Delanta Elman seorang pembisnis yang tidak peduli dengan pernikahan. Baginya kehidupan pernikahan begitu memuakkan dengan masa lalunya yang kelam. Delanta pernah menikah akan tetapi dia memilih menceraikan istrinya di sebabkan istri selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Delanta menganggap bahwa wanita tidak berguna dalam hidupnya.
Sebuah peristiwa terjadi dan tidak terduga...
Penasaran, mari kita saksikan 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aloha_Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - sinyal Menyala
🍃Like dan comment ya🍃
Sesampainya di parkiran, terjadi sebuah kehebohan. Alena yang masih di dalam mobil, tidak berani untuk keluar. Delan pun membuka kan pintu mobil.
"Ada aku Alena, kamu tidak perlu takut ya," ucap Delan.
Alena pun memberanikan diri sambil memegang pakaian Delan. Alena pun hanya celingak-celinguk , Delan pun bertanya dengan petugas parkir. Semua itu ternyata hanya kesalahpahaman saja.
Alena pun berani kembali setelah jauh dari tempat keramaian.
"Alena, apa yang sebenarnya kamu takutkan?" tanya Delan penasaran.
"Saya melihat seorang laki-laki mirip psikopat itu, tapi menghilang begitu saja, makanya saya berani kembali," ucap Alena.
"Alena, kalau kami tidak berani, mengapa harus keluar dari rumah? bukankah trauma kamu akan kembali lagi," ucap Delan bertanya.
"Iya benar, tapi kata Kak Caca, kalau trauma ku tidak dihadapi maka akan selama nya menghantui ku, makanya aku berusaha untuk melawan trauma ku," ucap Alena.
Delan hanya mengangguk saja, tiba-tiba Alena pun berkata.
"Abang Delan, seperti pernikahan itu seru ya," ucap Alena tersenyum mengatakan hal tersebut.
"Maksudnya seru bagaimana Alena?" tanya Delan.
"Kata nenek, kalau aku menikah dengan Abang Delan, aku tidak menyusahkan papa dan abang-abang ku lagi, terus juga ada nenek yang selalu menemani ku, terus juga aku selalu ditemani oleh Abang Delan tanpa di omelin," ucap Alena.
"Jadi maksudnya, apakah Alena bersedia menikah dengan Abang Delan?" tanya Delan kembali.
"Alena siap, nanti malam Alena tanya sama papa dan abang-abang kalau lusa Minggu malam Abang Delan ke rumah silaturahmi, oke," ucap Delan langsung masuk ke toko buku.
Delan hanya terpana dengan sikap spontan Alena. Dia tidak menyangka gadis kecil seperti dia mengatakan bahwa pernikahan seru. Delan hanya tersenyum dengan sikap kekanak-kanakan Alena.
Alena pun fokus membaca buku yang akan di belinya, Delan setia menemani. Di kantor semua karyawan bersorak gembira, sebab Delan akan terlambat datang ke kantor. Hingga bertebaran gosip tentang tuan Delan.
"Penasaran nggak sih, siapa wanita penakluk bos dingin kota?" tanya karyawan laki-laki.
"Iya sih, sejak dia pisah dengan istrinya dulu kalau lihat wanita pasti benci dan tidak suka, tapi sejak kehadiran wanita ini tuan Delan jadi sangat berubah, dan memperlakukan karyawan wanita seperti dulu, jadi makin penasaran," ucap karyawan wanita.
Semua karyawan pun kembali bekerja karena di tegur oleh sekretaris kantor.
Di tempat berbeda.
Dokter Caca kedatangan Al, yang memeriksa dirinya. Caca pun hanya mengabulkan saja karena Al pasiennya sedangkan saat itu dia tidak memiliki tugas apapun. Sehingga Caca yang memeriksa.
Saat Caca memeriksa, denyut jantung Al berdegup lebih kencang dan mukanya memerah melihat hal itu Caca jadi bingung harus berkata apa.
"Kamu hanya kelelahan saja dan sedang banyak yang dipikirkan," ucap Caca memberikan resep sambil menulisnya.
Al hanya terdiam, dia bingung harus berkata apa? Karena hari itu dia serius menyatakan perasaanya pada Caca. Akan tetapi Caca belum menjawab sama sekali. Hingga Al menerima resep obat tersebut dengan sebuah amplop. Al ingin bertanya akan tetapi dia memilih di dan pergi saja.
Caca pun segera kembali ke bangsal sebab ada sebuah kecelakaan sehingga dia perlu memeriksa pada saat itu. Saat Al berbalik Caca sibuk dengan pasiennya. Al pun menuju mobilnya dengan tertunduk lesu.
Setelah itu Al membuka amplop yang berisi sebuah tulisan.
"Obatnya saya terima, saya akan menjadi dokter cintamu," ucap Caca dalam tulisan tersebut.
Al yang belum looding bingung harus berkata apa dan bingung bertanya dengan siapa. Hingga akhirnya dia menelpon El, El pun mengatakan bahwa dia berada di resto.
Al pun segera menuju ke resto El. Saat sampai di sana, Al langsung meminta El langsung ke ruangan kantornya. El pun bingung dengan sikap Al.
"Abang punya masalah apa sih? apakah Abang kena tipu?" ucap El mulai penasaran.
"El, maksud isi surat ini apa?' tanya Al penasaran.
El pun membaca tulisan tersebut, dan El pun tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa kamu malah tertawa sih El? jelaskan sekarang apa artinya?" tanya Al makin penasaran.
"Apakah Abang menyukai seorang wanita? dan Abang menunggu jawabannya, jadi wanita ini menjawab dengan bahasa dokter, apakah dia dokter Caca?" tanya El mulai menatap curiga.
"Argh kamu ingin tahu saja, Abang kesini ingin bertanya maksud surat ini apa? kok kamu malah mengolok Abang sih," ucap Al mengambil surat tersebut.
"Baiklah, El jawab ya, isi surat itu tanda dokter Caca menerima tawaran cinta Abang Al, so kalian sudah resmi jadi sepasang kekasih," jawab El.
Seketika wajah Al bermuka merah, dia jadi salah tingkah di depan adiknya dan malah bertanya.
"Terus Abang harus melakukan apa sekarang?" tanya Al.
"Apakah benar dokter Caca yang Abang suka? jawab dulu ini baru aku bantu kasih solusi," ucap El sambil tersenyum.
"Iya kamu benar, tapi jangan beri tahu papa sama Alena, nanti ada waktu yang tepat," ucap Al.
"Oke deh, Abang jemput saja dokter Caca pulang nanti, kalau dia sedang sibuk operasi, coba chatt dianya pulang jam berapa?" ucap El.
"Tapi Abang tidak memiliki kontaknya," tanya Al bingung.
"Apa? bagaimana bisa kamu tidak punya Abang?" ucap El.
Al pun ikut bingung, El pun berinisiatif menelpon Alena. Alena pun mengirim nomor ponsel dokter Caca, dan di kirimkan oleh El ke ponselnya Al.
"Nah itu nomor dokter Caca, Abang hubungi dia, nah terus Abang ke rumah sakit? emangnya lagi sakit apa?" tanya El penasaran.
"Cuma pusing biasa sih, sekaligus Abang rindu dengan dokter Caca," ucap Al malu-malu.
El pun kembali tertawa dengan sikap abangnya yang seperti remaja puber yang mengalami cinta pertama. Al pun pamit untuk pulang dan beristirahat sambil menunggu jawaban dokter Caca.
El pun tersenyum dengan sikap si Abang, setelah selesai dengan urusan abangnya. Seorang karyawan ingin bertemu dengan El.
"Tuan El, saya ingin bicara dengan anda," tanya Nando.
"Mau bicara apa?" tanya El mempersilahkan duduk Nando.
"Begini tuan El, saya memiliki seorang teman, dia seorang perempuan, saat ini dia sangat membutuhkan pekerjaan, apakah bisa dia bekerja disini," tanya Nando.
"Siapa wanita itu? apakah pacarmu atau bagaimana?" tanya El.
"Sebenarnya dia sepupu jauh saya tuan El, dia sangat membutuhkan pekerjaan saat ini, sebab dia tidak memiliki uang sama sekali saat ini, sedangkan dia tidak ingin menerima bantuan saya," tanya Nando.
"Kalau begitu panggil saja teman mu itu ke kantor saya, nanti saya tes bagaimana dia bekerja?" ucap El.
"Baik tuan El, terima kasih, saya pamit keluar mau menelpon dulu," ucap Nando izin pamit.
El pun mengangguk saja dengan hal itu.
🍃 Bersambung 🍃
"Jatuh cinta itu menyenangkan, tapi sekaligus menyakitkan," author _aloha-zahra.
