis " ibu dimana nenek? Nenek tidak ikut bersama ibu dan ayah? " menatap Wulan

" Sayang nenek jaga rumah, karena ibu dan ayah berada di rumah sakit, " jelas Wulan

1
Hilda Rahma Dewi
bagus banget novel nya tapi saya juga tetap bahagia banget terima kasih dengan novel toon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!