Dia menyukai hujan. Namun tidak semua tentang hujan bisa ia terima. Ia tidak suka kehujanan. Ia pun tidak suka kedinginan. Ia hanya suka ketenangan dibalik berisiknya tiap tetes air hujan yang luruh ke bumi. Sama halnya dengan hujan. Dia menyukai Raka. Namun ia menyukai semua tentang Raka . Tentang cara tersenyum yang justru lebih tenang dari berisiknya air hujan. Tentang mata yang jauh lebih teduh dari langit abu sehabis hujan. Ia hanya mengikuti alur hati yang jatuh cinta. Ia tidak menolak ataupun menahan perasaan itu. Ia menikmati semua cinta dan luka yang ia peroleh dari jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon .Esperanza., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12
Keesokan harinya di sekolah, pada saat istirahat pertama,Sekar sudah keluar kelas untuk menemui Bella yang katanya ingin menyampaikan sesuatu.Sekar tentu tahu Bella akan membahas hubungannya dengan Raka yang hancur karena Sekar namun ia tidak tahu di mana letak kesalahannya .Toh yang dekat dengan Raka bukan dirinya saja .Lagian ia adalah teman sekelas Raka sudah sepatutnya mereka sedikit akrab. Sekar berjalan menuju perpustakaan karena Bella memintanya untuk bertemu disana. Awalnya Sekar takut itu sebuah jebakan seperti di film namun ia tidak mau berburuk sangka. Sesampainya di perpustakaan seperti biasa suasananya hening dan canggung.Sekar menengok untuk mencari Bella. Bella yang melihat itu melambaikan tangannya memanggil Sekar. Mereka duduk di ujung agar tidak ada yang mendengar. Tidak seperti dugaannya,ternyata Bella sendirian disana tidak membawa rombongan untuk mengeroyok dirinya.Bella bingung harus mulai dari mana.Perlahan ia mulai menyampaikan niatnya.Bella terus menunduk selama ia berbicara.
"Sekar,gue nggak bermaksud menyinggung perasaan lo,gue tau lo gadis baik-baik. Gue disini bukan mau ngehasut lo biar menjauh dari Raka. Gue cuman mau lo hati-hati Kar, gue nggak mau ada korban lagi setelah gue. Masalah hati nggak semudah yang lo pikirin Sekar.Gue tau lo bukan anak kecil lagi dan bukan pertama kalinya kan lo pacaran. Cuman Raka beda Kar, lo nggak akan ngerti jalan pikiran dia" Bella terhenti sejenak karena air matanya kembali jatuh membasahi pipinya yang putih .
"Nggak apa-apa Bell,kalau emang nggak bisa nggak usah dilanjutin " tutur Sekar yang masih belum mengerti dengan situasi yang ia hadapi. Bella bukannya memarahinya tapi mengkhawatirkan perasaannya.Bella ingin melindungi hatinya agar tidak terluka.
"Nggak Kar,lo harus tau kalau Raka itu cinta banget sama lo.Gue juga nggak yakin sih dia bakal nyakitin lo. Cuman ada baiknya lo pertimbangkan semuanya dengan matang ya.Jangan sampai lo salah jalan Kar" ujar Bella yang setelah itu meminta maaf kepada Sekar apabila sebelumnya ia menyinggung perasaan Sekar karena sempat sinis dengan gadis itu. Bella tidak mau menyimpan dendam pada orang yang salah.Sekar juga meminta maaf jika secara tidak langsung ia menghancurkan hubungan Raka dan Sekar.Sekar tidak banyak menanggapi ucapan Bella karena ia lebih banyak merenung. Kata-kata Bella terus berputar dibenaknya sampai ia kembali ke kelas.Ia melihat Raka yang mengejar Sena lalu mencubit pipi gadis itu membuat pipinya memerah. Sena merajuk dan memalingkan mukanya dari Raka. Raka dengan sigap membujuknya dengan mengusap lembut pipi Sena dan mengusap puncuk kepalanya. Gadis kulit putih itu langsung tersenyum dan memukul Raka pelan sebagai balasan.Sekar tersenyum tipis, ia memang harus mendengar saran Bella .Melihat Sekar yang telah kembali, Raka langsung menghampirinya dan mengacak rambut Sekar. Sekar yang tadi tidak ingin menggubrisnya kini langsung naik pitam.
"Raka apaan sih" bentak Sekar yang memang tidak suka jika rambutnya disentuh apalgi diacak seperti itu. Itu menjadi bagian paling sensitif yang akan mengundang amarahnya. Raka yang sudah terbiasa dengan bentakan Sekar justru tertawa kencang melihat amukan gadis itu.
Demi melihat Raka yang tertawa,Sekar menelungkupkan wajahnya di meja dan menangis. Ia jarang mengeluarkan air matanya apalagi di sekolah. Namun kini kedua kalinya ia menangis di sekolah dan semua ulah Raka.Sebelumnya ia menangis karena Raka melempar sepatunya ke atas pohon mangga di samping kelas mereka yang mana di bawah pohon mangga itu selalu ramai oleh tongkrongan anak IPS. Jadilah Sekar menangis sejadi-jadinya dan menyuruh Raka tengik itu mengambilnya kembali. Kini ia harus menangis karena Raka kembali merusak tatanan rambutnya yang sudah ia jaga sedari tadi.Seisi kelas tertawa melihat kelakuan keduanya. Bukan Raka namanya kalau tidak mengabadikan momen itu. Sebelum minta maaf dan membujuk Sekar ia merekam momen itu terlebih dahulu.Zidan yang baru masuk kelas cukup terkejut karena melihat gadis cuek itu sudah berlinang air mata dan terlihat sangat menyedihkan dengan rambut acak-acakan.
"Kenapa ni anak? Woi Kar kenapa lo"
"Itu Dan, Raka jahil banget" tangis Sekar seolah mengadu pada Zidan dengan menunjuk ke arah Raka yang semakin terbahak. Teman-teman yang lain juga sedari tadi sibuk menertawakan. Zidan menepuk jidatnya . Kelakuan dua bocah ini memang selalu agak lain pikirnya.
"Raka! Minta maaf nggak" ujar Zidan tegas seperti bapak-bapak yang sedang membela anaknya .Suara tawa semakin pecah. Sekar yang gemas dengan ekspresi Zidan juga ikutan tertawa. Zidan yang melihat itu malah mengernyit. Emang dasar moof cewek pikir Zidan. Padahal beberapa detik yang lalu masih menangis sesungukan ,lah sekarang sudah tertawa dan kembali tenang. Zidan menyentil dahu Sekar membuat gadis itu meringis namun tersenyum manis membuat Zidan sedikit tersipu. Setelah itu Raka meminta maaf pada Sekar.Awalnya Sekar dengan sigap membuang muka, sebagai peringatan kalau ia masih marah dengan Raka.Raka tersenyum kecil lalu mulai merapikan rambut Sekar seperti semula .Saking seringnya ia merusak rambut Sekar kemudian merapikannya kembali, kini ia sangat terampil merapikan rambut gadis itu.Ia akan mengikat rambut Sekar sama persis seperti yang Sekar lakukan biasanya.
Seperti hari sebelumnya,mereka kembali sibuk dengan buku-buku ketika bel masuk sudah berbunyi.Sekarang tanpa awasan dari guru pun mereka tetap belajar. Kecuali beberapa anak yang memang mudah merasa jenuh ketika belajar.Jika sudah membaca satu dua halaman mereka akan sibuk bercerita namun tetap dengan suara yang pelan karena masih menghargai mereka yang ingin belajar. Raka menusuk punggung Sekar agar gadis itu menoleh.Sekar menoleh dengan wajah kusut. Ia tengah mengerjakan soal kimia yang selalu menjadi pusat stress dalam hidupnya. Ia akan sangat badmood ketika selesai mengerjakan soal mata pelajaran tersebut. Seperti saat ini ia berbalik dengan wajah lusuh dan sedang tidak ingin bercanda. Raka yang tahu itu langsung paham dan ia memang sedang tidak ingin bercanda.
"Kar, aku mau nanya sesuatu, cuman kamu jangan marah ya"
"Apaan?"
"Kamu suka sama Zidan ya?"
"Weh! Sembarangan aja kalau ngomong " Sekar langsung memukul mulut Raka yang membuat cowok itu terkejut dan mengusap bibirnya yang baru dapat hadiah dari Sekar.
"Biasa aja kali Kar jangan pake kekerasan"
"Ya abis itu mulut lemes banget"
"Karena aku tau Kar,dari mata kamu"
"Mata gila kali,aku nggak suka lah sama dia"
"Jujur aja Kar"
"Jangan pancing emosi deh Ka,kalau aku nggak suka ya nggak suka"
"Santai bro,bagus deh kalau gitu "
"Ga jelas banget tau nggak" Sekar kembali memutar badannya ke depan setelah mencubit lengan Raka sedikit karena kesal.