Menurut cerita para tetua, jika menjadi pendamping pengantin lebih dari 3 kali, akan sulit mendapatkan jodoh. Akan kah Lia mengalaminya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
" He..he..kamu bisa aja. Itu mah urusan anak muda, ngapain om sama papamu ikut campur kecuali menyangkut restu, itu baru urusan orang tua. “ ucap pak Bara.
“ Lia itu masih sendiri, sejauh ini om belum pernah dengar dia punya pacar. Orangnya agak tertutup. Di kantor pun hanya berteman gitu aja dengan sesama karyawan, gak ada yang dekat banget. Dia tinggal di kontrakan dekat kantor. Kalo keluarganya ada di luar kota, hanya sebagai karyawan biasa. Orangnya sebenarnya cantik, tapi kesehariannya di kantor hanya dandan minimalis jadi keliatan cantik natural biasa tapi liat aja kalo sudah di make up seperti kemarin, pangling kan. “ jelas pak Bara.
“ Btw, apa kamu pernah kenal Lia sebelumnya? “ tanya pak Bara.
“ Bukan kenal sih om cuma kebetulan ketemu dekat kantor om tempo hari, gak sengaja dia nabrak saya, sepertinya jalan sambil melamun. Tapi waktu itu gak sempat kenalan, dia buru-buru pergi. Ketemu lagi pas kemarin di pesta putri om. Jadi saya coba tanya tentang Lia kemarin ke Betty. “ jelas Dava.
“ Ya, kalo kamu ada rasa sama dia dan niat mendekati, coba aja. Tapi om minta jangan kecewakan dia. “ saran pak Bara.
“ Baik om. Aku akan usahakan. “ ucap Dava.
Makan siang pun selesai, kedua pengusaha beda usia itu kembali ke kantor masing-masing.
Jumat sore, ketika jam pulang kerja hampir tiba, Dava sengaja berencana menjemput Lia ke kantornya.
“ Apa bisa ketemu dengan ibu Lia, sekretaris pak Bara, mbak? “ sapa Dava pada resepsionis di lobi.
“ Sebentar saya hubungi dulu ya pak. Maaf dengan bapak siapa? “ tanya resepsionis.
“ Saya dengan Dava. “ jawab Dava.
Kemudian resepsionis menghubungi Lia.
“ Mbak Lia, ada pak Dava ingin ketemu dengan mbak. “ kata resepsionis.
“ Dava... siapa ya? “ tanya Lia dalam hati.
“ Baik, saya akan ke lobi, mohon tunggu. “ jawab Lia.
Lia yakin menerima Dava sebagai tamu karna dia pikir Dava adalah utusan dari perusahaan lain untuk urusan pekerjaan.
Setibanya di lobi, Lia hanya melihat seorang pria yang mirip dengan laki-laki yang ditabraknya malam itu dan juga orang yang sama dengan yang menjadi pendamping pengantin saat acara putri atasannya.
“ Mbak Lia, itu pak Dava yang ingin ketemu dengan mbak. “ ucap resepsionis sambil menunjuk ke arah Dava ketika melihat Lia terdiam sesaat dekat meja resepsionis.
“ Oh... terima kasih ya. “ ucap Lia.
Kemudian Lia menghampiri Dava yang berada di ujung lobi sambil memainkan ponselnya.
“ Permisi, maaf, apa anda pak Dava. “ tanya Lia.
Seketika Dava memasukkan ponsel ke dalam saku celananya dan menoleh ke arah Lia.
“ Iya, saya Dava. Saya ingin bertemu denganmu, apa kamu ada waktu? Ini bukan urusan pekerjaan tapi urusan pribadi. “ jelas Dava.
“ Maaf jika boleh tau, mengenai apa ya? “ tanya Lia ragu.
“ Ada yang ingin aku bicarakan tapi tidak di sini. “ ucap Dava.
“ Kamu tidak perlu takut, saya kenal kok dengan pak Bara, atasanmu jika saya bertindak yang tidak sesuai. “ lanjut Dava seperti membaca keraguan dalam hati Lia.
“ Baiklah kalau begitu, boleh tunggu sebentar, saya absen dulu dan mengambil tas. “ ujar Lia.
“ Silahkan, saya tunggu di sini saja. “ kata Dava.
Kemudian Lia berlalu meninggalkan Dava sambil bertanya dalam hati,
" Ada perlu apa ya dia pengen ketemu? Kan kayaknya aku gak pernah ada masalah dengan dia. “