Perjuangan Cinta Pemuda Korea Utara

Ketika dia berbicara dengan Thomas lagi, suara Minho terdengar tegas dan terkendali—dan semakin menakutkan karenanya. “Kamu punya hak untuk marah, dan terluka, aku akan memberikan itu padamu. Tapi aku tidak akan membiarkan Xulan terbelit masalah ini…. “ ucap minho.

“Tidak, tentu saja tanpa istri saya sendiri, saya tidak dapat membayangkannya.” Jawab tegas Thomas.

Aku berusaha keras untuk mendengarnya, berharap pengurangan volume berarti Thomas menjadi lebih tenang dan bukannya menjadi lebih bersemangat.

Tiba-tiba Minho menegang, tangannya menjauh dariku. “Tidak, aku tidak akan senang jika kamu membawanya lari. Meski begitu, bukan dia yang akan kamu lawan….” Bentak Minho pada thomas.

Pandangannya menyempit saat dia mendengarkan.

Kemudian Minho duduk di hadapanku, meletakkan telepon di atas meja, dan menyalakan pengeras suara.

Suara thomas memenuhi udara. “Xulan?”

Aku menarik napas dalam-dalam dan gemetar, lalu meremas tangan yang diulurkan Minho kepadaku. “Ya, aku di sini, thomas.”

Sayang…” Dia juga menarik napas dalam-dalam. “Jangan marah, oke? Saya hanya… Saya harus membiarkan hal ini meresap. Saya tidak menyangka hal ini dan… Saya harus memikirkannya dalam kepala saya. Bisakah kita bicara nanti malam?

Mendengar itu minho langsung menatap tajam kearahku. Lalu aku menjawab “Ya, tentu saja."

"Bagus." Dia berhenti.

"Aku mencintaimu minho." Suara air mataku terdengar dari suaraku dan Minho mendekatkan kursinya, pahanya menempel di pahaku.

Sungguh menakjubkan betapa besarnya kekuatan yang saya peroleh darinya, betapa lega rasanya memiliki dia untuk bersandar.

Dan saya harus cukup kuat untuk mengakui ketika saya membutuhkannya.

Aku juga mencintaimu, sayang,”jawab minho, dengan nada kesakitan dan kesedihan yang menusuk hatiku.

“Aku akan meneleponmu nanti.” Potong thomas sembari meninggalkan tempat itu.

"Oke. Aku—” Apa lagi yang bisa kukatakan? Saya bingung bagaimana cara memperbaikinya. "Selamat tinggal." Jawabku.

Minho lalu meraih tanganku yang gemetar. Matanya terpaku padaku, esnya mencair menjadi kelembutan. “Kamu tidak akan malu. Apakah itu jelas?"ucap minho padaku.

Aku mengangguk. “Tidak.”

Dia menangkup wajahku, ibu jarinya mengusap air mataku. “Aku tidak tega melihatmu menangis, Malaikat.”

Aku memaksakan kembali sakit hati yang berkepanjangan, mendorongnya ke sudut dimana aku akan mengatasinya nanti.

Dia menangkap pinggulku dan menarikku lebih dekat.

“Kamu bisa saja mengirim pesan.”

"Ah." Bayangan senyumannya membuat denyut nadiku berdebar kencang. “Tapi itu tidak cukup.”

Minho menarikku ke pangkuannya dan menciumku tanpa alasan.

Dan minho berdiri dari kursinya yang hendak berangkat meeting.

Ia Berhenti perlahan di dekat pintu, aku membiarkan minho keluar terlebih dahulu. Semburan panas lembab menerpaku ketika aku bergabung dengannya di, membawa kabut keringat seketika ke kulitku. Ada kalanya aku ragu apakah aku bisa terbiasa dengan kelembapan udara, tapi aku menganggapnya sebagai salah satu biaya hidup di kota

Musim semi sangat indah dan saya tahu musim gugur juga akan begitu indah. Waktu yang tepat dalam setahun untuk memperbarui sumpahku dengan pria yang memiliki hati dan jiwaku.

Saat malam hari nya aku menemui thomas di sebuah restoran berlantai atas yang terbuka dan terlihat jelas langitan yang gelap tanpa bintang dan bulan yang mengecil.

Thomas sampai setelah beberapa menit aku duduk, ia langsung mencium ku tanpa alasan, namun ak mengelak dan mendorongnya.

“Kenapa, aku adalah suami mu, dan kita masih ikatan pasangan” ucap thomas.

Aku hanya terdiam dan merasa bersalah, namun ketakutan yang telah di perbuat thomas pada ku lebih besar dari cinta ku pada nya sekarang.

“Sepertinya tempat ini tidak cocok untuk kita” ucap thomas sambil menarik tangan ku mengiring aku bersama nya “apa..,kemana akan kamu bawa aku” ucap ku yang panik, takut ia akan melakukan hal buruk yang terjadi sebelumnya.

Ia terus mengiring ku, dan tiba sampai ke sebuah kamar di lantai basah restoran itu, ia menutup pintu dan membuka bajunya sambil ingin mencium bibir ku yang basah, namun aku terus mengelak dari nya sampai ketika ia kehilangan kendali dan memaksa berhubungan dengan ku “sudah lama bukan, seorang suami tidak di layani istri” ucap thomas dengan mata menakutkan.

Thomas lantas melanjutkan mencium bibirku dengan penuh gairah dan melahap ke dalam mulut ku yang basah.

Aku hanya terdiam kaku, merasa ragu tapi takut, di sisi lain ia masih suami ku, ia membelai lembut tubuh indahku dan memainkan ku sepanjang malam, saat paginya aku berada di pelukan thomas tanpa sehelai pun pakaian dan hanya di lapisi selimit putih tebal.

Saat menatap kearah thomas aku merasakan kelembapan sekujur tubuh nya dan benar saja bercakan darah membasahi selimut putih yang tebal itu.

“Thomas, apa yang terjadi dengan mu” teriak ku

Thomas yang dipenuhi lumuran darah du tubuhnya,aku membuka selimut itu dan melihat tusukan dan tusukan yang di tancapkan ke perut thomas.

Aku terkejut dan manangis histeris dengan ketakutan, aku langsung terduduk di sudut sembari memeluk tubuhku yang gemetaran tak kuasa melihat banyak darah di depanku, aku meringih kepanikan yang membelenggu di diri ku.

Dan tiba tiba pintu terbuka, minho memasuki ruangan dan langsung memegang pipi ku dengan lembut, “tidak apa” mendengar itu aku memeluk minho sembari menangis di pelukannya dan meminto maaf mengecewakannya.

Dua hari setelah nya aku baru tau minho lah yang membunuh thomas. Namun aku tidak tau mengapa minho berada di tempat itu, bukannya minho sedang perjalanan untuk rapat bersama rekan bisnis nya.

pikiranku dipenuhi kenangan akan aromanya dan perasaannya di bawah tanganku. Tawa serak yang membuat saya gembira dan amarah yang membara yang mengguncang saya adalah kenangan mendalam. Segala sesuatu dalam diriku terasa hidup, gelombang energi dan kesadaran yang aku rasakan hanya saat aku bersamanya.

Kami pun pergi makan romantis dengan minho setelah suami yang kami lewati, sesaat sampai di restoran itu terdengar suara menanggil nama minho dari belakang.

“Halo thomas, halo xulan”

Dia adalah megan wanita yang di cintai thomas dan memiliki hubungan dengan thomas walau kami sudah menikah.

Megan yang tidak tau malu itu bergabung dan mengacaukan suasana romantis kami, ia duduk di sebalah thomas dan memperlihatkan beberapa foto dari hp nya.

Minho penasaran Sambil membungkuk, dia melihat foto itu, lalu ke arahku. Harapannya nyata, seolah-olah ada pencerahan besar yang seharusnya menyadarkan saya.

“Demi Tuhan. Aku bahkan tidak ingat siapa yang mengambil foto itu atau di mana kami berada saat itu, dan itu tidak masalah.

“Apa yang kamu harapkan dari foto-foto ini, megan?”ucap panik minho

“Kita bercinta pada malam itu” jawab megan sambil menatap tajam kearah ku.

“Tidak, ini hanya salah faham aku bisa jelaskan” jawab minho.

“Lalu kenapa kamu menjadi begitu kesal? Kamu tidak acuh,minho” ucap megan pada minho.

Tidak, aku kesal. Ini hanya membuat saya lebih menghargai apa yang saya miliki dengan xulan” jawab minho.

Minho mengetahui bahwa itu pasti akan menyakiti ku tidak membuatku merasa sentimental tentang masa lalu.

“Ini adalah perpisahan terakhir kita,megan.” Ucap minho.

Aku menahan pandangannya, memastikan dia melihat tekadku. “Jika Anda kembali ke sini, keamanan tidak akan membiarkan Anda lewat.”

“Saya tidak akan kembali. Jawab megan sambil meninggal mereka.

Scott berbunyi bip dan minho mengangkat telepon. "Ya?"

“Nona Tramell ada di sini untukmu.”

Minho bersandar ke meja lagi, mengetuk tombol yang membuka pintu Sesaat kemudian.

Akankah tiba saatnya ketika aku melihatnya dan tidak merasakan bumi bergeser di bawah kakiku?

Dia tiba-tiba berhenti, memberiku kesenangan saat melihatnya.

Next