NovelToon NovelToon
That'S My Girl

That'S My Girl

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Teen School/College
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Dealova, gadis cantik dengan segala kesedihannya. Dipaksa menjadi orang sempurna membuat Lova tumbuh menjadi gadis yang kuat. Dia tetap berdiri saat masalah datang bertubi-tubi menghantamnya. Namun, sayangnya penyakit mematikan yang menyerang tubuhnya membuat Lova nyaris menyerah detik itu juga. Fakta itulah yang sulit Lova terima karena selama ini dia sudah menyusun masa depannya, tapi hancur dalam hitungan detik.

***

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Akibat terlalu menantang, kini Kai lah yang kalah. Pria itu terkapar tak berdaya di depan pintu apartemen Aksa. Sedangkan Aksa masih berdiri tegap menata datar ke arah kakak dari Lova itu.

"Abang!" pekik Lova. Dia hendak berlari menghampiri kakaknya, tapi Aksa malah menariknya masuk ke dalam.

"Lepasin!" Lova memberontak. Aksa tetaplah Aksa, pria itu tidak memperdulikan Lova, ia terus menarik lengan mungil itu sampai masuk ke kamar apartemen.

Setelahnya, Aksa segera mengunci pintunya.

"Buka! Saya mau lihat Bang Kai!" bentak Lova. Dia berusaha menyingkirkan tubuh kekar Aksa agar tak menghalangi jalannya.

"Kalau kamu masih membantah, maka saya gak segan-segan habisi kakak kamu sekarang juga," ancam Aksa.

Lova menggeram dan langsung memukul dada Aksa dengan keras. "Jahat! Jahat! Jahat!" teriaknya. Setelah melakukan itu, Lova berlari menjauhi Aksa.

Dan Aksa membiarkan Lova pergi ke kamar. Ia mengusap sudut bibirnya yang berdarah, satu-satunya luka yang dia dapat setelah berkelahi dengan Kai.

Pria tampan itu merogoh saku celananya dan mengambil ponsel.

"Bawa orang yang ada di depan apartemen saya ke rumah sakit," ucapnya.

"Baik."

Aksa memutuskan sambungannya. Setelahnya dia menyusul Lova yang mungkin saja sedang mengamuk di dalam kamar.

Ketika pintu terbuka, benar saja, seprei, selimut, lampu tidur, bahkan nakas berhamburan. Lova benar-benar mengamuk saat ini.

Karena tak mendapati Lova di sana, Aksa pun berjalan menuju kamar mandi, dan benar saja, dia mendengar suara tangisan pilu Lova.

Tanpa menunggu lagi, Aksa membuka pintu dan masuk.

Lova sama sekali tak menoleh. Dia sadar kalau Aksa masuk ke dalam, namun, dia tetap diam menangis di bawah guyuran air shower.

"Jangan menyakiti diri kamu sendiri, Lova," ucap Aksara. Dia mematikan shower dan mengambil handuk untuk membungkus tubuh mungil pujaan hatinya.

"Gak ada gunanya hidup. Saya capek. Saya mau mati aja." Lova terisak kencang.

"Bapak jahat! Saya salah apa? Kenapa hidup saya gak pernah dikelilingi orang yang tulus?"

"Saya gak mau hidup kayak gini terus. Saya pengen hidup tenang tanpa ada yang ganggu. Tapi, kenapa Tuhan sesulit itu buat ngabulin?"

Lova terus meracau, dan Aksa hanya menjadi pendengar. Raut wajahnya sama sekali tak berubah, tetap datar.

"Saya gak mau di sini, Pak...," lirih Lova. Dia menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan yang dia tumpu di lutut. Bahunya bergetar seiring suara isak tangis.

"Oke. Kamu boleh pergi." Aksa berdiri lalu menunduk menatap Lova.

Mendengar hal itu, Lova pun mendongak, menatap Aksa dengan tatapan bingung.

"Kenapa? Kamu mau bebas, kan?" Sebelah alis Aksa terangkat.

Lova mengangguk kaku. Benarkah? Benarkah Aksa melepaskannya?

"Kalau gitu cepat lari dari sini," lanjut Aksa.

Tapi, Lova masih diam. Dia berpikir jika Aksa tak serius dengan ucapannya.

"Tunggu apa lagi Lova?"

"Bapak nggak akan kejar saya, kan?"

Aksara menggeleng. Dia menyingkir, memberi jalan untuk Lova agar gadis itu segera pergi dari sana.

Tanpa menunggu lama, Lova langsung bangkit dan berlari keluar dari sana masih dengan badan basah kuyup.

Benar saja, pintu apartemen tidak dikunci lagi. Lova tersenyum lega, dia kembali berlari keluar dari sana menuju lift.

Sedangkan Aksa, pria itu menelpon seseorang, tatapannya terlihat semakin tajam.

"Halo?"

"Jangan biarkan dia pergi dari kawasan ini. Blok semua jalan keluar yang ada di gedung ini. Kalau salah satu dari kelompok kalian ketemu Lova, langsung seret dia, bawa ke hadapan saya," ucapnya dan langsung dipatuhi oleh bawahannya.

Aksa tersenyum miring. Ternyata, Lova adalah manusia bodoh. Dia hanya pintar dalam pelajaran saja.

****

Lova menatap aneh para pria berpakaian hitam di depannya. Dia hendak keluar, tapi mereka menghalangi jalan. Karena tak memiliki waktu lagi, Lova pun berlari menerjang para pria itu, namun mereka malah dengan sigap menahan lengan Lova.

"Apa-apaan nih?! Lepasin gue!" pekik Lova saat dia kembali diseret masuk.

"Maaf, ini perintah bos kami," ucap salah satunya.

"Bos?" Lova mengerutkan keningnya. Sedetik kemudian dia paham bos yang dimaksud mereka. Tentu saja Aksa. Siapa lagi yang berani memperlakukannya seperti ini selain pria itu?

"Lepas! Gue bisa jalan sendiri!"

Namun, para pria itu tak menghiraukan ucapan Lova dan terus berjalan. Orang-orang yang melihat pun tak berani ikut campur, apalagi saat melihat badan para pria tersebut yang besar dan kekar.

Sia-sia Lova berlari dengan badan basah kuyup kalau pada akhirnya dia kembali ditangkap.

Aksanjing! Teriak Lova dalam hati. Berkali-kali dia memaki Aksara di dalam hatinya. Pantas saja Aksa dengan suka rela melepasnya, ternyata pria itu sudah merencanakan sesuatu.

Aksa sudah menunggu di sofa ternyata. Lova di dorong masuk, sedangkan para bawahan Aksa segera menutup pintu dan pergi dari sana.

"Saya gak tau maksud Bapak apa," ucap Lova sembari menahan rasa kesalnya.

"Maksud saya? Tidak ada."

Lova memutar bola matanya malas. Dia beranjak dari sana, berjalan sambil menghentakkan kakinya. Berbeda dengan Aksa yang hanya diam, santai.

Memang benar, sih. Aksa tidak akan mengejar, tapi para bawahannya yang akan melakukannya.

****

Lagi. Setelah Lova selesai mandi, dia langsung merasa pusing dan tak enak badan. Akhir-akhir ini, tubuhnya terasa lebih lemah. Padahal, sebelum tinggal bersama Aksa, Lova sering begadang dan belajar tak kenal waktu, dia juga jarang sakit. Tapi sekarang, setelah tinggal bersama Aksa, dia merasa sering sakit. Apa ini gara-gara stress? Stress karena menghadapi sifat Aksara.

Kini jam menunjukkan pukul 10 malam, tapi Lova tidak bisa tidur karena hidungnya mampet sebelah.

Di luar kamar, Aksa malah sibuk dengan laptopnya sendiri. Bukan tidak perhatian pada Lova, tapi dia memang tidak tau kalau Lova sedang tak enak badan.

Lova duduk bersandar di kepala ranjang sambil memijat pelipisnya. Dia juga mengoleskan minyak angin di perut dan lehernya agar merasa enak.

Namun, tiba-tiba Lova merasakan ada air yang mengalir dari hidungnya. Awalnya dia kira itu ingus, tapi saat ia mengusapnya, ternyata itu adalah darah.

Lova mimisan.

Baru kali ini dia mengalaminya.

Lova langsung mengambil beberapa tisu untuk membersihkan darah yang terus mengalir.

Tepat pada saat itu juga, Aksara masuk ke dalam kamar dan seketika ia terkejut melihat tisu yang dipegang Lova menampilkan bercak merah.

Pria tampan itu segera menghampiri Lova dan membantu membersihkan darahnya.

"Kenapa bisa begini?" tanyanya dan Lova menggeleng sebagai jawaban.

"Kita ke rumah sakit!" putus Aksa.

"Nggak perlu. Ini udah biasa, kok. Nggak sakit," ucap Lova bohong.

"Bohong?"

"Nggak lah! Ini udah hilang juga, nih. Saya mau tidur aja," ujar Lova. Dia mengusap hidungnya yang tak mimisan lagi. Lebih 10 lembar tisu yang dia pakai untuk membersihkan darahnya.

"Saya ngantuk, Pak. Serius ini nggak papa," kata Lova.

Aksa menatap Lova dengan tatapan curiga.

"Kenapa, sih?" kesal si gadis. Dia beranjak menuju kamar mandi untuk membasuh wajah dan membuang sampah.

"Ke rumah sakit, Lova." Aksa berjalan mengikuti Lova. Takut jika gadis itu pingsan tiba-tiba.

"Nggak. Aku ngantuk," jawab Lova acuh.

"Nih lihat, mata saya udah bengkak," lanjutnya.

"Kalau gitu besok aja," tawar Aksa.

"Minggir. Saya mau tidur." Bukannya menjawab, Lova malah mendorong tubuh Aksa agar tak menghalangi jalannya.

Sesampainya di ranjang, Lova langsung menarik selimut dan memejamkan mata.

***

1
Muji Lestari
bagus kok ceritanya tp kok GK ada boncap nya ya harusnya kan punya anak biar lbih bahagia keduanya
ig: w1dyyrll._: iya, nantu aku usahakan ada extra chapter nya ya🥰
total 1 replies
strawberry milk
aku bacanya maraton. ceritanya bagus, penulisannya jg rapi❣️
strawberry milk
jadi kami baik itu karena ada perasaan . bukan syg sebagai adik tp sebagai perempuan
Anonymous
Yaampoonn aku ga tahan kalo cuma baca 1 bab per hariii
Jasmine
cerita nya bagus menarik
Anonymous
Habisss dah luuu, pastii bakal nangezz darah dah tuuu bisabisanya dia kasar sama loba😌
neyla Hasyim
good
Jasmine
hoalahhhh kasihan lova/Sob//Sob//Sob//Sob/
꧁ ☬~Fre~☬꧂
visualnya seorang cha eunwoo/Hey/
up up up! CRAZY UP!
Duwi Aminah
mungkinkah ada masa lalu yg dilupan lova tentang dirinya dan pak aksa
꧁ ☬~Fre~☬꧂
up ya up! pen liat plot lagi
꧁ ☬~Fre~☬꧂
bisa aja!
꧁ ☬~Fre~☬꧂
mirisnya dealovaa/Sob//Sob/

oiya janlup up ya kak
Jasmine
next Thor seru
꧁ ☬~Fre~☬꧂
lanjut kak cuman masih kurang kak soalnya masih gak terlalu jelas latar belakang si tokoh utama dan tokoh pendamping
ig: w1dyyrll._: bab 1 sengaja aku buat begitu😁 nanti penjelasannya ada di bab selanjutnya😉
total 1 replies
🍏A↪(Jabar)📍
mampir😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!