maheer yang seorang pria yang sudah lama menduda jatuh cinta pada seorang gadis yang datang melamar pekerjaan ke perusahaan nya, yang ternyata adalah teman dari putra tunggal nya yang juga ternyata di cintai secara diam-diam oleh sang putra nya.
Syifa gadis cantik yang hanya hidup berdua saja dengan sang ibu yang sering sakit-sakitan jatuh cinta pada seorang pria paruh baya yang adalah Daddy dari teman nya, yang ternyata juga mencintai nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indra Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
" Aaaaa....... "
Ramona yang sudah pulang ke rumah berteriak begitu kencang dan membanting barang-barang yang terlihat ada di depan nya, untuk meluapkan emosi nya, yang sudah di tahan nya, dari tadi saat di kantor Maher saat mendengar jawaban dari asisten pribadi Maher yang berkata tentang calon istri Maher yang tidak pernah di ketahui nya, selama ini namun hari ini gadis itu berada di kantor Maher' belum lagi wajah gadis itu yang begitu mirip dengan seseorang yang ada di masa lalu Maher yang dia hancurkan hidup nya, demi bisa bersanding dengan Maher yang seorang putra konglomerat.
Bram yang sedang duduk santai di sofa yang ada di kamar Ramona hanya melihat saja apa yang sedang di lakukan wanita itu Tampa berniat menghentikan kelakuan Ramona yang memiliki emosi yang begitu tinggi layaknya psikopat yang tidak akan pernah menghentikan perbuatannya sampai dia merasa puas.
melihat tidak ada lagi barang-barang yang bisa di banting nya, Ramona menarik nafas nya, pelan mengatur nafas nya, secara teratur untuk meredakan emosi nya yang begitu tinggi.
" apa kamu sudah puas sayang' jika iya katakan pada ku ada apa' kenapa kamu sampai mengamuk seperti ini setelah kembali dari perusahaan Maher sayang. "
Bram bertanya pada Ramona sambil mengulurkan segelas air ke hadapan Ramona yang terlihat sedang duduk di atas ranjang nya.
" pria sialan itu akan segera menikah Bram jika itu sampai terjadi rencana yang kita susun selama ini untuk menyingkirkan nya, setelah aku bisa kembali pada nya, untuk menguasai harta nya, akan gagal Bram. "
Setelah mengatakan itu Ramona langsung melempar gelas yang ada di tangan nya, ke dinding yang ada di samping nya, hingga gelas tersebut hancur berkeping-keping.
" hahaha.... Hanya itu saja hah. "
Bram langsung tertawa saat mendengar apa yang baru saja di ceritakan oleh Ramona pada nya.
" apa seiring nya, usia mu yang semakin bertambah kamu menjadi bodoh mona' Hem... Untuk apa kamu marah untuk hal yang begitu sepele sayang bukankah ada aku disini yang akan mengurus nya, apa kamu sudah lupa siapa yang sudah membuat mu bisa menikah dengan pria bodoh itu mona. "
Bram kembali bertanya pada Ramona yang masih terlihat begitu emosi.
" tapi kali ini aku tidak yakin kita akan bisa membuat gadis itu tersingkir dari hidup Maher Bram' kali ini Maher pasti akan menjaga gadis itu dengan sangat baik Bram. "
" kenapa kamu bisa seakin itu mona apa kamu sedang meragukan ke mampuan ku yang selalu begitu rapi dalam melakukan segala nya, Ramona ku sayang. "
" kamu bisa bicara seperti itu karna kamu belum melihat wajah perempuan itu Bram' lihat terlebih dahulu wajah gadis itu baru kamu bisa bicara Bram' wanita itu sangat mirip dengan mantan kekasih Maher yang begitu di cintai nya, di masa lalu hingga hari ini Bram' karna itu dia tidak mau menikah lagi setelah bercerai dari ku Bram. "
Ramona diam sejenak saat melihat Bram yang sedang terdiam di tempatnya.
" kau lihat' baru mendengar wajah gadis itu yang begitu mirip dengan wanita di masa lalu Maher saja kau sudah terdiam bagaimana jika kamu jadi aku yang melihat nya, langsung Bram' jangan katakan kamu' juga berpikiran yang sama dengan orang-orang yang ada di luar sana tentang Maher yang mengalami trauma dengan perceraian kami hingga tidak mau menikah lagi Bram. "
Bram menyeringai saat mendengar pertanyaan dari Ramona yang sedang terus mengomel pada nya.
" aku tidak sedang memikirkan tentang pria bodoh itu mona aku hanya sedang memikirkan bagaimana caranya mendapatkan gadis itu untuk aku nikmati seperti di masa lalu mona. "
