NovelToon NovelToon
Dinikahi Dosen Galak

Dinikahi Dosen Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rini Handayani

Menikah dengan dosen sendiri?
Cinta Aida tidak pernah menyangka lelaki yang dijodohkan kedua orang tuanya adalah lelaki yang selamat setahun lebih dia benci. Bagaimana tidak, setiap kali dia melakukan kesalahan di kampus, hukuman yang diterima sangat tidak masuk akal. Namun ternyata pak dosen yang dia benci adalah calon suaminya sendiri.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akankah cinta tumbuh di hati keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

"Aida, dimakan makanannya,"ucap Lesti pada anaknya yang justru termenung di depan meja makan. "Aida, nggak baik melamun di depan makanan. Nggak sopan, kamu ngerti kan? Mami dan Papi nggak pernah ngajarin kamu begitu."

Aida menghela nafas panjang, entah mengapa pikirannya tidak tenang dan tertuju pada lelaki lain. Dia tahu semua itu adalah dosa, karena sekarang dia sudah memiliki suami, tapi pernikahannya sekarang bukan keinginannya.

"Aida!"tegur Lesti yang belum juga mendapat tanggapan dari anaknya. "Aida! Kamu dengar omongan Mami nggak sih?"

Aida tetap diam, termenung seolah tak ada siapapun di dekatnya.

Raditya hanya memijat kening melihat istrinya dia mematung. "Ternyata Aida memang tuli, bukan pura-pura tuli. Bukan cuma di kelas, di rumah juga dia begini,"gumam dosen tersebut. "Untung cantik, untung juga udah jadi istri Raditya dosen paling tampan se-jakarta," kekehnya.

"Aida!"Resti mulai kehabisan kesabaran. "Aida Gestiana! Kamu dengar Mami nggak? Kamu nggak tuli kan?"

"Eh, i-iya,Mi? Kenapa?"Aida terkejut langsung menatap Ibunya. "Maaf Mi, maaf."

"Dimakan makananmu, jangan melamun di depan makanan. Pamali!"ucap Lesti. "Habiskan makananmu! Kalau lelah istirahat di kamar setelah makan malam."

"Iya,Mi. Maaf."

Raditya melirik, tak pernah sekalipun melewatkan perhatian dan pandangannya pada sang istri yang duduk di samping kiri. Selain cantik, bagi Raditya Aida itu sangat spesial.

"Habiskan makananmu, setelah makan kita ke kamar,"musik Raditya terkekeh.

"Aku mau tidur di kamar Mami,"ucap Aida mendengus kesal.

"Mami nggak akan mengizinkan kamu tidur di kamarnya,"balas Raditya.

"Loh? Kenapa? Aku biasa kok tidur di kamar Mami,"ucap Aida menatap Raditya.

"Karena kamu harus melayani suami kamu di kamar. Kamu mau, saya mencari kenikmatan di luar? Menyebar benih di rahim wanita lain?"tanya Raditya, berharap jawaban tidak yang didengar, tetapi ternyata.....

"Silakan, emang saya pikirin,"jawab Aida santai. "Bapak berhak mencari kebahagiaan dengan wanita manapun!"

Raditya mendengus kesal. "Lihat aja dalam 3 bulan, kamu pasti akan mengejar ngejar saya."

"PD banget? Emang Bapak maling saya kejar-kejar?"celetuk Aida.

Raditya meletakkan sendok lalu mengubah posisi duduk menghadap Aida. "Kamu tahu nggak saya ini siapa?"

Aida menghela nafas, habis sudah kesabarannya karena ulah Raditya. "Saya tahu siapa Bapak. Bapak itu dosen galak di kampus yang biasanya menghukum saya dengan cara tidak biasa dan saya membenci Anda sejak saya kuliah di universitas itu!"

Deg!

Raditya terdiam, kembali menghadap ke meja makan. "Saya ini suami kamu,"gumamnya pelan.

Aida tak memperdulikan. Dan sekarang Raditya tidak bisa berkata apapun selain melirik Aida.

"Kalian berdua kenapa sih? Kok berantem terus? Bisa nggak akur sebentar aja?"ucap Lesti.

"Nggak bisa!"jawab Aida dan Raditya berbarengan.

Aida menatap Raditya, pun dengan dosen tampan itu.

Setelah sekian menit, keduanya kembali membuang muka.

Lesti tersenyum. "Hati-hati, dari benci nanti jadi bucin,"ledeknya.

"Ihh, amit-amit,"balas Aida sembari mengendikkan bahu berkali-kali.

Raditya menghabiskan makanan di piring dengan cepat lalu berdiri. "Mi, aku ke kamar duluan.Banyak tugas yang lupa aku kerjakan."

"Loh, ini udah malam masa masih kerja? Emang kamu bawa perlengkapan pekerjaan kamu?"Lesti menatap menantunya yang bertubuh tinggi.

"Aku bawa semua tugasnya. Aku duluan ya, Mi,"pamit Raditya. Lelaki berwajah tampan yang memiliki rahang tegas, hidung mancung dan alis mata tebal itu berjalan ke kamarnya.

"Iya,"balas Lesti.

Tinggallah Aida dan Lesti di ruang makan.

"Mami dengar kamu dan Raditya belum melakukan malam pertama?"tanya Lesti to the point.

Aida hanya diam.

"Kamu tahu kan tugas seorang istri itu apa? Jangan sampai kamu dosa karena sudah mengabaikan suamimu sendiri. Dia berhak mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan. Kamu itu sudah menikah dengannya, sudah seharusnya kamu memberikan malam pertama itu. Apalagi Papa mertuamu sangat menambahkan seorang cucu, Mami dan Papi juga,"tutur Lesti.

Aida tetap bergeming.

"Dosa besar kalau kamu belum bisa melayani suamimu....."

"Mi, please. Jangan memaksaku terus menerus! Aku sudah mau menerima perjodohan ini, ya udah. Apalagi yang mami inginkan? Soal malam pertama, aku memang belum siap dan Pak Raditya juga tidak memaksa!"balas Aida memotong ucapan ibunya.

Lesti menghela nafas panjang. "Mami tidak pernah memaksa, sayang. Mami hanya ingin yang terbaik untuk kamu, dan Mami nggak mau kamu berdosa Karena kamu belum melayani suamimu itu."

Aida melepas sendok dengan kasar. "Aku belum siap, dan aku sudah mengatakan itu pada Pak Radit, kalau dia ingin mencari wanita lain untuk memenuhi kebutuhan ranjang, silakan saja. Aku ikhlas kalaupun aku harus dimadu."

"Astagfirullah, Aida. Kok kamu ngomong begitu? Ucapan adalah doa, Aida. Sekarang kamu tarik ucapan itu,"cecar Lesti. "Mana ada wanita yang sanggup diduakan? Jangan asal bicara kamu!"

Aida menatap ibunya. "Aku nggak pernah mempermasalahkan kalaupun Pak Radit mau menikah lagi dengan 10 wanita sekalipun!"tegasnya.

Lesti memijat kerutan kening. "Jangan sampai kamu menyesal dengan ucapanmu itu! Kamu tidak tahu rasanya diduakan. Sakit, dan Mami yakin kamu nggak akan sanggup."

Aida berdiri dari kursi. "Aku nggak peduli, istri aku senang kalau Pak Radit menikah lagi. Atau aku saja yang menjadikan jodoh untuknya."Ia berjalan meninggalkan ruang makan.

Lesti menatap anaknya hingga hilang dari pandangan. "Ya Allah, semoga Raditya tidak menanggapi ucapan istrinya itu. Semoga Raditya tetap setia pada Aida,"harap Lesti.

Dia sadar dia bukan orang tua yang baik yang bisa menomorsatukan perasaan anaknya. Namun dia masih yakin kalau Raditya adalah lelaki baik yang bisa membahagiakan anaknya.

...****************...

Para pemuda-pemudi masih meramaikan arena balap yang diikuti oleh 6 orang pembalap muda.

"Gue yakin Aldo bakalan menang, siap-siap Geng Laskar akan ditakuti oleh para pemimpin Geng lain,"ucap seorang lelaki muda yang mengenakan jaket hitam dan celana jeans panjang robek-robek.

"Udah pasti Aldo yang menang. Selama berapa tahun ini kan Aldo yang menjuarai balapan,"balas temannya.

Mendengar itu Alex yang berada tak jauh dari mereka, tersenyum sinis. "Bos kalian itu menang setelah Edo keluar dari Geng Pandawa. Andai saja Edo nggak pernah keluar dari Geng Pandawa, gue yakin nama besar Pandawa masih tetap menjadi nomor satu di antara Geng ecek-ecek kayak kalian."

"Belum tahu aja dia, kemampuan Edo enggak berubah walaupun udah lama dia berhenti balapan,"sambung Kenzo.

"Cih! Bilang aja Lo semua takut bos Lo dikalahin sama bos gue,"balas lelaki tersebut dengan nada tinggi.

Alex mengepalkan tinjauan ke samping. "Brengsek!"umpatnya.

"Jangan terbawa emosi, kita lihat aja gimana malunya mereka pas Aldo dikalahkan sama Edo,"ucap Kenzo memegang dada Alex.

Dengan kesal dia mengibaskan jaket kulit hitamnya lalu berpindah tempat, menjauh dari tiga lelaki yang membuat emosi.

"Kalau Edo menang, kita patungan buat nambahin uang hadiahnya, gimana?"usul Kenzo lelaki yang lebih kaya dari Rio dan Alex.

"Ide bagus,"jawab Alex.

Mereka memang terlahir dari keluarga berada. Ayah Kenzo adalah pengusaha perhiasan emas dan berlian, ayah Alex adalah pemilik beberapa penginapan di kota besar. Sedangkan ayah dari Rio pemilik restoran yang membuka cabang di beberapa tempat.

"Wuuu! Aldo! Ayo Lo pasti menang!"seru penonton.

"Aldo! Aldo! Aldo!"seru para wanita yang berdiri di atas trotoar.

"Edo! Akhhhh! Edo ganteng. Ayo Lo pasti menang!"teriakan histeris para penonton wanita-wanita muda.

CIITT!

BRUKK!

Aakkhh!

Suara teriakan histeris terdengar saat melihat salah satu pembalap tersungkur ke atas aspal.

"Siapa itu? Edo? Atau Aldo?"panik orang-orang berlari mendekati pembalap tersebut.

Tersisa 5 pembalap yang masih melanjutkan balapan motor.

1
Pichaacha
aaaahhhh..... sesak thor huhuhu
Pichaacha
pen ngakak tpi kasian 😭, semangat pak! wkwkwk
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
doubel up
Reni Anjarwani
doubel up thor
Isti Nasa
Luar biasa
Isti Nasa
astaga.... seru sekali 😆😆❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Syafrudin Manggapa
ceritanya ngegantung bikin penasaran
Nina Herlina
lanjutkan thor
Rita Riau
dosen galak bertemu siswi tengil,, cocok dah 🤭😬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!