Terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan bahkan tanpa kekurangan adalah impian dari seluruh anak yang ada di dunia, sebuah keberuntungan yang didapatkan 5 anak kembar keluarga Jiang.
Keluarganya merupakan pemilik perusahaan besar yang bergerak dalam industri perumahan dan juga perdagangan secara global. Memiliki koneksi dengan beberapa perusahaan besar dan beberapa negara mambuat perusahaan tersebut sangat maju.
Tapi dibalik segala kejayaan perusahaan keluarga Jiang tersebut, banyak rahasia kelam yang terselubung dibaliknya, perlahan satu-persatu rahasia tersebut mulai terkuak saat yang tertua dari Jiang Twins belajar mengambil alih perusahaan.
Sang tertua menelusuri perlahan segala celah rahasia lalu menceritakan semua informasi yang didapatinya kepada keempat kembarannya yang lain. Banyak kejutan-kejutan yang membuat mereka berlima hampir beberapa kali berpisah atau berpencar saat bersama-sama menguak berbagai rahasia tersebut.
tertarik dengan ceritanya? Yuk mampir!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gudang Pelabuhan.
❁ Happy Reading ❁
Daxia sebenarnya sudah cukup lama mengenal France karena pria itu lumayan sering berkunjung ke rumahnya bersama Zhaoyang dan Shenyang setelah pulang sekolah. Sikap dan perlakuan France padanya jauh lebih ramah dari pada yang lain.
Awalnya tidak ada rasa kecurigaan apapun pada Daxia pada France, tapi semenjak pria itu pernah ketahuan menyembunyikan uang Fangxi hasil Trading dalam jumlah yang lumayan besar itu membuat Daxia tidak pernah mempercayakan apapun lagi ke France.
Gadis tersebut bahkan pernah berharap jika setelah kejadian tersebut persahabatan Fangxi dan France akan bubar tapi sayangnya Gegenya tersebut terlalu baik dan memilih memaafkan France, hanya diminta untuk tidak melakukan hal serupa.
Beruntung saat itu Wenhua dan Qinling tidak ada di rumah selama 2 minggu karena pergi mengikuti kegiatan yang sama dengan Changrui dan Guozi, jadinya hanya dirinya dan Guotin yang tau. Daxia ingin sekali menyuruh Gege keduanya itu untuk menghantam wajah Fangxi agar dia sadar dengan kelakuan France, tapi apalah daya Guotin dan Fangxi sama saja terlalu baik.
Sampai detik sekarang masalah antara Fangxi dan France tersebut terus ditutup rapat Daxia dan Guotin tanpa sekalipun berniat untuk dibicarakan pada Wenhua Qinling. Jika kedua anak itu sampai tau tentang hal ini Qinling tidak akan segan-segan akan langsung menutup pekerjaan Fangxi tersebut dan percayalah kemarahan Wenhua adalah yang paling tidak diinginkan terjadi.
Setelah setahun kejadian tersebut Daxia memantau secara langsung segala kegiatan Fangxi saat bekerja bersama 3 sahabatnya dan tidak ada apapun hal aneh yang terjadi, untungnya.
Mendekati sore hari hujan yang terus membasahi jalanan tidak kunjung berhenti, karena sudah sampai ke lokasi kota Gaunshan mereka memilih untuk menepi dahulu di sebuah halte bis tidak terpakai. Guotin dan Daxia memeluk tas laptop lalu berjalan keluar dari mobil dengan membungkuk.
Niat awalnya mereka memang ingin tetap di dalam mobil dikarenakan hujan yang takutnya akan merusak laptop tapi Guotin kekeh untuk menyuruh berhenti di halte bus.
"Daxia tolong nyalakan lagi pemancar yang ada di ponsel milik Papa dan katakan ke Changrui untuk menyalakan prosesor pencari lokasi," perintah dari Guotin mendapat anggukan dari Daxia, Jiayi melangkah cepat kembali ke mobilnya dan membangunkan Changrui yang tidur.
"Guotin ponsel Papa berpindah tempat," Daxia memutar laptopnya mengarahkan layarnya yang menunjukkan sebuah denah kota, ada titik berwarna merah di pojokannya yang merupakan tanda keberadaan ponsel Papanya.
"Itu dekat pelabuhan .... Sepertinya mereka tau kedatangan kita untuk menjemput tahanan mereka," dengan cekatan Guotin mencari lokasi pasti dari bangunan tersebut yang posisinya berada di tepi laut.
"Itu adalah Pelabuhan ikan Changbin tidak terlalu jauh dari sini, jika memang mereka memindahkan orang tua kalian ke sana maka itu adalah tempat yang pas karena Pelabuhan ikan akan jarang didatangi polisi," Zhaoyang menyahuti saat melihat gambar yang ada di laptop Daxia.
"Woi Guotin orang tua kita disekap mereka dengan menggunakan kain goni, mereka terikat duduk melingkar di dalam gudang. Tak jauh dari pelabuhan ada sebuah kapal ikan besar yang akan menepi sepertinya mereka ingin memindahkan lagi," dari dalam mobil Changrui tiba-tiba berteriak menurunkan kaca mobil separuh.
"Apa lagi yang kita tunggu?! Kita susul mereka sebelum orang tua kita dipindahkan lagi," Daxia langsung bangkit menutup laptopnya berlari masuk ke mobil.
Mereka langsung sigap kembali masuk ke mobil, Qinling mengambil alih setir dan jalan duluan mengebut paling depan. Rintik hujan yang deras sama sekali tidak menghalangi pandangannya mencari penanda jalan yang mengarah ke Pelabuhan.
"Qinling, lurus saja mengikuti jalan ini hingga saat menemukan Chinsang Township banyak persimpangan di depan sana tapi jangan pernah berbelok kemanapun," ujar Daxia yang duduk di sebelah Qinling mengarahkan arah jalan.
"Jalanan menuju ke Pelabuhan terpantau ramai tapi lancar berhati-hatilah," Wenhua yang ada di belakangnya menimpai.
Dengan yakin Qinling menekan pijakan gas semakin dalam menyalip dengan mudahnya melewati keramaian kota di siang hari. Kecepatannya mendekati angka 70km/jam dan itu membuat Fangxi menelan salivanya panik dan berpegangan pada pegangan yang ada di atas kepalanya.
"Jangan terlalu mengebut Qinling keselamatan kita juga harus diutamakan," Guotin menegurnya tapi hanya dihiraukan karena ada emosi terselubung dibalik kencangnya tangannya menggenggam kemudi.
Wenhua sebagai kembaran yang paling dekat dengan Qinling sangat hafal dengan perubahan raut wajahnya yang menjadi lebih serius itu artinya emosi yang ditahan sangat besar jadinya dia hanya menegur Guotin untuk lebih baik diam dahulu.
Jiayi membelalakkan matanya melihat bagaimana lajunya mobil Gladiator Jiang Twins yang ada di depan sana, "Seseorang apakah bisa beri tau gua seberapa besar kecepatan mobil dari Jiang Twins?"
"Sepertinya sekitar 70 atau 80km/jam entahlah itu kemungkinannya. Gua yakin itu yang bawa mobil bukanlah Fangxi atau Guotin ...." Changmin - salah satu teman Fangxi menyahuti, mendengar itu Jiayi membulatkan matanya tidak percaya.
"Bukan Fangxi atau Guotin yang bawa mobil itu tapi Qinling," Changrui menambahi pendapatnya dengan yakin, dia sangat cukup mengenal Qinling yang notabenenya adalah sepupunya yang paling dekat.
Dengan kecepatan mobil yang tinggi itu mobil Jiang Twins sudah mendekat ke arah jalanan turunan berbelok, Daxia mengingakan untuk berbelok ke tikungan yang pas dan Qinling menuruti membelokkan setir ke kanan.
Hanya tinggal sekali lagi melewati jalanan lurus sebelum berbelok lagi menyusuri jalan yang bersampingan langsung dengan lautan. Perjalanan mereka tadi sangat singkat hanya sekitar satu jam hingga mereka keluar dari bagian kota yang terkena hujan.
Melewat jalanan yang kering dan kaca mobil sudah tidak terlalu banyak rintik air Qinling menambah lagi kecepatan mobilnya melihat kesempatan jalanan yang sepi, mereka bertiga yang di belakang beberapa kali terguncang saat mobil melewati jalanan yang sedikit bergelombang. Qinling tidak peduli dan hanya fokus ke tujuannya sekarang.
Sampai.
Setibanya di dekat Pelabuhan, mobil mereka berjalan pelan sambil memantau keadaan sekitar. Terlihat beberapa pekerja yang bolak-balik membawa keranjang besar yang berisi ikan tangkapan. Qinling memajukan lagi mobil hingga benar-benar dekat dengan satu bangunan yang dirinya yakin adalah sebuah gudang.
Shenyang memajukan mobilnya mendekat ke samping mobil Qinling. Changrui menurunkan sedikit kaca jendela lalu melambaikan tangannya memberi kode ke Wenhua dengan mengangkat laptop yang dipegangnya.
Wenhua yang mengerti langsung menyalakan lagi pelacak dari ponsel Papanya dan pemancar tersebut berasal dari dalam bangunan yang ada di depan mereka saat ini.
"Mereka ada di dalam gudang ini, apa rencana kita untuk menyergap Trance Explosion?" Wenhua mengepalkan tangannya kuat melirik ke Guotin Fangxi yang masih diam melihat ke bangunan.
Daxia menyalakan panggilan ponsel menghubungi Jiayi, Guozi, dan satu teman Fangxi yang berbeda mobil, "Kita butuh rencana buat mencari tau kemungkinan jumlah mereka di dalam sana, apakah kalian punya ide?"
"Salah satu dari kita yang mungkin tidak ceroboh, bertubuh ringan, dan cekatan keknya bisa masuk ke sana buat tumbal," Guozi menyeletuk tapi ucapannya betul juga.
"Masalahnya siapa dari kita yang bisa kayak gitu? Antara kita bersembilan gak ada yang pernah belajar menyelinap seperti Ninja," Jiayi menimpali membuat mereka terkekeh mendengarnya.
"Kalau gitu sepertinya gua bisa masuk ke dalam," Changmin - teman Fangxi yang dihubungi Daxia tadi berujar.
"Lu yakin buat masuk ke sana?" Fangxi bertanya lalu menarik tangan Daxia yang memegang ponsel.
"Percayakan semuanya sama gua," panggilan darinya diputuskan dan terlihat pria itu membuka pintu mobil lalu turun perlahan.
Changmin berjalan mengendap melewati mobil lalu mengintip sekitaran memastikan pekerja yang lewat tidak menyadari keberadaanya, dengan sekali melompat tangannya berhasil meraih besi melintang paling atas dari pagar jaring dan sekali mengayunkan tubuhnya dirinya berhasil masuk ke dalam.
Segera dia berlari kecil ke arah pintu bangunan dan mengintip dari lubang udara. Ucapan Wenhua benar, orang tua mereka ada di dalam sana terikat, matanya melirik ke CCTV yang ada di pojokan. Jika CCTV tersebut masih menyala bisa ada kemungkinan orang lain menggunakannya untuk memantau keadaan di dalam.
Tangannya merogoh pistol angin yang ada di saku celananya dan membidik 2 CCTV yang lampu merahnya masih menyala. Satu tembakan dilepaskan tepat mengenai sasaran, tidak ada dari mereka yang sadar karena pistol angin ada yang tidak menghasilkan suara.
Setelah semua CCTV beres, Changmin melambaikan tangannya saat keadaan sekitar sudah sepi, mereka yang di dalam mobil langsung bersiap mengambil senjata.
Kali ini Changmin mengendap ke depan bangunan, ada beberapa orang dengan menggunakan pakaian serba hitam memegang senjata mesin ringan yang berdiri memantau sekitar. Sebuah kapal ikan yang besar menepi ke dermaga lalu seorang kaptennya keluar dan berteriak untuk mengangkut barang.
France yang baru saja tiba langsung menendang pintu belakang hingga roboh, Changmin terkaget dan langsung mundur perlahan bergabung dengan yang lainnya. Qinling maju paling depan bersama dengan France menembaki orang-orang yang ada di sana.
Guotin, Qianfang, dan Daxia mendekat ke orang tua mereka pelan-pelan menghindari terkena tembakan. Satu persatu dari mereka tumbang tapi tidak lama karena pintu besar gudang terbuka dan Trance Explosion yang lainnya datang menyergap mereka langsung melakukan perlawanan balik.
❁ See You In The Next Part ❁