NovelToon NovelToon
PANGERAN PENDEKAR NAGA

PANGERAN PENDEKAR NAGA

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Dan budidaya abadi / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:5.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: adicipto

Song Lin Qian adalah Seorang pangeran yang terasingkan sejak masih kecil, dia harus menjalani kehidupan yang keras di dunia luar untuk mencari tahu akan jati dirinya yang sebenarnya.


Dengan berbekalkan jepit rambut peninggalan mendiang sang ibu, Song Lin Qian yang diasuh oleh sepasang pendekar suami-istri akhirnya turun gunung, dan demi mengetahui akan siapa dirinya yang sesungguhnya, Song Lin Qian harus menghadapi banyak masalah di dalam pencariannya.


Akankah Song Lin Qian berhasil dalam pencariannya? Ikuti alur cerita yang berjudul "PANGERAN PENDEKAR NAGA" hanya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kakek Pengemis

***

Setelah selesai makan malam, mereka semua akhirnya kembali ke kamar mereka masing-masing, termasuk Qian dan Fa Lio Bai serta Fa Xian. Setelah berada di dalam kamar, Qian pun menceritakan akan rencana Xihua yang akan menggunakan dirinya sebagai kekasih bayaran.

"Apa aku tidak salah dengar? Tuan Putri meminta mu untuk menjadi kekasih bayarannya?"

"Iya Paman, bahkan Xihua sudah lebih dulu memberikan bayaran awal kesepakatan, ini dia!" kata Qian seraya mengeluarkan kantong uang pemberian Xihua.

"Disini ada 10 Koin Emas untuk pembayaran awal kesepakatan, nanti setelah rencananya berjalan dengan lancar, Xihua akan memberikan bayaran yang lebih dari ini," kata Qian.

Fa Lio Bai dan Fa Xian tidak bisa berkata apa-apa melihat 10 keping emas di atas meja, keduanya hanya bisa menelan ludah dan dengan gugup Fa Xian pun berbicara, "Selama ini kami berkeliling melakukan atraksi, jangankan mendapatkan 10 Keping Emas, sekeping saja harus membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mendapatkannya!" kata Fa Xian.

"Dengan uang sebanyak ini saja jangankan lima hari harus libur, bahkan jika harus libur selama tiga bulan pun aku tidak keberatan," kata Fa Lio Bai.

"Kalau begitu kita bagi uang ini, Lima untuk Paman, dan Lima nya untuk ku, bagaimana?" tanya Qian.

"Kamu memberikanku sekeping saja juga gak masalah Qian, itu saja sudah lebih dari cukup," jawab Fa Lio Bai.

"Mana mungkin aku tega melakukan itu kepada kalian!" kata Qian seraya memberikan lima keping Emas itu kepada Fa Lio Bai.

"Terima kasih Qian, mungkin kamu memang pembawa keberuntungan bagi kami," kata Fa Lio Bai seraya mengambil koin emas di hadapannya.

"Mulai besok kita tidak perlu melakukan atraksi lagi, kita akan langsung pergi ke Kota Xianyang, kita akan menunggu Tuan Putri di sana lebih awal," kata Fa Lio Bai.

"Tapi Ayah, kita harus memberitahu Xeiyin akan masalah ini agar dia tidak lagi marah kepada Qian," kata Fa Xian.

"Benar juga, besok aku yang akan memberitahukannya," jawab Fa Lio Bai.

"Owh iya, kenapa Xeiyin tadi terlihat marah ke padaku? Apa alasan dia marah seperti itu?" tanya Qian.

"Kamu ini memang tidak mengerti atau hanya pura-pura tidak mengerti?" tanya Fa Xian yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Qian.

"Qian, aku akui Xeiyin masih begitu muda, akan tetapi dia cukup tahu arti sebuah perasaan!" kata Fa Lio Bai.

"Arti sebuah perasaan? Jangan bilang maksud paman Xeiyin itu marah padaku karena perasaan tidak suka atas kedekatanku dengan Xihua?" tanya Qian.

"Dia cemburu melihatmu dengan Xihua!" kata Fa Xian.

"Jadi itu penyebabnya yang membuat dia bertingkah aneh selama ini?" 

"Tingkah anehnya itu disebabkan perasaannya, dia menyukaimu Qian," ucap Fa Lio Bai.

Qian terdiam mengetahui kebenaran itu, dia sendiri tidak tahu sejak kapan Xeiyin menyukainya? Namun setelah dipikir-pikir lagi antara dia dan Xeiyin tidak memiliki hubungan keluarga, sedangkan antara dirinya dan Xihua masih satu darah.

"Kata nenek manusia memiliki jarak batas tertentu antara pria dan wanita, batas itu bisa di singkirkan jika kedua pria dan wanita sudah saling menyukai sehingga menciptakan sebuah hubungan yang diawali dengan pernikahan, selama itu bukan saudara, maka tidak ada masalah, hanya saja saat ini umur ku masih begitu muda, begitu juga dengan Xeiyin, kata nenek untuk benar-benar serius dalam menjalani sebuah hubungan, usia harus 20 ke atas," batin Qian yang mengerti jika saat ini dia dan Xeiyin masih belum cukup umur untuk memikirkan masalah sebuah hubungan.

"Bagaimana menurutmu Qian?" tanya Fa Lio Bai.

"Bagaimana apanya paman?" tanya balik Qian.

"Bagaimana pendapatmu tentang perasaan putriku?" tanya kembali Fa Lio Bai.

"Paman, jujur saja untuk saat ini aku sendiri belum memikirkan hal semacam itu, usia kami berdua masih terlalu muda, terutama Xeiyin, walau Xeiyin terlihat dewasa, akan tetapi dia masih berusia 15 tahun. Biarkan dia menikmati indahnya masa mudanya dengan bebas," kata Qian.

"Berarti kamu menolak cinta adikku?" tanya Fa Xian dengan serius.

"Bukan menolaknya, Xeiyin memang gadis yang baik dan juga cantik, selain itu dia memiliki bakat yang tidak biasa, sayang rasanya jika bakatnya itu tidak ditingkatkan, mungkin aku akan benar-benar menerimanya jika usianya sudah cukup matang, Xeiyin adalah sekuntum bunga yang masih harus mekar, dan begitu sudah mekar, keindahannya akan benar-benar terpancar!" ucap Qian.

"Keburu di Petik orang lain Qian!" ucap Fa Lio Bai.

"Nenek bilang jodoh sudah ada yang mengatur, jika kami berjodoh, sebesar apapun badainya, pasti tetap akan kembali kepada jodohnya," kata Qian.

"Apa Kakek dan Nenek nya itu adalah penderma?" batin Fa Xian.

"Ini sudah larut malam, sebaiknya kita istirahat," kata Qian.

Ketiganya akhirnya beristirahat karena sudah terlalu malam, dan mereka bertiga segera tidur, namun tidak untuk Qian, matanya tidak bisa terpejam karena masih mengingat dengan rencana Xihua.

"Aku akan kembali ke tempat ku dilahirkan, namun hingga saat ini aku masih belum menemukan cara untuk meningkatkan kemampuan beladiri ku," batin Qian.

Setelah Fa Lio Bai dan Fa Xian sudah tidur dengan nyenyak, Qian justru bangun dan mengeluarkan Kitab Naga Langit nya, dia membuka jendela dan memperhatikan Fa Lio Bai serta Fa Xian sekali lagi, dia memastikan jika mereka berdua sudah terlelap. Setelah sangat yakin jika mereka berdua sudah tertidur dengan lelap, Qian pun melompat keluar dan pergi melewati atap ke atap setelah itu dia turun dan mengambil salah satu lampu lampion di jalan lalu segera pergi menuju ke luar Kota untuk berlatih.

***

Tanpa seorang guru pembimbing, sulit bagi seseorang untuk berlatih seorang diri, bahkan dengan petunjuk dari kitab sekalipun juga sangat mustahil, itulah yang saat ini Qian alami.

Qian memang terus melatih Kitab Naga Langit nya, walau sudah melatih beberapa macam jenis ilmu beladiri yang ada di dalam kitab tersebut, namun Qian hanya mendapatkan satu lingkaran tenaga dalam saja.

Saat ini Qian memiliki 16 lingkaran Tenaga Dalam, untuk bisa mencapai puncak Pendekar Jiwa Petarung, Qian membutuhkan 20 lingkaran Tenaga Dalam, jadi Qian harus mengumpulkan Empat Lingkaran Tenaga Dalam lagi untuk bisa mencapai ke Puncak Jiwa Petarung.

"Tendangan Kaki Naga Berputar."

"Cakar Naga Bumi."

"Cakar Naga Langit."

"Kaki Naga Terbang."

"Jurus Pedang Naga Api."

Satu persatu Qian mempelajari jurus-jurus dasar dari Kitab Naga Langit, yang menjadi sasaran latihannya adalah sebatang pohon. Angin malam yang dingin sama sekali tidak bisa mengeringkan keringatnya, Qian tidak memperdulikan akan hal itu, yang penting baginya saat ini adalah berlatih dengan segenap jiwa dan raga nya.

Setidaknya dia bisa menguasai jurus-jurus nya dengan sempurna walau belum memiliki peningkatan Tenaga Dalam, bagi Qian, memiliki bermacam jenis seni ilmu beladiri mungkin bisa berguna untuknya, seperti Fa Xian yang menguasai beberapa keterampilan seni ilmu beladiri, jika mengenai Tenaga Dalam, Qian akan berusaha mengumpulkan uang sebanyak mungkin untuk membeli berbagai jenis sumber daya yang dibutuhkannya.

Nafas Qian mulai terasa berat karena kelelahan, secara fisik Qian memang kuat, namun secara mental, dia sebenarnya sudah sangat kelelahan.

Qian memperhatikan pohon yang menjadi sasaran latihannya, bekas serangan Qian telah membuat luka yang cukup dalam pada Pohon tersebut, hal itu membuat Qian mulai merasa jika latihannya sudah ada peningkatan.

"Bagaimana kamu bisa berlatih dengan pohon yang tidak bisa bergerak dan tidak bisa memberikan perlawanan anak muda? Jika kamu ingin mendapatkan hasil dari latihan yang baik, carilah lawan tanding! Kalau kamu berlatih dengan pohon, itu hanya untuk anak kecil yang baru belajar saja."

Jantung Qian seperti hampir berdetak setelah mendengar suara seorang pria tua, dia mengambil lampu lampionnya,lalu Qian  membawa lampu lampion itu untuk mencari sumber suara tersebut.

"Kakek siapa? Sejak kapan kakek berada disini?" tanya Qian setelah menemukan pemilik suara tersebut yang merupakan seorang kakek-kakek yang bahkan lebih tua dari pada Feng Feng.

Kakek tersebut sedang duduk bersandar di pohon yang tidak jauh dari tempat latihan Qian, anehnya Qian sama sekali tidak menyadari jika ada orang yang sedang duduk di pohon tersebut.

"Aku lebih dulu berada disini sebelum kamu tiba, bahkan aku melihat mu sejak awal kamu mulai memukuli kayu yang tak bersalah itu," kata kakek itu yang masih bersandar dengan tongkat kayu yang berada di pangkuannya.

"Ha? Tapi saat aku kesini aku tidak melihat siapa-siapa?" kata Qian.

"Hehehe, itu karena kamu tidak benar-benar memeriksanya dengan teliti!" kata kakek tersebut.

"Tapi kenapa kakek berada disini malam-malam sendirian?" tanya Qian.

"Dari dulu memang seperti ini kebiasaanku, di alam yang bebas ini aku bisa merasakan suara alunan musik merdu para serangga dan juga binatang, dan dari suara itulah aku selalu mendapatkan pencerahan," kata si Kakek.

"Namaku Lin Qian! Jika boleh tahu siapa nama kakek?" tanya Qian.

"Em, kamu bisa memanggilku Kakek Pengemis saja," jawab kekek itu.

"Kakek Pengemis?" 

Qian memperhatikan pakaian lusuh si kakek itu, pakaiannya hampir sama dengan pakaian yang dia kenakan, hanya saja Qian merasa ada yang aneh dari si Kakek Pengemis itu.

"Apakah kakek sudah lama berada di Kota ini?" tanya Qian.

"Ee.. aku juga baru tiba malam ini," jawab Kakek Pengemis itu.

"Memangnya kakek ini sebelumnya dari mana?" tanya lagi Qian yang masih penasaran.

"Dari sana!" kata si Kakek Pengemis seraya menunjuk ke langit.

Qian menoleh ke langit dengan bingung, dia merasa kakek itu seperti sedang mabuk yang membuatnya tidak jelas saat menjawab, hanya saja Qian sama sekali tidak mencium bau arak di tubuh si Kakek, biasanya orang yang minum arak baunya akan masih melekat seperti saat Feng Feng minum arak dulu.

"Owh, jadi kakek dari atas pohon!" kata Qian yang tidak mau pusing memikirkannya.

"Hehehe,,, masih muda tapi tidak melihat arah yang aku tunjuk dengan benar! Aku ini datang dari sana, untuk apa aku datang dari puncak pohon ini? Dasar pemuda payah," kata Kakek Pengemis itu.

"Terserah sajalah!" batin Qian yang masih merasa kakek itu sedang ngelantur.

"Kakek Pengemis, aku akan kembali ke Penginapan, Apakah kakek masih ingin tinggal disini atau ingin ikut denganku?" tanya Qian.

Qian merasa tidak enak jika harus meninggalkan kakek tua itu seorang diri di tempat gelap seperti itu, karena itu dia menawarkan kakek itu terlebih dahulu.

"Untuk apa aku ikut kesana? Disini saja aku sudah merasa tenang! Jika kamu mau menemani ku disini, aku tidak keberatan," jawab si Kakek Pengemis.

"Maaf kek, bukannya tidak mau, tapi aku di penginapan masih memiliki teman, takutnya mereka bangun dan bingung saat melihatku tidak ada di tempat! Jadi maafkan aku kek, aku harus kembali," kata Qian.

"Owh, sangat disayangkan sekali! Jika kamu ingin kembali tidak apa-apa, tapi jika kamu merasa kasihan kepada kakek tua ini, maka kamu tetap disini menemaniku hingga pagi nanti, lagi pula kamu ini masih membutuhkan banyak pencerahan tentang cara mempelajari Kitab Naga Langit mu itu bukan? Aku mungkin bisa membantumu," kata si Kakek Pengemis itu yang membuat Qian terkejut mendengarnya.

"Bagaimana kakek bisa tahu jika Kitab yang ku pelajari ini adalah Kitab Naga Langit? Siapa sebenarnya kakek ini?" tanya Qian sedangkan si Kakek Pengemis hanya terkekeh melihat keterkejutan Qian.

1
Nunung Setiawan
Luar biasa
math manggi
Buruk
Jasimmarseda
Luar biasa
Calvin Fransetyo
seharus nya benua bintang Thor di baca juga nga rebet kalau Masi ngantuk jangan tulis inspirasi/Scream//Scream/
Ian Tazz
Luar biasa
Andreaaa
gausa di sebutin semua juga kali, si cewek cuma nanya nama mc doang
Andreaaa
Jangan pake "owh" segala thor cringe
Andreaaa
Plot klasik, memaksakan sebuah kejadian drama, akhirnya kesan story nya kaya di paksakan
Siti Hidayah
Luar biasa
AKBAR JAYASASMITA
Lumayan
ahmad sudrajat
Luar biasa
Uchy
Perasaan di awal Zhiu Fao hanya pendekar jiwa kaisar,,,, belum sehari tau-tau udah jadi pendekar jiwa pertapa 🤣🤣🤣🤣
Uchy
Dengan kemudian 🤣🤣🤣🤣 Qifei...????
Bukan dengan kemampuan ya Thor 😁😁😁😁.?????
Uchy
Teman....??????
PD kali bilang Qian teman 🤣🤣🤣
Dia itu malaikat maut yang datang menjemputmu, Zhiu Fan.
simplewati 777
Luar biasa
Icha Himura Suwandi
makin seru dan mendebarkan./Determined//Determined/
Icha Himura Suwandi
mantab thor... ya kadang emang harus dibikin agak sengklek jg pangerannya. jangan garang mulu/Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful/
kutu
Luar biasa
irman Pyk
kok ngelantur
Al Amin
"pertempuran itu menggelengkan warga setempat,.."
😇
Uchy: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!