"I love you, om!!
maaf Tari pergi tanpa pamit, karena ternyata selama ini perasaan Tari, bukanlah rasa sayang seorang ponakan pada pamannya, melainkan rasa sayang seorang wanita pada lawan jenisnya, maaf sekali lagi, Tari pergi tanpa pamit, dan semoga kita bertemu setelah Om menikah."
Itu adalah isi surat dari Mentari Putri untuk pamannya yang bernama Andre tian.
Putri pergi tanpa pamit, karena sungguh jika dia harus pamit secara langsung, rasanya tidak mungkin, Tari tidak akan kuat, sungguh.
Sementara itu yang membaca surat langsung meremas surat tersebut dengan sangat kuat, sampai urat ditangannya terlihat mengeras,-
Dan semoga karya saya kali ini, bisa dinikmati banyak pembaca Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tenggelam
Mereka semua sudah naik keatas sampan, dan sungguh hal itu membuat mereka senang.
Ya Mereka, karena Bayu juga Tian merasakan hal yang sama, walau awalnya mereka ogah-ogahan.
"Eh kita foto bareng," ucap Mentari dan saat akan mengambil ponselnya Mentari baru sadar jika dia tidak membawa ponsel.
"Ah, kenapa aku lupa" ucap Mentari dan entah kenapa tiga orang yang ikut juga sama tidak membawa ponsel, dengan alasan yang berbeda, tapi untung sang Om membawa ponsel, jadilah Mentari meminta sang Om untuk mengambil foto dirinya dan kedua temannya.
"Om, aku mau lihat Hasilnya" ucap Mentari tak sabar ingin melihat hasil jepretan sang Om.
"Bagus" ucap Mentari memuji hasil jepretan sang Om, ya semua hasil jepretan Tian sudah sangat bagus dan tidak perlu diulang lagi, namun saat akan menutup ponsel sang Om, Mata Mentari membola, saat melihat satu buah foto dirinya, yang Menurut Mentari sangat jelek, namun malah disimpan oleh sang Om.
Mentari terdiam, karena berpikir untuk apa sang Om menyimpan foto miliknya yang sedang cemberut, dan seingat Mentari saat itu adalah saat dia pusing dengan tugas kuliahnya yang menumpuk.
Sesekali Mentari menatap Omnya dan itu tentu disadari Tian, dan tian langsung bertanya "Ada apa?"
Dan Mentari tidak merespon dan dekit berikutnya Tian mengingat sebuah tulisannya yang dia tulis diatas foto mentari dan dengan cepat dia berkata "Tari berikan ponsel Om!!" dan Mentari tentu saja tidak mau karena saat itu, matanya melihat foto dirinya yang lain dan diatas foto tersebut terdapat sebuah tulisan yang banyak, namun ukurannya sangat kecil, dan saat akan diperbesar, Tian sudah meminta fonselnya yang dia genggam.
"Tari kemarikan!!" ucap Tian memaksa, dan Tian kini berusaha meraih Mentari untuk mengambil ponselnya.
Mentari yang masih ingin melihat foto itu langsung menyembunyikan posel tersebut kebelakang tubuhnya, dan dia berharap sang Om tidak akan nekat untuk mendekatinya, karena jika sedikit saja sang Om bergerak tidak teratur, sudah dipastikan sampan yang mereka naiki akan terbalik.
"Om!!!!" teriak semua orang kompak, karena panik takut sampan yang mereka naiki terbalik.
Namun bukannya mendengar teriakan rasa takut orang lain, Tian justru terus bergerak untuk meraih ponselnya, karena menurutnya ponselnya itu lebih penting sekarang, kalau pun sampannya terbalik tak apa toh mereka semua memakai pelampung, kecuali dirinya yang memang tidak memalai pelampung karena kehabisan, maklum hari libur banyak orang yang berkunjung, tapi karena dia merasa jago berenang jadi tak masalah dan benar saja apa yang dikhawatirkan orang-orang terjadi. Sampan mereka terbalik dan semua yang naik tercebur.
Semua orang yang tercebur kini mengambang diatas air, tak terkecuali Tian yang tidak pakai pelampung, karena dia memang jago berenang.
Setelah melihat semua orang baik-baik saja, mereka tertawa lepas, terkecuali yang bawa sampan karena dia sibuk membalikan sampan yang dia bawa.
"Om, gara-gara Om kita jadi basah kuyup," ucap Mentari tanpa tahu jika Omnya kini sudah tidak ada diantara mereka.
"Iya dan untungnya kita gak bawa hp kecuali Om Tian" ucap Bayu dan saat Bayu ingin melihat kearah Omnya, dia tidak melihat Tian dan hal itu membuat Bayu panik.
"Om!!!, om!!!, om!!!" Teriak Bayu panik, sambil melirik kiri kanan depan belakang, dan hal itu membuat semua orang ikut panik tentu saja.
"Om Tian!!!!!! , om!!!!!" teriak semua orang memanggil Tian, dan Bayu yang berpikir mungkin sang Om tenggelam karena keram dikaki, langsung melepas pelampungnya dan mulai mencari kedalam dan hal itu diikuti oleh yang lain, kecuali Mentari yang sejatinya tidak pandai berenang.
Mentari menunggu dengan cemas diatas sampan yang sudah dibalikkan oleh petugas yang membawa sampan.
Sungguh rasanya dia juga ingin ikut menyelam, tapi apalah daya dia tak sejago kedua temannya juga sang kakak.
Bayu dan kedua teman Mentari, beberapa kali terlihat naik kepermukaan untuk mengambil nafas dan mereka kembali lagi kedalam Air dan tak berselang lama Bayu dibantu Andini sudah membawa Tian dan Mentari langsung membantu menaikkan tubuh Tian keatas sampan, dan dengan cepat sampan tersebut dibawa kepinggir Danau dengan meninggalkan Bayu, Andini dan Aira dengan pelampung mereka.
Kenapa ditinggal? ya ditinggal agar laju sampan lebih cepat yang artinya Tian bisa diberi pertolongan lebih cepat.
Setelah Tian dibaringkan diatas tanah, Mentari langsung memberikan pertolongan pertama pada Tian, sementara yang membawa sampan kembali kearah Bayu untuk mengangkut mereka.
Pertama-tama Mentari menekan dada Tian dan setelah beberapa kali dilakukan ternyata Tian belum juga membuka mata dan dengan terpaksa Mentari memberikan nafas buatan untuk Tian, dan itu dilakukan Mentari sampai beberapa kali, dan pada percobaan ketiga barulah Tian sadar dengan air yang keluar dari mulutnya.
jadi cowok munafik banget, sudah jelas tau kalo mentari mencintai nya dan dia pun mencintai nya kenapa gak mutusin indah saja
Sabar terus mau selebar apa tubuhku ini kalau harus sabar terus hik hik hik/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
plissssssss./Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
ku mohon.....
Jadi plis kasih bintangnya dong biar penulis amatir ini semangat nulisnya /Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
satu lagi jang lupa tinggalkan jejak dengan cara vote, dan like. makasih dan sehat selalu.