Nadiva, biasa di panggil Diva adalah gadis manis berusia dua puluh satu tahun yang saat ini masih menjadi mahasiswi semester enam sebuah universitas kesehatan di kota nya.
Kehidupan aman tentram Diva berubah menjadi lebih berwarna setelah memiliki tetangga seorang duda yang di tinggal meninggal istri nya saat melahirkan anak nya. Duda berusia tiga puluh tiga tahun itu bernama Randika Immanuel, memiliki seorang anak perempuan berusia enam tahun yang bernama Cinta.
Sejak awal bertemu Diva, Cinta sudah menyematkan kata Bunda sebagai panggilan kesayangan Cinta buat Diva.
Bagaimana kah kisah Diva dalam menghadapi aneka ulah Cinta yang selalu menginginkan Diva menjadi Ibu nya, sementara Diva sendiri tidak menyukai Ayah Cinta yang terkesan bersikap arogan?.
"Ayah hitung sampai tiga. Kalau ndak mau bangun Ayah gendong kaya karung beras nih!" Ancam Dika yang tak jua di tanggapi oleh Cinta. Hingga ....
"Cinta Oh Cinta ..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choco 33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Alasan Di Balik Hilang nya Cinta
Kaku Dika melangkah dengan lunglai masuki kediaman nya. Sudah hampir seminggu ini keberadaan Cinta masih di sembunyikan oleh pihak keluarga Almarhumah Shanum.
Ancaman akan melaporkan tindakan penculikan, diabaikan oleh pihak keluarga Almarhumah Shanum, bahkan Mereka mengancam akan melakukan hal yang buruk kepada Cinta kalau Dika sampai nekat melaporkan perihal Cinta yang saat ini tengah di sekap pihak keluarga Almarhumah Shanum.
Dika sendiri menyimpan rapat rapat keberadaan Cinta yang saat ini berada di tangan keluarga Almarhumah Shanum dari Diva dan keluarga nya. karena Dika merasa masalah ini adalah masalah nya dengan keluarga Almarhumah Shanum, dan Cinta sebagai orang luar tidak berhak turut campur dalam masalah ini.
Namun semakin hari pihak keluarga Almarhumah Shanum semakin memaksa Dika untuk segera menikahi Shakirra, entah mengapa Dika justru merasa ada hal lain yang di sembunyikan oleh keluarga Almarhumah Shanum yang terus menerus memaksa pernikahan Dika dan Shakirra dengan alasan agar hak asuh Cinta tetap berada dalam keluarga Almarhumah Shanum.
"Apa lagi yang Kamu sembunyikan selain asal usul Cinta, Sha?". Dika menarik nafas pelan dan menghembuskan nya dengan lelah seraya menatap kelam nya langit malam.
Dalam keheningan malam yang semakin larut, Dika yang saat ini tengah berada di dalam kamar Cinta, mendengar suara isak tangis dari dalam kamar Diva.
Walaupun pelan di sepertiga malam, Dika masih dapat mendengar lantunan doa yang meminta kepada Sang Ilahi agar Cinta bisa segera di ketemukan dan berkumpul kembali.
Seulas senyuman Dika terukir mana kala ada sebait permohonan dalam bentuk doa dan janji yang di ucapkan Diva dan akan di kabulkan oleh Diva jika Sang Ilahi mengabulkan permohonan nya tersebut.
"Aku mendengar permohonan yang kelak akan Allah kabulkan!". Bisik Dika membalas meng Aamin kan permohonan Diva kepada Sang Pemilik Kehidupan.
Setelah memikirkan dengan sangat matang, Dika pun akhir nya menemui Diva dan keluarga nya guna meminta solusi terbaik agar keluarga Almarhumah Shanum bisa segera memperlihatkan keberadaan Cinta.
Tak ingin masalah ini menjadi buah bibir tetangga yang lain, Dika pun meminta kepada Keluarga Diva agar bisa merahasiakan permasalahan hilang nya Cinta, yang ternyata justru keberadaan nya di sembunyikan oleh pihak keluarga Almarhumah Shanum sendiri.
"Jadi maksud Mas Dika, Cinta di culik oleh keluarga Almarhumah Mbak Shanum?". Dika mengangguki pertanyaan Diva.
"Kamu yakin, kalau Cinta ada di tangan Mereka?". Pak Hasan melontarkan pertanyaan setelah sedari awal kedatangan Dika hanya menyimak apa yang di sampaikan Dika mengenai keberadaan Cinta saat ini.
"Gila!". Sentak Diva kesal.
Diva tak habis pikir dengan apa yang telah di lakukan oleh keluarga Almarhumah Shanum, menculik keluarga nya sendiri.
"Kamu udah liat kalau Cinta ada sama mereka, Mas?". Tanya Diva yang di balas Dika dengan gelengan kepala.
"Bodoh!". Diva memukul kencang bahu Dika hingga membuat kedua orang tua nya terkejut bahkan Dika langsung memekik kesakitan akibat pukulan Diva.
"Kamu percaya aja kalau Cinta ada ditangan mereka, tanpa Kamu melihat benar atau tidak?". Dika meringis kecil melihat wajah amarah Diva yang tengah duduk di samping nya, dan tengah menatap nya dengan tatapan tajam, saat tampa sengaja Dika mengalihkan pandangan nya ke arah Diva.
"Mereka mengatakan kalau Cinta ada bersama Mereka dengan aman tanpa kurang satu apa pun".
Diva semakin menatap Dika dengan tajam.
"Hubungi mereka. Minta mereka membiarkan Cinta bicara, baru Aku percaya kalau Cinta berada di tangan Mereka!". Ujar Diva memaksa Dika menghubungi keluarga Almarhumah Shanum.
"Mereka tidak mengizinkan Mas berbicara dengan Cinta, sebelum Mas mengiyakan keinginan mereka menikahi Mas dan Shakirra!". Dika membalas ucapan Diva dengan lirih.
"Kalau begitu kabulkan permintaan mereka. Nikahi Shakirra, dan Cinta akan di kembalikan oleh mereka!". Kedua bola mata Dika membulat dengan sempurna selepas Diva berucap.
"Enak aja Kamu bilang. Dari dulu sampai nanti, Mas nggak akan mau menikahi Shakirra. Lagi pula mana mau Cinta memiliki Bunda seperti Shakirra!". Balas ucapan Dika.
"Lagipula Kamu juga tau sendiri, siapa orang yang Cinta harapkan menjadi Bunda nya. Dan itu bukanlah Shakirra ataupun wanita lain nya!".
Diva melirik kearah Ayah Hasan, yang mulai berubah rona wajah nya, namun rona wajah itu perlahan memudar saat Bu Tantri mengusapi lembut lengan Ayah Hasan, hingga Ayah Hasan pun hanya bisa menghela nafas pelan seraya melihat kearah Dika yang tengah menatap Diva penuh harap, sedangkan Diva terlihat menundukkan kepala nya dalam-dalam saat tadi sempat bersitatap dengan Ayah Hasan.
"Berpura-pura dulu lah, Kamu menyetujui permintaan mereka. Setelah dipastikan Cinta ada bersama Mereka. Baru kita bahas langkah selanjutnya!". Ucapan tegas Pak Hasan, akhir nya di setujui oleh Dika yang langsung menghubungi Papa Kael.
"Loud speaker!". Bisik Diva saat terdengar bunyi klik di HP Dika sebelum terdengar suara dari seberang.
"Halo. Bagaimana?. Apa Kamu sudah memikirkan apa permintaan Kami?".
Kedua telapak tangan Diva terkepal menahan amarah, namun sebisa mungkin Dia harus menahan amarah nya dan lebih memilih diam, menyimak perbincangan yang akan terjadi antara Dika dan Papa Kael.
"Biarkan, Saya mendengar suara Cinta terlebih dahulu, agar Saya yakin kalau Cinta berada bersama Anda!"
Tawa Papa Kael terdengar, lalu terdengar suara Papa Kael meminta Mama Jess membawa Cinta.
"Video Call!". Pinta Dika saat mendengar suara Cinta tengah menangis kecil, namun di paksa suruh diam oleh Mama Jess.
"Cukup dengar saja, toh Kamu juga sudah hafal kan dengan suara anak Shanum?". Tawa mengejek Papa Kael membuat Diva semakin meradang. Bu Tantri dan Pak Hasan segera menarik tubuh Diva menjauhi Dika dengan sigap Bu Tantri langsung membekap mulut Diva, saat gadis itu akan berteriak.
Pak Hasan meminta Diva agar tenang dan diam, cukup mendengarkan hingga perbincangan Dika dan Papa Kael selesai.
"Ayah_". Rengekan dari seberang itu membuat Diva berontak dan ingin berteriak namun melihat Sang Ayah yang sudah membulatkan mata nya membuat Diva hanya bisa mendengar suara rintihan Cinta dengan menahan amarah juga rasa sedih nya.
"Iya Neng. Ini Ayah. Cinta baik-baik saja?". Dika mencoba meredakan amarah nya saat mulai berbicara dengan Cinta.
"Cinta mau pulang. Kangen sama Ayah juga Bunda Diva, hiks hiks hiks". Ucap Cinta lirih, yang membuat Mama Jess pun berteriak kepada Cinta hingga terdengar oleh Dika.
"Diva itu bukan Bunda Kamu!. Bunda Kamu itu Shanum, dan dia sudah di dalam kubur!". Bentakan Mama Jess yang terdengar itu membuat Dika pun kesal.
Diva dan keluarga nya pun tak kalah kesal mendengar ucapan Mama Jess kepada Cinta, hingga membuat tangisan Cinta pun terdengar.
"Cukup!. Baiklah kalau memang itu yang kalian inginkan. Kapan Kalian akan menikahkan Saya dengan Shakirra?. Tapi saat pernikahan itu terjadi, Saya ingin Cinta ada di samping Saya, atau pernikahan itu tidak akan pernah terjadi sama sekali!".