Saling mencintai, namun restu tak menyertai. Tetap memaksakan untuk menjalankan pernikahan tanpa restu. Namun ternyata restu masih di atas segalanya dalam sebuah pernikahan.
Entah apa yang akan terjadi lada pernikahan Axel dan Reni, ketika mereka harus menjalani pernikahan tanpa restu. Apa mungkin restu itu akan di dapatkan suatu saat nanti. Atau bahkan perpisahan yang akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Papa Yang Sudah Bertindak
Reni sudah bersiap untuk bekerja hari ini. Melihat ponselnya dengan lekat, nomor ponsel suaminya yang sengaja dia blokir agar tidak bisa menghubunginya lagi. Entahlah, Reni juga merasa bersalah karena hal ini pada suaminya. Tapi dia juga tidak ingin terus membuat semuanya kacau. Sejak tahu jika suaminya sudah ada perjodohan dengan wanita lain, maka Reni mulai sadar jika semua perjuangannya mungkin akan terus sia-sia.
Sampai di tempat kerja, Reni tetap bisa tersenyum cerah seperti biasanya. Setidaknya memang dia harus menutupi semua masalah ini. Yang dia tahu, seorang istri memang harus menutupi semua masalah dengan suaminya.
"Hari ini kita kembali lembur ya"
"Iya Kak"
Tika langsung menatap pada Reni, karyawannya yang tiba-tiba bisa terus bekerja lembur. Padahal sebelumnya dia selalu tidak bisa karena memang dia sudah menikah. Dan tika pun bisa memahami itu.
"Reni, kamu akan lembur lagi hari ini?" tanya Tika.
Reni langsung mengangguk saja, karena setidaknya dengan bekerja dia bisa sedikit melupakan tentang masalah yang sedang terjadi saat ini.
"Baiklah kalau begitu, kita akan bekerja lembur lagi hari ini. Semangat untuk semuanya"
Sementara di tempat yang berbeda, Axel sedang pergi menuju rumah orang tuanya dengan amarah yang memebelenggunya. Dia yakin kepergian istrinya disebabkan oleh Papa.
"Papa!" teriaknya saat masuk ke dalam rumah ini. Derry yang sudah berada disana langsung menghampirinya. "Dimana Papa? Aku harus bertemu dengannya"
"Tenang Tuan Muda, Pak Ketua sedang bersiap untuk ke Kantor. Sekarang masih berada di kamarnya"
Tanpa berkata apapun lagi, Axel pergi menuju kamar orang tuanya dengan menyenggol bahu Derry yang menghalanginya.
"Tuan Muda"
Derry hanya bisa menghela nafas kasar ketika melihat Axel yang berjalan menaiki anak tangga. Padahal dia sudah ingin mencegah pertengkaran diantara Ayah dan anak ini. Tapi ternyata semuanya tetap tidak bisa terhindar.
Axel mengetuk pintu kamar Ayahnya dengan tidak sabar. "Pa, aku perlu bicara dengan Papa"
Pintu kamar langsung terbuka, Papa berdiri di depan anaknya dengan pakaian yang sudah rapi untuk pergi ke Kanton. "Akhirnya kamu datang juga. Bagaimana keadaan Mamamu? Kenapa kau pulang meninggalkannya?"
Axel menatap Papa dengan tatapan yang begitu penuh amarah. "Apa yang Papa lakukan pada istriku?"
Papa berjalan melewati Axel dengan santai. "Memangnya apa yang bisa Papa lakukan? Papa saja tidak pernah bertemu lagi dengan istrimu"
"Pa! Katakan padaku kemana istriku pergi" teriak Axel.
Papa yang sudah hampir sampai di tangga, dia menghentikan langkah kakinya. Menoleh pada anaknya. "Mungkin dia sengaja pergi karena sadar jika kamu akan menjadi milik orang lain. Lagian memang sudah habis waktu untuk dia terus bersamamu"
Kedua tangan Axel mengepal erat di sisi tubuhnya. Ucapan Papa benar-benar membuatnya begitu marah. JIka tidak ingat jika pria di depannya ini adalah Ayah kandungnya, mungkin dia sudah melayangkan pukulan di wajahnya itu.
"Aku tidak akan pernah mau menikah dengan siapapun lagi! Karena aku hanya akan menikah sekali saja, dan itu bersama istriku sekarang!" tekan Axel.
Lagi, Papa hanya tersenyum penuh arti ketika dia melihat anaknya yang berlalu dengan kemarahan. "Kita lihat saja nanti. Karena kau sudah tidak punya pilihan lain"
*
"Tuan Muda, tunggu sebentar" teriak Derry.
Axel yang sudah ingin masuk ke dalam mobilnya, langsung berhenti saat mendengar teriakan dari Sekretaris Ayahnya itu. Dia berbalik dan menatap Derry dengan tajam. Kemarahannya masih belum reda.
"Saya minta maaf karena tidak bisa mencegah semuanya. Tapi, saya bisa membawa anda untuk bertemu dengan istri anda" ucap Derry.
Axel langsung terdiam dengan cukup terkejut. Ternyata Derry masih memihaknya, setelah selama ini dia menjadi penurut pada Papa.
"Dimana? Kau harus membawaku kesana"
Derry mengangguk, dia sedikit celingukan sebelum masuk ke dalam mobil Axel. Yang jelas tidak boleh ada yang melihat dia pergi bersama Tuan Muda di rumah ini tanpa perintah dari Pak Ketua. Tapi sekarang, Derry benar-benar kasihan pada sahabatnya yang dulu sering membantunya. Sehingga dia mempunyai pekerjaan dengan Ayahnya dan juga bisa memiliki kehidupan lebih baik sekarang.
Axel hanya mengikuti arah petunjuk Derry, sampai mereka tiba di depan sebuah ruko dua lantai yang cukup sederhana pinggir jalan ini. Axel menoleh dan menatap pada Derry dengan kebingungan.
"Dia tinggal disini?" tanya Axel.
Derry menggeleng pelan, sebenarnya dia tidak bisa terlalu banyak menjelaskan. Karena dia tahu hal ini seharusnya dilakukan oleh Reni sendiri. Biarkan dia yang menjelaskan semuanya pada suaminya ini.
"Sebenarnya selama ini istri anda bekerja disini"
Ucapan Derry sudah cukup membuatnya mengerti. Namun amarah dalam dirinya semakin bertambah sekarang. Merasa jika sang istri telah banyak membohonginya. Belum lagi tentang pil kontrasepsi yang dia temukan semalam, dan sekarang ternyata masih ada kebohongan lain yang dilakukan istrinya.
Derry menepuk bahu Axel, kali ini bukan sebagai bawahan pada Tuannya. Tapi sebagai teman. "Pergilah dan kau tanyakan sendiri pada istrimu. Minta penjelasan padanya"
"Terima kasih sudah mengantarku kesini"
Akhirnya Derry kembali ke rumah orang tua Axel dengan menggunakan taksi. Ketika sudah sampai disana dia langsung disambut oleh tatapan tajam Pak Ketua.
"Kau mulai berkhianat padaku! Apa kau akan membantu anak yang terus membantah pada orang tuanya?!"
Derry terdiam dengan kepala menunduk, dia hanya bisa mengucapkan maaf saat ini. "Saya hanya ingin Tuan Muda tahu jika istrinya memang bekerja selama ini dibelakangnya"
"Jangan pernah sekali lagi kau mengkhianatiku! Karena semua orang yang tidak menuruti perintahku maka akan hancur!"
Entah ancaman itu sebenarnya untuk siapa. Karena sepertinya itu tertuju pada anaknya yang selama ini terus membantah. Hingga sekarang Papa mulai bertindak dan tidak akan membiarkan Axel terus bersama wanita yang tidak dia restui untuk bersama anaknya.
Derry hanya diam, dia mengerti jika Pak Ketua tidak akan mudah menyerah dalam hal ini. Dia akan terus melakukan berbagai cara untuk bisa memisahkan anaknya dan menantunya itu.
"Kau jelas tahu bagaimana kejadiannya. Apapun yang terjadi, Axel tetap harus menikahi Avinna. Semuanya sudah ada dalam perjanjian. Dan aku tidak mungkin mengingkari itu. Derry, kau harus mengerti keadaan dan posisiku saat ini!"
Derry mengangguk saja, karena dia juga tahu jika saat ini dia tidak bisa melakukan apapun. "Baik Tuan, saya akan berusaha membantu anda"
Maafkan aku, Tuan Muda. Tapi aku juga tidak bisa melakukan apapun saat ini.
Sebuah perasaan yang Derry pun tidak menyukainya. Perasaan bersalah, namun dia tidak bisa melakukan apapun. Hanya bisa menuruti semua yang diperintahkan karena seolah semuanya memang sudah di atur seperti ini.
Bersambung
Ngak ada extrapart gitu kak 😁😁😁
lanjut kak semangat 💪💪💪