Terpaksa menikah dengan pria yang tak dicintai dan mencintainya
tifany larasati harus bergelut dengan perasaannya sendiri mempertahankan rumah tangganya.
demi keluarga yang diambang kehancuran tifany merelakan menikah muda dengan cavero abraham.
sosok angkuh dan egois yang tak mau melepas masalalu walaupun setelah menikah.
dengan semangat dan dukungan keluarga, tifanya menguatkan diri untuk tidak bercerai dari cavero.
bisakah tifany membuat cavero mencintainya atau hanya akan tetap menjadi pemilik raga tapi tidak hatinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacarnya Suami
Pagi hari pertama kali tifany bangun tidur bukan di kamarnya
"hooaaam!" tifany menggeliat san mengggerak-gerakan badannya yang terasa segar karena tidur cukup semalam dan tanpa gangguan apapun
"astaga aku lupa semalam ngga makan, pantas saja cacing di perut mungilku kelaparan"
Tifani berbicara sendiri dan bergegas ke dapur mencari makanan yang bisa untuk umpan cacing perutnya
"pagi non" sapa art yang ada di dapur dan cukup membuat tifany terkejut
"ya ampun hampir copot jantung saya, iya pagi mba siapa namanya?" tanya tifany
"mba narti non, maaf mengangetkan non tifany" ucap mba narti
"santai saja mba, oh iya ada makanan apa di dapur mba?" tifany mengecek kulkas dan lemari ternyata kosong
"ngga ada non, saya belum belanja dan den cav ngga nyuruh saya belanja buat dapur. Non mau saya belikan di minimarket depan?" mba narti menawarkan diri pada tifany
"ngga usah mba, saya juga lagi malas masak nanti pesan online saja" ucap tifany kecewa lalu mengambil ponselnya dan ternyata banyak panggilan tak terjawab sejak semalam
Tifany menghubungi maminya yang menelfonya sejak semalam mungkin saja sedang khawatir
"halo mi, maaf semalam tifany ketiduran ini aja kelaperan ngga sempat makan semalam" tifany mengadu pada maminya
"ya ampun sayang, kok bisa kamu kan sudah jadi istri harusnya siapkan makan dulu untuk suamimu baru tidur, pasti cavero juga kelaperan kan. Kamu kirim alamat sekarang mami masak banyak biar mami kirimkan!" mami yuanita
Langsung mematikan sambungan telfon dan menyiapkan makanan untuk anak dan menantunya.
"dek anterin makanan buat kakakmu sekarang! Kalau pakai mobil lama jadi pakai motor saja" titah mami yuanita
"nanti mi, lagi tanggung!" jawab melvin adik tifany yang masih duduk dibangku sma saat ini
Bug
Lemparan bantal sofa mengenai punggung melvin karena tak mengerjakan perintah mami yuanita
"mami sakit mi, iya melvin berangkat sekarang kanjeng mami" tak ada yang berani melawan saat mami yuanita sudah marah
Bahkan papi malik tak mau membela anaknya jika sang istri sudah muncul tanduk
"makanya lain kali kalau disuruh langsung berangkat. Ini berikan pada kakakmu dan bilang hangatkan dulu sebelum dimakan
Jangan lupa!" pesan mami yuanita pada melvin
"siap mami cantik, melvin berangkat ya"
Melvin pamit dan segera menarik gas motornya menuju alamat yang telah diberikan oleh maminya sebelumnya
Di rumah tifany dan cavero
"permisi, cavero sayang!" panggil seorang wanita yang masuk menerobos saat pintu rumah dibuka oleh tifany
"tunggu tante! Maaf mau cari siapa ya?" tifany tau siapa yang datang dan mencoba mengganggunya.
Kebetulan moodnya sedang jelek karena lapar dan datang mangsa untuk dijadikan korbannya
"tante? Mata lo ngga bisa lihat gue masih sangat muda dan mempesona. Buktinya suamimu aja lebih memilihku dibandingkan menerimamu sebagai istri, iya kan?"
Lidya membuat tifany takut namun dia salah orang dan salah lawan.
"wow! Jadi anda bangga kalau sekarang mas cav memilihmu? Dia hanya masih penasaran saja padamu. Lihat saja sampai kapan dia akan membuangmu" ucap tifany dengan senyuman mengejek
"dasar bocah ingusan, tau apa kamu tentang cinta! Belajar yang bener baru bisa ngomong sama gue,
Mana pacarku?"
Lidya mencari-cari cavero dan tak ada sahutan
"sayang? Cavero kamu dimana aku disini!" lidya terus berteriak tapi cavero tak muncul juga
"sayang? Kak tante ini siapa kok panggil kakak ipar sayang" melvin masuk ke rumah kakaknya yang terbuka
Karena tak ada sahutan saat mengetuk pintu. Dan melvin terkejut dengan yang didengar olehnya
"kamu adiknya bocah ingusan ini! perkenalkan saya pacar suami kakakmu" lidya dengan sombongnya mengatakan pada melvin
Tifany nampak panik namun masih bisa mengontrolnya "melvin dia ini ngga bisa move on dari mas cav, jadi seperti ini keadaanya sekarang.
Mas cav ngga mau temuin dia makanya takut wanita ini berbuat macam-macam.
Lebih baik kamu pulang dan taruh disana makanannya, sampaikan terima kasih pada mami dan papi oke!" tifany menjelaskan pada adiknya agar tak mengadu pada orang tuanya
"tapi orang gila ini nanti bahaya loh kak" melvin khawatir
"tenang dek, kakak sudah panggil ambulan biar dibawa ke rsj. Kamu pulang saja sana, hati-hati ya" tifany mengusir melvin agar urusannya tak semakin rumit
Melvin percaya dan menuruti kakaknya untuk pergi.
Dan lidya merasa menang karena tifany terlihat panik
"dimana pacarku? Pasti kamu sembunyikan kan!" lidya naik ke lantai atas dan terus memanggil
Masih nihil lalu turun lagi melihat tifany sedang menikmati makan dengan tenang lidya menghampiri dan menghempaskan piring tifany yang berisi makanan
Tifany emosi dan menampar pipi lidya
Plak
Tepat saat cavero baru saja datang dan melihat tangan tifany mengenai pipi kekasihnya
"apa-apaan kamu?" cavero membela lidya dan membentak tifany
"jaga batasanmu! Ayo lidya ikut saya ke kamar" caveroa menarik tangan lidya dan tak menghiraukan tifany yang bajunya tertumpah makanan dari maminya
Tanpa bertanya dulu cavero langsung membentak tifany.
"non, biar saya bersihkan non kekamar saja nanti pedes itu bajunya kotor" mba narti yang sejak tadi melihat perdebatan antara tifany dan lidya bingung harus apa
Tapi kasihan melihat tifany yang masih muda dan harus menghadapi wanita tak tahu malu itu
"makasih ya mba, makanan yang di meja tolong taruh kulkas saja biar nanti malam saya hangatkan. saya ke kamar dulu!" tifany menahan tangisnya
Pertama kali ia merasakan dibentak tanpa tahu apa penjelasannya
tifany masuk ke kamar mandi dan menangis sejadi-jadinya
Sementara di kamar cavero
"maafin istriku ya lidya, dia masih muda mungkin emosinya belum stabil" ucap cavero
"kamu belain dia? Ya sudaha buat apa aku disini kalau gitu" lidya tak terima jika cavero meminta maaf untuk istrinya
"ya sudah jangan dibahas lagi, lain kali kalau kesini langsung ke lantai atas aja biar ngga ada yang ganggu, sini saya obati" cavero dengan perhatian mengusap pipi lidya yang merah
Dalam hati lidya " rasain kan lo, untung tadi gue lihat cavero masuk jadi gue biarin lo tampar gue meski sakit tapi yang penting tetap disayang pacar"
Sambil senyum-senyum lidya berkata dalam hatinya
"kok malah senyum gitu, kan jadinya saya ngga fokus obatinya ini" rayu cavero pada lidya
"karena kamu sayang aku, jadi aku sangat bahagia" ucap lidya penuh kepalsuan
"tentu saja memang siapa lagi yang aku cinta kalau bukan kamu!"
Lidya tiduran di ranjang, sedangkan cavero sibuk dengan pekerjaannya di laptop
"sayang mau sepatu ini" tunjuk lidya diponsel dan dilihatkan pada cavero
"belilah, masukan tagihan saya seperti biasa" jawab cavero tanpa melihat harga asalkan kekasihnya bahagia
"tapi mahal sayang, ngga jadi ah" lidya membatalkan pesanannya
"kenapa dibatalkan, semahal apapun asal saya masih kerja kamu jangan khawatir lidya"
Ucap cavero meyakinkan agar lidya tetap membeli yang diinginkannya
"terima kasih kekasihku, cintaku, sayangku"
Emuach