Kehidupan Xavier perlahan berubah saat mendapati seorang gadis pindahan yang tinggal tepat di lantai atas dari apartemen miliknya,
Pria berandal yang memang kurang perhatian dari kedua orangtuanya itu sedikit demi sedikit mendapati kehangatan dari seorang Casandra! gadis rumahan yang lembut nan ramah dan hanya tinggal berdua dengan sang ibu.
Kepolosan Casandra mampu membuat Xavier hanyut dan dilema atas perasaan nya sendiri! jika biasanya ia sangat mahir dalam menaklukkan hati seorang wanita! kali ini ia justru kebingungan dalam menyatakan perasaannya pada Casandra.
Akankah Xavier menemukan jalan kebahagiaan dan meninggalkan segala kebiasaan buruknya demi Casandra???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aura Sang Pria Pemain Hati!
"Honey!!!"
Seorang wanita tampak melambaikan tangan, memberi isyarat akan letak tempat duduknya di sebuah cafe dengan suasana yang cukup ramai dibawah langit senja.
"I Miss you, really!!"
"Jangan bersikap kekanakan seperti ini! kau justru membuat ku risih!" Xavier seketika melerai paksa genggaman tangan Lindsay pada lengan tangannya.
"Mmmmmm-, bukankah kau begitu menyayangi gadis dibawah umur? jadi aku mencoba untuk menampilkan sikap kekanakan dihadapan mu, Xav!" Lindsay menarik kursi, wanita itu tampil begitu bahagia saat sang kekasih bersedia menuruti keinginannya untuk bertemu.
"Kau ini masih tak mengerti atau bagaimana??"
"Apa yang tak ku pahami, Xav??" raut wajah Lindsay kembali berubah saat Xavier justru memilih kursi lain untuk mendaratkan bokong.
"Diriku!" Xavier berujar datar sebelum akhirnya memalingkan wajah.
"A-apa??"
"Kau sama sekali tak memahami ku, Lindsay!! bukankah sudah ku katakan? jangan pernah mengganggu atau mengusik ketenangan Cassie!!!"
Sialan!!! apa gadis itu mengadukan sesuatu pada Xavier??
"What's wrong? kenapa kau jadi diam seperti ini?" perkataan ketus yang lagi-lagi terlontar dari lisan Xavier seketika membuat Lindsay panik.
"Xav!! aku sungguh tak mengancam nya!! apa dia berbicara yang bukan-bukan padamu? ku rasa calon adik kecil mu itu hanya ingin membuat hubungan kita semakin merenggang!!"
"See!! actually you admited that mistake you've made!"
"Xav!!!! aku-,"
"Cassie bahkan tak bercerita apapun padaku! she's keep silent and she never talking bad about you! but you are ..."
Xavier terkekeh, ia kembali memalingkan wajah sebelum akhirnya memantik lighter dan mengepulkan asap nikotin yang ia jepit diantara telunjuk juga jari tengah.
Xavier-, dia pasti telah termakan omong kosong gadis bau kencur itu! aku sungguh tak terima akan hal ini!!
Lindsay menggebrak meja, membuat Xavier kembali beralih pandang dan menatap ke arahnya.
"Aku hanya ingin mendapatkan kembali perhatian seutuhnya dari dirimu Xav!! kau kekasih ku!! apa itu salah?? sebelum kau bertemu dengan Cassie! dirimu tidak seperti ini Xavier!! lagipula bukankah dia hanya seorang calon adik tiri bagimu? kenapa kau sampai rela mengorbankan hubungan kita hanya demi Cassie??"
Teriakan serta kalimat melengking dari mulut Lindsay seketika membuat beberapa pengunjung cafe tampak menoleh serta memberikan atensi tersendiri pada Xavier juga Lindsay, wanita itu bahkan sampai terperanjat dengan dada yang naik turun demi meluapkan rasa kecewa.
"Apa kau sudah selesai?"
Xavier berucap lembut, ketenangan yang ia tampilkan justru membuat Lindsay bergidik ngeri, Lindsay bahkan menunduk sebelum akhirnya perlahan kembali duduk dengan mulut terkunci.
"Huuuuuufffttt!!! " jemari Xavier kini tampak menekan puntung nikotin ke dalam asbak, pria itu juga menatap Lindsay dengan senyum tipis.
"Berapa kali kukatakan padamu? aku sama sekali tak memiliki perasaan apapun pada dirimu Lindsay! diriku mempertahankan hubungan ini karena kemauan mu! kau juga telah menyetujui perihal kesepakatan yang telah kita buat sebelumnya, bukan? jadi kenapa dirimu bersikap seperti ini sekarang? hmmmm??"
"X-xav!?"
"Dengar!! Cassie adalah gadis yang cukup berharga bagiku! meski dia hanya seorang calon adik tiri-, aku sama sekali tak bisa mengabaikan keberadaan nya! aku sangat menyayangi nya! dan aku juga tak ingin dia merasa tak nyaman berada di samping ku hanya karena kau terus berbicara yang bukan-bukan terhadap Cassie!! jadi-, kau ingin aku-,"
"Aku minta maaf Xav!! sungguh-, aku sama sekali tak bermaksud untuk mengancam Cassie! aku hanya ingin dia mengerti bahwa aku juga membutuhkan dirimu!!"
Lindsay seketika menggenggam jemari Xavier, wanita itu selalu terlihat ketakutan setiap kali mendengar kata berpisah dari pria yang kini terduduk angkuh dihadapannya.
****
Suasana hening di perpustakaan seketika lenyap saat tumpukan buku tiba-tiba terjatuh dan membuat Cassie kesakitan, gadis itu bahkan harus mendapat penanganan karena luka gores yang cukup dalam pada bagian dahi sebelah kanan.
"Cassie-, apa kau baik-baik saja? apa aku perlu menghubungi Xav-,"
"Tidak Rubi!! jangan lakukan hal itu! aku tak ingin mengganggunya!" Casandra menahan lengan Rubella saat sang sahabat mencoba mencari letak ponsel Casandra.
"Perhatian! untuk semuanya!"
"Maaf untuk ketidaknyamanan yang terjadi hari ini-, kami akan memeriksa dengan lebih teliti tata letak serta rak buku yang berada di ruangan ini! jika sebagian dari Anda mendapati sesuatu yang tidak semestinya, misal rak buku yang terlihat rapuh atau mungkin berkarat, mohon sampaikan hal tersebut pada staff penjaga! sekali lagi saya mengucapkan mohon maaf terutama pada Nona Casandra, yang sampai cedera karena keteledoran pihak kami! sekian terima kasih!" staff perpustakaan tampak berbicara dan menyampaikan permohonan maaf di hadapan para pengunjung.
"Cassie!! apa kau ingin pulang sekarang?"
"Tidak Rubi! aku masih ingin disini! kau pulang lah lebih dulu,"
"Baiklah! jaga dirimu baik-baik Cassie!!"
Casandra tersenyum lembut sebelum akhirnya kembali hanyut dengan buku yang ia hadapi,
Tampilan wajah serius dengan kacamata yang terpasang pada diri Cassie nampaknya membuat beberapa orang pengunjung di perpustakaan kota sedikit menaruh perhatian lebih terhadap dirinya,
Terutama Iliard, pria itu sama sekali tak bisa berkonsentrasi menghadapi buku bacaan yang ia genggam dan terus mencuri pandang terhadap paras menawan dari Casandra.
Apa dia baik-baik saja? haruskah diriku menanyakan keadaan luka yang ia alami?
"Kau ini sungguh keterlaluan Iliard! pihak berwajib bisa menjatuhkan hukuman yang cukup berat jika memang mencuri pandang itu sebuah tindak kriminal! jadi-, berhenti menatap Cassie! jangan sampai ia merasa tak nyaman karena dirimu!!!" telapak tangan Dixie seketika menekan dan membuat pria itu tertunduk dengan paksa.
"Astaga!! bawel sekali dirimu ini, Dixie!! seharusnya kau membantuku! bukan malah bersikap jahat seperti ini! apa kau tak lihat Cassie tengah terluka!"
"Whuuuu!! sungguh perhatian sekali dirimu ini, Iliard!"
Iliard yang menampilkan raut wajah kesal justru membuat Dixie menahan tawa dan tersenyum remeh, wanita itu kembali beranjak dan mengembalikan buku di rak sebelum akhirnya menghampiri tempat duduk Cassie.
"Hai Cassie! bagaimana luka mu? apa kau baik-baik saja? apa kau merasa pusing atau semacamnya?" Dixie berucap lembut seraya duduk tepat di hadapan Casandra.
"Tidak Dixie, ini-, pasti akan segera membaik!" Casandra tersenyum sembari meraba perlahan area dahi kanan yang kini tampak berbalut dengan kain kasa putih.
"Pulang lah bersama ku! aku akan mengantarmu sampai-,"
"Itu tidak perlu dia akan pulang bersamaku!" Xavier yang tiba-tiba muncul dan berdiri tepat di samping Cassie seketika membuat kedua gadis itu beralih pandang secara bersamaan.
"Xav? kau-,"
"Kita harus segera kembali sekarang Cassie! kau sudah terlalu lama menghabiskan waktu di tempat ini!" Xavier membungkuk serta bertumpu pada meja sembari memperhatikan wajah Cassie.
Apa dia sedang berusaha mengacuhkan diriku? kenapa dia nampak begitu antusias hanya pada Cassie? sungguh hubungan persaudaraan yang membuat ku iri!
Dixie terus memperhatikan punggung lebar Xavier yang kini terpampang nyata dihadapan nya,
"Ehheemmm!! maaf-, Xavier! aku-, aku bisa membawa Cassie kembali pulang bersamaku jika memang dia masih ingin berada disini!"
Pergerakan tangan Xavier dalam memeriksa dahi Casandra pun terhenti, ia mengalihkan pandangan dan mendapati Dixie yang berbicara canggung di sebelah kiri tubuhnya.
"Membawa Cassie pulang bersamamu? apa maksud mu?"
"Aku-, hanya ingin menawarkan tumpangan padanya! aku yakin bisa menjaga Cassie untuk mu! jadi kau tak perlu khawatir, Xav-ier!"
Apa sebenarnya yang ingin diungkapkan oleh wanita ini? apa dia hanya ingin memanfaatkan Cassie?
Wajah datar dengan tatapan dingin yang ditampilkan oleh Xavier seketika membuat Dixie bungkam dengan seribu pertanyaan di kepala.