NovelToon NovelToon
Kidung Lara Di Tepi Senja

Kidung Lara Di Tepi Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Bunda Yuzhi

Cintailah pasanganmu sewajarnya saja, agar pemilik hidupmu tak akan cemburu.
Gantungkanlah harapanmu hanya pada sang pencipta, niscaya kebahagiaan senantiasa menyertai.


Ketika aku berharap terlalu banyak padamu, rasanya itu sangat menyakitkan. Kau pernah datang menawarkan kebahagiaan untukku tapi kenapa dirimu juga yang memberiku rasa sakit yang sangat hebat ?

~~ Dilara Annisa ~~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Yuzhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Singkirkan Pelakor Itu !

" Sudah siap semua, nak ? Periksa jangan ada yang ketinggalan. "

" Sudah Umi ! Tinggal berangkat. " Sahut Raya seraya tersenyum manis ke arah Umi Fatimah yang sibuk merapikan rambut Dilara yang sedang duduk di atas bed. Tangannya sudah bebas dari alat medis, tidak ada lagi jarum infus yang melekat di sana.

Setelah satu hari satu malam di rawat, hari ini Dilara sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Dilara ataupun Umi tidak mengabari Fikri, tentu saja atas permintaan Dilara.

Dilara akan pulang ke rumah Umi. Wanita itu setuju tidak lebih tepatnya belum menggugat cerai Fikri, tapi dia tidak akan pulang ke rumah tempat tinggalnya dengan sang suami. Mentalnya belum siap kalau harus bertemu madunya di sana.

" Umi ! Lara bisa menyisir rambut Lara sendiri. Lara sudah sehat. " Rengek Dilara dari tadi tidak diijinkan beraktifitas oleh Umi Fatimah. Jangankan ngapa-ngapain, menyisir rambutnya sendiripun harus Umi yang melakukan. Ah...sesayang itu mertuanya padanya. Wanita itu hanya bisa menangis terharu dengan perlakuan sang mertua.

" Sudah ! Anak Umi sudah cantik. Tinggal tunggu Abi sama sopir datang, lalu kita pulang. " Ucap Umi mengecup pelan pucuk kepala Dilara tidak perduli dengan rengekan sang menantu dari tadi.

Raya yang menyaksikan itu hanya terkikik geli. Dia merasa lucu melihat Dilara, sang sahabat diperlakukan seperti anak TK.

Dilara melotot ke arah Raya. " Kalau mau ketawa, ketawa saja ! Tidak usah pake ditutup tutup itu mulut. " Sewot Dilara.

" Husst...Raya cuma iri ! " Celetuk Umi santai lalu mengambil ponsel di atas nakas, menelpon Abi. Dan Raya pun terbahak.

" Hallo, Bi ! Sudah d mana ? " Tanya Umi ketika panggilannya diangkat oleh Abi.

" ........ "

" Oh. Iya, Bi. " Tutup Umi lalu berbalik menuju sofa.

♡♡♡

" Puk "

" Mau apa ke sini ? " Tepukan di bahu lebar milik Fikri seiring dengan suara bariton familiar di telinganya berhasil menghentikan langkah pria berwajah tampan itu.

Fikri membalikkan badannya dan menatap laki-laki paruh baya yang menyapanya tadi. " Mau jenguk Dilara, Bi ! " Sahut Fikri menunduk mendapat tatapan dingin dari orang tua laki-lakinya tersebut.

Abi terkekeh sinis. " Bukankah Dilara sudah melarangmu untuk muncul di depannya ?! " Ujar Abi dengan wajah datar. Sungguh, laki-laki paruh baya itu sangat kecewa dengan putranya.

" Tapi, Bi --- "

" Beri waktu untuk Dilara. Biarkan dia tenang dulu baru kau bisa menemuinya. Saat ini, dia belum bisa diajak bicara. Dilara sangat terpukul atas tindakanmu. " Ucap Abi masih dengan raut datar lalu melangkah beranjak dari parkiran mobil diikuti sopir pribadinya.

Fikri meraup wajahnya dengan kasar. " Fikri ingin menjelaskan semuanya pada Lara, Bi. " Mohon Fikri pada Abinya dengan suara setengah berteriak.

Abi membalikkan badannya kembali. " Apa yang mau dijelaskan kalau Lara belum mau mendengarkanmu ? Sudah bagus Umi bisa membujuknya tidak menggugat cerai dirimu. Kenapa kau tidak sabaran sekali ?! " Sentak Abi kesal pada sang putra.

" Ce-cerai ? " Beo Fikri terkejut.

" Iya ! Dilara akan menggugat cerai. " Sahut Abi menyeringai sinis.

" Kau pikir wanita bodoh mana yang baik-baik saja ketika dipoligami ? Tidak ada, Fikri ! Kau pikir istrimu itu benda tak bernyawa sampai tidak punya perasaan ? " Cecar Abi semakin gemas pada Fikri tanpa peduli lagi dengan beberapa orang yang ada di parkiran mobil itu.

Tubuh Fikri melunglai. " Tidak, Bi ! Fikri tidak ingin berpisah dengan Lara. Fikri tidak bisa. " Racau Fikri menggeleng keras merasa terpukul.

" Makanya dengarkan apa yang Abi bilang. Menjauhlah dulu dari hadapan Lara. Biarkan dia tenang dulu. Umi dan Abi masih berusaha membujuknya. Itupun kalau berhasil. " Tandas Abi lalu melangkah pergi tidak peduli lagi dengan wajah nelangsa sang anak.

Fikri berbalik dengan lesu, lalu masuk kembali ke dalam mobilnya. " Aargh --- sialan. Gara-gara kecerobohanku, rumah tanggaku jadi seperti ini ! " Pekik Fikri sambil memukul roda kemudi mobilnya dengan keras. Pria itu menjambak rambutnya lalu terisak pilu.

" Lara ! Maafkan abang. Abang punya alasan, sayang ! " Racau Fikri menjatuhkan kepalanyanya di roda kemudi.

♡♡♡

Hari sudah berganti. Senja telah pergi, menyisakan bias bias jingga di sudut kaki cakrawala. Malam menjelang, langit telah berselimut kegelapan yang sedikit dihiasi bintang-bintang yang menggantung manis di hamparan langit malam.

Dilara menghela napasnya berat seraya merapatkan cardigan rajut yang dikenakannya serta memeluk erat tubuhnya sendiri. Angin berhembus sepoi membelai wajah teduh nan anggun itu. Udara di sini sedikit berbeda dengan udara di dalam kota. Meskipun daerah ini masih masuk dalam wilayah kota, tapi udara di sini lebih sejuk terkadang lebih dingin jika malam hari menjelang, mungkin dikarenakan daerah ini berada di ketinggian.

Wanita itu mengedarkan pandangannya mencoba menikmati view di bawah sana. Pemandangan dari atas bukit kota Palu nampak indah terlihat. View keramaian kota terlihat jelas dari tempat Dilara berdiri. Kerlap kerlip lampu ibarat hamparan kunang-kunang yang bertebaran.

Saat ini dia sedang berdiri di atas balkon lantai dua salah satu rumah mertuanya. Rumah ini terletak di perkampungan yang berada di ketinggian. Rumah ini bukanlah kediaman utama kedua orang tua Fikri. Rumah ini dibangun pasca Kota Palu dilanda bencana gempa bumi dahsyat pada tahun 2018. Daerah ini merupakan salah satu lokasi tempat warga mengungsi ketika tsunami dan likuifaksi mengiringi gempa maha dahsyat waktu itu.

Dilara sengaja menepi ke tempat ini, karena suasana di sini sangat cocok untuk menenangkan diri seperti yang diinginkannya. Jika dia kembali ke rumah utama mertuanya, dia merasa Fikri akan sering menganggunya.

" Kak Lara. Kenapa berdiri di situ ? Angin malam tidak baik untuk kesehatan kakak. " Ujar Fanya tiba-tiba berdiri di samping Dilara.

Ya... Dilara ditemani oleh Fanya dan Cilla serta dua orang pembantu di rumah ini. Sebenarnya Dilara tidak meminta ditemani oleh Fanya, tapi iparnya itu ngotot mau menemani istri kakaknya.

Fanya sangat menyayangi Dilara. Dia ikut merasakan kekecewaan di hati iparnya itu. Dia tidak tega melihat Dilara menanggung lukanya sendiri. Dia ingin menemani Dilara menenangkan diri selama suaminya berada di luar kota.

Dilara menoleh ke arah Fanya. " Mana Cilla ? " Tanya Dilara tersenyum tipis ke arah Fanya.

" Di bawah lagi nyusun lego dengan sus. " Jawab Fanya lalu duduk di kursi balkon.

" Kak ! Sebaiknya kakak kembali ke rumah kakak. Jangan biarkan orang asing menguasai rumah kakak. Jangan biarkan pelakor itu merasa menang dengan menguasai semua milik kakak. " Celetuk Fanya menatap punggung Dilara seraya memanyunkan wajahnya merasa kesal mengingat Maria yang sekarang ada di rumah kakaknya.

Dilara berbalik lalu ikut duduk di kursi balkon. " Biar seperti ini dulu, Fan. Aku belum siap bertemu mereka. Mentalku belum siap. " Sahut Dilara lirih.

" Heh ?! Sampai kapan, kak ? Sampai itu pelakor makin berada di atas angin ? " Gerutu Fanya gemas mendengar jawaban Dilara.

Dilara terkekeh lalu menggeleng pelan. " Sudah sepantasnya abang menikah lagi. Abang rindu dengan kehadiran seorang anak dan mungkin sebentar lagi kerinduannya itu akan terobati dengan lahirnya anaknya bersama Maria. Aku cukup tahu diri. Aku yang tidak bisa memberikan abang keturunan. " Ungkap Dilara panjang lebar dengan suara lirih.

Fanya terperangah. " Jadi maksud kakak, Kak Lara membenarkan tindakan Kak Fikri, begitu ? " Ucap Fanya sedikit emosi. Fanya memang gampang emosi dan selalu to the point jika ada yang membuatnya terganggu.

" Tidak bisa memiliki keturunan solusinya bukan harus menikah lagi dengan diam-diam. Kenapa tidak berobat sama-sama ? Dasarnya saja Kak Fikri yang egois. " Gerutu Fanya dengan wajah semakin kesal.

" Aku tidak mau tau, aku mau kakak menyingkirkan pelakor itu jauh-jauh dari Kak Fikri. " Kesal Fanya lalu beranjak dari tempatnya lalu melangkah menghentakkan kakinya. Dia kesal, kenapa iparnya menyerah begitu saja menghadapi prahara rumah tangganya. Wanita itu sangat membenci perselingkuhan dan poligami seperti yang dilakukan oleh sang kakak.

Dilara hanya menggeleng pelan dengan senyum segaris menatap punggung Fanya yang menghilang di balik pintu. Dia sangat maklum dengan iparnya itu. Fanya akan meledak-ledak meluapkan emosinya ketika ada sesuatu yang tidak disukainya. Tapi sesungguhnya ibu muda itu sangat baik dan menyayangi Dilara.

♡♡♡

" Tanda tangani ini !! "

" Ap--apa ini ? "

1
Nani Rahayu
ayo Fikri jujur ..tegas...jangan sampe nyesal .. karena kesempatan tidakbdatang dua kali...dilara love youuu🥰🥰
Nani Rahayu
Alhamdulillah...semoga kita semua diberi kesehatan...setia dong Thor🥰🥰
Senja Ariestya: Makasi 🙏🏻
total 1 replies
Agus Tina
Cepet sehat, hangan sampai Fikri tergoda sama Maria ya thor ... jijik aku
Senja Ariestya: Aamiin 🤲🏻
makasi yaa
total 1 replies
Nani Rahayu
semoga author cepat sehat.....kami mmg menunggu up nya selalu...tp kalo mmg LG sakit istirahat dulu Thor......semoga kita semua sehat2 terus yaaaaa
Senja Ariestya: Aamiin...
terima kasih dukungannya 🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Agus Tina
Baru mampir, sepertinya ceritanya menarik ... rajin2 up ya jangan gantung nanri sakiit
Senja Ariestya: terima kasih sudaah mampir
total 1 replies
Nani Rahayu
nikmati drama mu neng maria
Senja Ariestya: 🤭🤭🤭🫣🫣🫣🫣🫣
total 1 replies
Nani Rahayu
good job lara. .... kita liat Maria masih mau gak hidup dengan pria yg kantongnya udah kempes🤭🤭🤭🤭
Nani Rahayu
Fikri terlalu gampang menyalahkan...tp kok y kasian ma Fikri
Senja Ariestya: salam.sama lajangnya yaa kak
Senja Ariestya: Ahaiii...😅
total 4 replies
Nani Rahayu
kalo Maria yg kecebur drama lagi....terus Fikri percaya LG...berat bener ujianmu fikri 🤭🤭semoga kamu tidak lupa karakter asli istrimu ya
Cakrawala_Jingga: nah itu yg terlintas di otakku...
hidup Maria itu penuh manipulasi
total 1 replies
Nani Rahayu
kayaknya Maria ini ujian buat Fikri dan dilara.....Fikri salah karena ambil keputusan sebesar ini tanpa melibatkan istri .....tp kayaknya kalo kasus Fikri ini masih boleh lah dimaafkan 🤭karena kan g sengaja berkhianatnya ....kadang kan udah jelas lakinya berhianat masih bisavyermaafkan kok...semoga lara lebih sabar ,bisa menerima Fikri kbali....dan Fikri harus lebih tegas....dan mikir lagilah... tanggung jawab g mesti jadikan istri
Cakrawala_Jingga: Aku hadir kak
meninggalkan jejak.
semangat updatenya /Good//Good/
Senja Ariestya: terima kasih sudah mampir 🙏🏻🙏🏻
total 2 replies
Cakrawala_Jingga
Lop yu too buat author.
Aku selalu meninggalkan jejak kok Thor...
boleh yaa double up /Pray//Pray/
Cakrawala_Jingga
lop yu too,Thor
double up dong Thor ...pliss !/Pray//Pray//Pray/
Cakrawala_Jingga
lanjut ...
double up dong
Cakrawala_Jingga
Kasian mbak Ina
Cakrawala_Jingga
Astagaaa....
tidak anak tidak ibu,dua duanya bikin kesel /Panic//Panic/
Cakrawala_Jingga
Makin seru
lanjut kak
Neneng Dwi Nurhayati
buat dilara cerai sama Fikri kak, kasian
dan pergi jauh dari fikri
Cakrawala_Jingga: Iya...kasian gitu yaa
Fikri Maruk. gemes aku
Senja Ariestya: Terima kasih sudah hadir 🙏🏻🙏🏻
total 2 replies
Cakrawala_Jingga
haha ?
Fikri Maruk...
mau dua duanya.
mana ada perempuan normal, yang rela melihat suaminya dengan perempuan lain ?
agak laen memang kau, Bambang !!
Senja Ariestya: terima kasih, kak 🙏🏻
total 1 replies
Cakrawala_Jingga
nggak enak kan didiamin /Tongue//Tongue/
Senja Ariestya: makasih 🙏🏻
total 1 replies
Cakrawala_Jingga
Novelnya keren.
penulisannya rapi dan sesuai dengan kaidah menulis. Semangat berkarya Thor /Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!